Berdua

8K 605 19
                                    

Ara tersenyum menatap Azam yang tengah tertidur di sampingnya. Rindunya pada Azam sudah terobati, Ara bahagia dan bersyukur Allah kembali mempertemukannya dengan Azam.

Ara mengusap pipi Azam, sudah lama ia tidak menggangu Azam tidur, itulah kebiasaan Ara jika ia yang bangun terlebih dahulu. Tangan Azam beralih pada punggung Ara, ia memeluk Ara, Ara tidak berhenti menatap wajah tampan Azam.
Tidur Azam begitu nyenyak, sehingga tidak sadar Ara mengusap wajahnya, malam tadi mereka berdua tidur jam 11 malam, begitu banyak cerita yang Ara ceritakan pada Azam, termasuk alasannya pergi tanpa pamit. Azam pun menceritakan tentang perjuangannya mencari Ara, mereka saling bertukar cerita karena sudah lama tidak bertemu.

"Abang...bangun dah pagi"

""Abang!" Namun masih senyap.

"ABANG BANGUN" Ara sedikit berteriak membangunkannya.

"Bee...ini beneran Bee? Abang ada di mana?"

"Eh lupa pula dia, Abang lupa kemarin Abang datang ke sini"

"Di mana?" Azam mengucek matanya

"Malaysia"

"Ah iya baru ingat"

"Bangun, sholat subuh" ucap Ara sambil mengikat rambutnya. Lalu Ara melangkah beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi untuk menyegarkan badannya.

Setelah beberapa menit di kamar mandi, Ara sudah selesai mandi dan berwudhu, sedangkan Azam masih terlelap tidur.

"Ya Allah Abang...gak bangun-bangun juga. Bangun Bang. Sholat subuh"

"Lima menit lagi"

Ara naik keatas kasur, lalu meloncat-loncat. "Bangun! Bangun Abang"

"Iya..."

Ara langsung turun dari kasur.

"Ara sholat duluan, nunggu Abang bisa kesiangan Ara nyiapin sarapan" Ara memakai mukena nya, ia kembali menghampiri Azam yang tidak bangun-bangun. "Kalau gak bangun Ara siram pakai air"

"Eee...eee...jangan lah. Abang bangun" jawab Azam segera bangun, lalu duduk sambil mengumpulkan tenaganya. Sudah lama Azam tidak tidur senyenyak malam tadi, karena ia selalu terpikir Ara.

Ara segera melaksanakan sholat subuh sendirian, padahal ia ingin berjamaah dengan suaminya, tapi karena Azam belum siap lagi, Ara harus sholat sendirian.

Selesai mengerjakan satu kewajiban, Ara melangkah menuju dapur, sedangkan Azam masih berada di kamar mandi. Seperti biasanya, pagi-pagi Ara ke dapur untuk memasak sesuatu untuk sarapan pagi.

*****

Ara mengajak Azam jalan-jalan ke tempat-tempat yang sudah pernah Ara kunjungi, Ara mengenalkan tempat-tempat yang Indah yang ada di Kuala Lumpur. Ini pertama kalinya Azam berada di Malaysia, ia senang Ara mengajaknya ke berbagai tempat, tidak hanya itu, Ara mengajak Azam untuk merasakan masakan-masakan khas Melayu, mereka berburu makanan, mencoba sesuatu yang baru.

Sudah hampir empat jam mereka berada di luar rumah, Azam sudah lelah mengikuti Ara ke sana kemari mengajak Azam jalan-jalan. Kini Ara dan Azam sedang berada di Kafe yang cukup terkenal. Ada seseorang yang sedang Ara tunggu. Tidak akan lama lagi ia akan kembali ke Indonesia, kembali pada aktivitas sehari-hari.

"Bee ramai juga ya di sini?"

"Iya Bang, ini salah satu tempat favorit orang-orang untuk bersantai" jawab Ara sambil mengaduk kopinya menggunakan sedotan.

"Assalamualaikum"

"Wa'alaikumussalam"

"Akhirnya datang juga kalian. Duduk-duduk"

"Maaflah kami lambat"

"Tidak masalah yang penting kalian datang. Kalian apa kabar?"

"Alhamdulillah sihat Ra. Ara, Abang bagaimana? Sihat?" tanya Sofia

"Alhamdulillah kami juga sehat. Pesanlah nanti Abang yang traktir" ucap Ara

"Iye ke?"

"Iya"

"Wah...syukur Alhamdulillah"

"Gimana sudah selesai Ra?"

"Alhamdulillah sudah Kak, Ara sudah mengikuti tahap-tahapnya. Semoga saja setelah ini apa yang diharapakan terkabulkan"

"Aamiin..." ucap mereka semua

"Yang penting terus usaha dan berdoa ye" ucap Elvina

Ara tersenyum manis menatap Elvina, "Iya Kak"

"Awak ke sini lagi tak nanti?" tanya Amira

"In Syaa Allah...kalau kalian nikah aku pasti datang"

"Kapan mau nikah?" tanya Azam

"Calonnya pun tak de Bang, macem mana nak kawin" jawab Sofia

"Do'akan kita berdua semoga segera dipertemukan" ucap Amira

"Aamiin..."

Ara ngobrol-ngobrol dengan ketiga sahabatnya, nanti mereka akan lama lagi bisa bertemu. Ara akan segera meninggalkan Malaysia dan kembali ke Indonesia, selagi masih ada waktu untuk bertemu mereka Ara gunakan waktunya untuk bersama mereka bertiga, mereka bertiga sudah menjadi bagian hidup Ara, Ara sudah menganggap mereka sebagai saudaranya sendiri.

Setelah lama ngobrol santai di kafe bersama ketiga sahabatnya, Ara dan Azam berpamitan untuk pulang ke rumah, hari pun sudah mulai sore, sudah seharian Ara dan Azam berada di luar rumah. Ini pertemuan terakhirnya bersama ketiga sahabatnya, karena besok atau lusa ia akan kembali ke Indonesia.

"Jangan lupakan kami di sini"

"Iya gak bakalan lupa"

"Kalau ke sini kabarin kami"

"Iya"

"Kami di sini akan selalu mendoakan yang terbaik untuk Abang dan juga awak Ra. Makasih sudah mau menemui kami"

"Makasih juga atas waktunya. Semoga kita dipertemukan lagi"

"Aamiin"

"Ara jaga kesehatan ya, jangan banyak pikiran, jangan stres pula" ucap Elvina

"Siap Kak El. Kak El makasih atas sarannya ya"

"Dah berapa kali awak cakap makasih Ra..."

"Semoga setelah ini awak mengandung" ucap Amira

"Aamiin. Yaudah kami berdua pamit dulu ya, Kak El, Fi, Mir. Assalamualaikum"

"Wa'alaikumussalam" jawab mereka bertiga.

Ara dan Azam melangkah pergi meninggalkan Kafe itu. Kini waktunya untuk kembali ke rumah dan beristirahat. Ara yang mengemudi mobilnya, karena Azam tidak hafal jalan-jalan yang ada di sini. Mobil Ara masih ada, hanya mobil Aqila yang di jual saat sebelum pulang ke Indonesia dulu.

Tidak lama di perjalanan, Ara dan Azam sampai di rumah. Ara memasukan mobilnya ke dalam halaman rumahnya. Setelah itu mereka berdua keluar dari mobil. Saat ingin masuk kedalam rumah. Ara terdiam menatap rumah yang ada di sebelah rumahnya.

"Hai kenapa bengong?" tanya Azam

"Setiap kali melihat rumah itu, Ara selalu teringat Abang"

"Abang siapa?"

"Abang Haris, bila Ara mau ke kampus pasti dia sudah ada halaman itu, menyalakan mobilnya, setiap pagi dia menyapa Ara dan memberikan semangat untuk Ara. Hal yang masih ingat sampai sekarang adalah kebaikan-kebaikan almarhum dan kenangan bersama dia" ucap Ara yang masih Setia menatap rumah itu. Azam merengkuh Ara, dan mengajaknya untuk masuk, ada perasaan sedih yang Azam lihat dari raut wajah Ara.

Jangan kada ingat Votenya lahhh

Takdir Mempersatukan Kita (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang