Jennie dan Hosoek

674 60 13
                                    

Jennie mengangkat gelas alkohol di tangannya, menenggaknya seolah-olah ia ingin melupakan segalanya, ponselnya terus saja berdering sejak ia keluar dari restoran tempat Selgi berulang tahun tak ia hiraukan. Ia mengabaikan panggilan dari Kai yang seolah-olah hendak meledakkan ponsel milik Jennie.

"Persetan dengan Kai, pria itu tidak berguna lagi," gumamnya kesal.

"Kau sendirian nona?" tanya seorang pria tampan yang datang dan duduk di sampingnya, "Dari caramu minum kau seperti seorang gadis yang sedang patah hati."

"Ya aku sedang patah hati," gumam Jennie dengan nada ketus

"Pasti pria yang membuatmu patah hati adalah pria yang sangat tampan," kata pria asing itu.

"Ya tampan seperti dirimu," jawab Jennie dengan nada malas

"Apa setiap malam kau ke club ini?" tanya pria tampan itu.

"Tidak, hanya kebetulan." Jennie menjawab dengan malas.

"Aku melihatmu kemarin," kata pria itu.

Jennie tidak menghiraukan pria yang duduk di sampingnya, setelah memesan kembali satu gelas alkohol Jennie menenggaknya, ketika hendak membayar pria itu menahan tangan Jennie dan menyerahkan uang tunai pada bar tender.

"Terima kasih," kata Jennie seraya bangkit meninggalkan pria itu, kemarin malam ia telah lelah mabuk dan bercinta dengan teman one night stand, hari ini suasana hatinya tidak baik, ia tidak berminat melakukan lagi meskipun pria yang ia jumpai kali ini tampan, tak kalah tampan dari pria yang mematahkan hatinya.

"Nona kau sangat mabuk, biar aku mengantarmu," pria itu membuntuti Jennie yang sedang berdiri menunggu taxi.

"Pergilah, jangan kau kira dengan segelas alkohol kau bisa merayuku," sinis Jennie sambil merogoh saku jaketnya, ia mengambil selembar uang kertas pecahan $10 lalu memberikan pada pria itu.

Namun tanpa di duga tubuhnya limbung dan tiba-tiba ia muntah di dada pria itu.

"Shiiittt!!!" pria itu tentu saja marah.

"Nona, kau!!! Argh!!!" geram pria itu namun percuma karena Jennie telah pingsan di bahunya.

Paginya Jennie terbangun dengan kepala yang berdenyut hebat, ia menemukan dirinya sendiri yang hanya terbungkus selimut dan dalam dekapan seorang pria.

Mendengus kesal, Jennie menyingkirkan lengan yang membelenggunya.

"Kau sudah bangun?" tanya pria yang memeluk Jennie.

"Di mana aku?" tanya Jennie setengah bergumam sambil dengan malas membuka matanya.

"Di tempat tinggalku," jawab pria itu.

"Di mana pakaianku?" tanya Jennie lagi dengan nada seolah ia tak peduli dengan pria yang memeluknya.

"Aku membuangnya, kau muntah di seluruh tubuhku," jawab pria yang memeluk tubuh Jennie.

Jennie melepaskan tubuhnya dari kungkungan pria itu dan duduk sambil memijit pelipisnya.

"Kau tidak membawa dompetmu, kau tidak membawa ponselmu, aku tidak tahu harus ke mana mengantarmu," kata pria itu sambil memindah posisinya menjadi terlentang dan menyilangkan kedua lengannya di belakang kepalanya.

"Jam berapa ini?" Jennie bertanya.

"Jam 11 siang," jawab pria itu seraya melirik jam yang tergantung di dinding kamarnya.

"Astaga, pinjami aku pakaianmu, dan....uang, aku harus kembali ke hotel," kata Jennie. Ia memang tidak membawa apa pun karena ia pergi bersama Kai, ia hanya membawa 100 dollar di saku pakaian yang dikenakannya tadi malam.

"Aku akan mengantarmu," kata pria tampan itu.

"Tidak perlu," tolak Jennie cepat sambil menatap wajah pria yang menolongnya tadi malam, Jennie baru menyadari pria tampan itu juga bermata biru.

"Jangan keras kepala ayolah," bujuk pria itu.

"Baiklah jika kau memaksa," Jennie mengalah. 'Memang lebih baikdiantarkan daripada harus naik taxi dengan mengenakan pakaian pria' seringainya dalam hati.

"Jadi siapa namamu?" tanya pria itu.

"Jennie," jawab Jennie singkat.

"Kau tidak menanyakan siapa namaku?" protes pria itu dengan seringai menggoda di wajahnya.

"Aku tidak keberatan jika kau ingin memberitahu siapa namamu," jawab Jennie acuh.

"Hoseok," jawabnya santai, "Jadi kau tinggal di hotel?" Hoseok bertanya.

Jennie tertawa ringan lalu berkata, "pertanyaan konyol, aku ada sedikit urusan di London, aku akan secepatnya ke Los Angeles karena aku sekarang tinggal di sana."

"Kapan kau akan kembali mengunjungi London?" tanya Hosoek.

"Entahlah," jawab Jennie pahit mengingat kejadian tadi malam, Krystal dan Taehyung sekarang berada di London, menyakitkan. Ia tak sanggup menghadapi mereka.

"Jadi kau akan kembali ke Los Angeles?" tanya Hosoek.

"Tentu saja, malam ini aku akan kembali ke sana, oh iya terima kasih atas bantuanmu," kata Jennie ketika mobil berhenti di depan hotel yang mereka tuju.

"Beri aku nomor ponselmu jika kau ingin berterima kasih padaku," jawab Hosoek dengan nada santai. 

"Bukankah kau telah memakai tubuhku tadi malam? Ku rasa itu cukup," jawab Jennie penuh percaya diri.

"Kau pikir aku sudi menyetubuhi wanita yang mabuk sampai pingsan? Lebih baik aku menyetubuhi mayat," jawab Hosoek dengan nada bercanda.

"Tampaknya kau pria baik-baik," kata Jennie dengan nada mengejek.


Menikah Dengan PilotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang