Ibu Tiri

500 51 5
                                    

Bibir Jennie bergetar karena ketakutan, sangat jelas ia ketakutan karena seumur hidup ia belum pernah berbicara langsung hanya berdua dengan Siwon walaupun sekarang kenyataan nya mereka tidak berdua tetapi berempat tetaplah ia seperti sedang berdua dengan Siwon yang ternyata benar-benar dingin dan mengerikan.

Tanpa menunggu Jennie menjawab pertanyaannya Siwon telah menginstruksikan kepada dua bodyguard untuk menggiring Jennie keluar meninggalkan kamar itu, sementara saat salah satu bodyguard dengan sigap mengambil koper yang telah di persiapkan oleh Jennie seolah ia sedang mempersiapkan diri untuk di jemput oleh mereka.

Jennie tidak tahu kakaknya akan membawanya yang jelas ia tidak berani bertanya, bahkan saat mereka berada di mobil untuk melirik kakaknya yang duduk di sampingnya saja ia tidak berani hingga ia tiba di bandara dan memasuki kabin pesawat, Siwon sama sekali tidak mengajaknya berbicara. Pria itu benar-benar melebihi gunung es bukan hanya seperti gunung es tetapi seribu kali melebihi gunung es, sangat dingin dan menakutkan.

Apakah ia juga bersikap seperti ini kepada Krystal atau hanya kepadaku?

Setelah perjalanan panjang akhirnya tiba juga mereka, ternyata kakaknya yang dingin itu menjemput Jennie dan mengantarkannya ke rumah. Seharusnya ia bahagia mendapatkan perhatian dari kakaknya yang telah ia dambakan sejak lama tetapi kali ini semua berbeda. Kakaknya pasti telah mengetahui perbuatannya. Lagi-lagi semua keran Krystal.

Taeyeon yang membukakan pintu rumahnya tampak terkejut melihat dua sosok yang berdiri di depan pintunya. Untuk pertama kali dalam hidupnya Siwon menginjakkan kaki di rumah, ini seperti mimpi bagi Taeyeon. Wanita itu begitu gembira menyambut kedatangan kedua orang tersebut.

"S-Siwon.....,Jennie....," ucap Taeyeon terbata.

"Tante aku mengantarkan putrimu kembali karena dia tdak seharusnya hidup sendiri di Rusia," kata Siwon. Nada bicaranya terdengar dingin dan suara yang terdengar berat.

"Kalian masuklah dulu," kata Taeyeon. "Bagaiamana kabar kalian? Jennie apa kau sakit? Kau tampak pucat."

"Keadaanku baik Mommy," jawab Jennie denga bibir bergetar. Bagaimanapun ia sangat ketakutan, sekarang ia yakin keluarga Krystal telah mengetahui perbuatannya dan sekarang ia benar-benar harus menghadapi semua ini. Tidak ada jalan untuk mundur, tidak ada jalan untuk berlari. Ia memang harus menghadapinya seberat apa pun nanti.

"Siwon, apa kau akan menginap disini?" setelah mempersilakan Siwon duduk, Taeyeon membuka pembicaraan. "Mommy....Maksudku tante akan menyiapkan kamar untukmu jika kamu ingin menginap di sini, apa kau datang sendiri? Kenapa kau tidak membawa Aera dan Yoona? Tante merindukan mereka."

"Mereka baik," jawab Siwon singkat seolah tanpa minat berbincang.

"Ah Baiklah, pastilah kalian lelah karena perjalanan panjang, Tante akan menyeduh teh lemon untuk kalian. Bersantailah sebentar sambil menunggu Daddy kalian kembali, ia masih ada di perusahaannya," kata Taeyeon.

Siwon yang seperti biasa tidak menjawab apa pun dia hanya duduk diam sambil jemarinya terus mengetik di layar ponselnya. Mereka duduk berhadap-hadapan dengan Jennie yang tampak kikuk bahkan sepertinya untuk bernafaspun Jennie tampak sangat berhati-hati.

Lima belas kemudian Taeyeon kembali membawakan dua cangkir teh lemon beserta beberapa potong kue khas negara itu.

"Aku harap kau menginap beberapa hari di sini," ucap Taeyeon sambil meletakkan dua cangkir teh di atas meja. "Ayo, Siwon minumlah teh lemonnya."

Dengan gerakan anggun Siwon mengambil cangkir tehnya kemudian perlahan menyesap tehnya kemudian mengembalikan cangkir teh ke tempat semula. "Aku tidak akan menginap," kata Siwon singkat.

"Sayang sekali," ucap Taeyeon terdengar penuh kekecewaan.

Siwoon berdehem. "Tante apa kau tahu perbuatan yang telah di lakukan oleh putrimu?"

"Maksudmu?" tanya Taeyeon.

"Kau bisa tanyakan kepada putrimu," jawab Siwon tanpa melirik sedikitpun ke arah Jennie yang sejak tadi tertunduk.

"Jennie....apakah kau melakukan kesalahan?" tanya Taeyeon kepada Jennie yang duduk di sebelahnya.

Jennie semakin tertunduk dalam, tatapan matanya hanya mampu menatap lantai yang pijak.

"Jennie, apa yang terjadi?" Taeyeon mulai khawatir. "Katakan kepada Mommy apa kau melakukan kesalahan Jennie?"

Jennie menggenggam erat kedua telapak tangannya, tentu saja ia sangat ketakutan. Ia adalah seorang pembunuh, rasa berdosanya setelah membunuh terasa sangat mengerikan mengantuinya. Sekarang ketakutannya bertambah hingga nyaris mencekik lehernya karena harus menghadapi pertanyaan dari keluarganya.

"Jennie...." Taeyeon mengangkat dagu putrinya yang tertunduk dalam kemudian ia mengalihkan pandangannya kepada Siwon."Siwon, tolong ceritakan kepada tante apayang terjadi."

Bibir Siwon tampak mengulas sedikit senyum. "Putrimu mencoba mencelakai Krsytal dan suaminya," Siwon menjeda kalimatnya.

Mendengar apa yang di ucapkan Siwon membuat Taeyeon mengerjapkan matanyabeberapa kali wanita itu tampak memegangi dadanya. "Bagaimana keadaan mereka?" tanyanya dengan nada panik.

"Keadaan mereka berdua untuk saat ini aku tidak bisa memastikan mereka akan bangun kapan atau keadaan terburuknya adalah seumur hidup dalam keadaan tanpa kepastian diantara hidup dan mati," jawab Siwon penuh dengan penekanan.

Mendengar itu ada sedikit kelegaan di dalam benak Jennie karena Krsytal dan Taehyung tidak meninggal, ia bukan seorang pembunuh. Setidaknya ia tidak harus menerimahukuman matai kelak.

"Mungkin jika kau tidak menjemputnya ia kan melarikan diri. Sekarang karena ia telah berada di rumahnya, Tante tolong jaga dan beri dia pelajaran. Aku tidak tahu apa yang akan dilakukan keluarga Jung nanti kepadanya. Mereka telah mengetahui semua perbuatan Jennie dan aku sendiri tidak yakin apa keluarga Jung akan mengampuninya, untuk saat ini mereka belum mengambil keputusan. Tetapi, tante tahu sendiri bagaimana sikap Mommyku dan kau juga tahu sendiri bagaimana perasaan Daddy, aku tidak yakin Daddy akan membela Jennie meski ia putri satu-satunya, mengingat Daddy begitu mencintai mantan istrinya." Siwon mengucapkan kalimatnya dengan nada begitu sinis.

Taeyeon hanya mampu menelan ludahnya yang terasa sangat pahit. Ucapan seperti pedang yang menebas jantungnya, sakit. Tentu saja sangat sakit. Wajah Taeyeon semakin tampak gelap, ia tahu suaminya masih sangat mencintai Jessica.

Siwon, bisakah kau menjaga sedikit ucapanmu? Setidaknya hargai aku sebagai ibu tirimu, istri dari ayahmu.


JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT

Menikah Dengan PilotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang