Beri Aku Waktu

1.3K 110 4
                                    

Krystal berjalan dengan anggun di sebuah pusat perbelanjaan terbaik di London. Ia menggandeng tangan mungil Aera keponakannya, pakaian yang mereka kenakan juga senada. Seluruh dunia juga tahu siapa Aera karena Krystal sangat sering memamerkan keponakannya di halaman media sosialnya.

Mereka berjalan dengan diiringi pengawal ketat, beberapa bodyguard dan seorang asisten bernama Yeri.

Wartawan masih mengejar Krystal, yang hingga sekarang masih bungkam perihal gagalnya pernikahannya dengan Jungkook, bukan hanya Krystal, Jungkook dan keluarganya semua bungkam masalah kegagalan pernikahan mereka, membuat wartawan semakin brutal mengejar Krystal.

Puas berbelanja mereka juga pergi ke spa, melakukan berbagai macam treatment. Ketika hendak keluar melalui pintu keluar mall Krystal melihat dua sosok yang akrab dimatanya, Jungkook dan Irene. Krystal dengan tenang tetap melangkahkan kakinya.

"Krystal, hari ini kau berbelanja juga rupanya?" sapa Irene yang buru-buru menghampirinya, "hai Aera cantik, apa kabarmu?"

Aera hanya mengerjapkan matanya dengan ekspresi imutnya.

"Hai Irene," sapa Krystal dengan sikap anggun dan tenang meskipun batinnya bergejolak, ia ingin sekali melarikan diri dari tempat itu.

"Selamat berbelanja, mobil kami telah datang, sampai jumpa," kata Krystal yang melihat mobil telah siap.

"Baiklah sampai jumpa Krys," kata Irene sambil melambai lambaikan tangan hingga Krystal masuk ke dalam mobilnya dan menghilang dari pandangannya.

"Untuk apa kau menyapanya?" tanya Jungkook dengan tatapan mata tidak senang pada Irene, mereka telah duduk di sebuah gerai kopi yang terkenal di kota itu.

"Apa yang salah? Dia temanku," jawab Irene acuh.

"Jangan berpura-pura baik."

"Hahaha, lihat gadis pujaanmu ia baik-baik saja."

Perasaan Jungkook seperti tergigit, memang kelihatannya Krystal baik-baik saja, sejak awal ia memang bersikap biasa saja meskipuun status mereka saat itu dari berteman menjadi pasangan kekasih dan mulai bertunangan.

Sikap Krystal selalu biasa saja.

'kenapa ia sangat pandai menyimpan emosinya?' batin Jungkook

Mereka berada di agency yang sama, mereka menjalin keakraban, Krystal sangat royal kepada teman-temannya, ia sering sekali mengajak teman-temannya sekedar makan, menonton di bioskop dan kadang bepergian menggunakan pesawat pribadi milik orang tuannya, bukan hanya orang tuanya, kedua kakak lelakinya juga sering menggunakan pesawat pribadi.

"Krys, apa kau memiliki kekasih?" tanya Jungkook malam itu, mereka berada di ata sebuah kapal pesiar, mereka sedang mengadakan pesta seusai melakukan fashion show untuk edisi musim panas dari brand kenamaan dunia.

"Tidak, kenapa?" tanya Krsytal yang dengan santai menyandarkan punggungnya di besi pembatas kapal.

"Bagaimana jika kita....maksudku aku telah lama, aku jatuh jatuh cinta padamu."

"Kau ingin aku menjadi kekasihmu?" tanya Krystal langsung.

"Ya, kau mengerti maksudku Krys."

"Akan kupikirkan, beri aku waktu," kata Krystal dengan nada santai seolah-olah topik yang mereka bahas bukan hal yang penting.

"Berapa lama?"

"1 hari mungkin."

'1 hari? Yang benar saja!' batin Jungkook

"Baiklah, aku menunggu jawabanmu," kata Jungkook antusias sambil meneguk wine dari gelasnya.

Sesekali ekor mata Jungkook melirik wajah Krystal, sejak lama Jungkook mendambakan gadis yang menjadi temannya, gadis cantik dengan wajah perpaduan Korea-AS

Dan keesokan paginya gadis pujaanya ternyata telah pergi ke New York untuk urusan pekerjaannya, namun ia menjawab bersedia berpacaran dengannya melalui pesan teks yang di kirimkannya.

Dan satu bulan kemudian mereka baru bertemun kembali, Krystal mengajak Jungkook ke pesta pernikahan kakaknya, ia berencana memperkenalkan Jungkook sebagai kekasihnya di depan keluarganya, namun Krystal urung memperkenalkan Jungkook pada keluarganya, entah karena alasan apa. Ketika Jungkook bertanya Krystal hanya berkata, tiba-tiba ragu. Namun, Jungkook sempat bertemu kakak laki-laki Krystal yang bernama Seokjin.

Krystal mengklaim Jungkook adalah kekasihnya di depan semua orang teman-temannya, namun sikap Krystal setiap mereka hanya berdua sama sekali bukan seperti mereka pasangan kekasih. Sangat konyol, Krystal selalu menghindar setiap Jungkook hendak menciumnya atau sekedar menyentuh telapak tangannya.

"Kau melamun?" tanya Irene sambil menyenggol lengan Jungkook membuyarkan lamunannya.

"Apa yang ingin kau makan?"

"Apa saja," kata Jungkook sambil menyodorkan menu makanan pada Irene.

Dan beberapa saat kemudian pelayan mengantarkan dua gelas hot capucino dan beberapa potong cake. Jika bersama Krystal pasti gadis itu akan memesan 1 gelas matcha ice tea untuk dirinya dan 1 gelas hot milk tea untuk Jungkook karena itu kesukaan Jungkook.

Jungkook tidak terlalu suka kopi.

Malam telah larut, Jungkook masih berdiri di balkon tempat tinggalnya, bayangan wajah Krystal masih menggerayangi pikirannya. Gadi itu terlalu lama tinggal di hatinya, melepaskannya tidak semudah membalik telapak tangannya.

"Nenekku memiliki kebuh teh sekaligus pabrik matcha terbaik di Korea," begitu katanya. "Suatu saat nanti aku akan belajar membuat matcha yang sesuai dengan seleraku jika aku sudah bosan menjadi model."

Jungkook tersenyum mengingat semua kata-kata Krystal.

Krystal memang sangat manja, ia juga kadang menyusahkan, ia terlalu berambisi besar dan tidak pernah puas. Ia tidak suka berpikir banyak, ia terbiasa melakukan hal-hal dengan mudah, ia selalu meminta Yeri menemaninya meskipun hanya pergi ke Toilet.

Suatu ketika Jungkook menanyai mengapa ia bersedia menjadi kekasihnya, dengan begitu santai ia menjawab.

"Karena dari sekian banyak pria baru kau orang yang pertama kali menyatakan tertarik padaku."

Menurut Jungkook itu mustahil, namun Jungkook juga telah mengenal Krystal selama 3 tahun. Ia tidak mungkin berbohong, ia gadis lugu, ia sangat sibuk dengan dunia yang ia impikan, ia mengabaikan segala bentuk hubungan yang menguras emosi, hidupnya hanya untuk pianonya.

Yang Jungkook lihat Krystal menekuni dunia model hanya untuk membesarkan namanya, ia tidak suka menjadi nomor dua, ia berusaha keras menjadi yang terbaik dengan usahanya.

'Aku melihat kakak-kakakku mereka mengejar orang yang dicintainya seperti orang bodoh, aku tidak ingin seperti itu' itu pendapat Krystal tentang cinta.

"Kau sangat cantik, mustahil tidak ada pria yang tertarik padamu."

"Ya benar aku cantik, aku menarik, tapi karena keluargaku sangat kaya, aku juga seorang gadis yang terlalu terkenal, mungkin pria-pria di luar sana takut untuk mendekatiku," ia berhenti sejenak. "Dan kau lihat sendiri, pengawalan disekitarku begitu ketat," Krystal memandang dua asistennya yang selalu berada di sekitarnya dan 1 bodyguard yang selalu siap siaga.

"Kau tidak risih?"

"Tentu saja tidak, aku terbiasa. Aku satu-satunya putri di keluarga kami, wajar keluargaku menjagakudengan baik, aku justru berterimakasih," jawab Krystal.

Awalnya Jungkook semakin merasa tertantang, setahun kemudian ia melamar Krsytal dan dengan mudah ia juga mengangguk.

"Kenapa kau menerima lamaranku?" tanya Jungkook yang kembali Jungkook dibuat heran oleh jawaban Krystal


Menikah Dengan PilotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang