Taman Bunga

434 47 4
                                    

"Sayang, ayo buka matamu. Aku sangat merindukanmu." Taehyung menyapukan bibir lembutnya ke kulit wajah Krystal, kemudian mendaratkan bibirnya di kening Krystal.

Tidak ada kemajuan apa pun, Krystal masih nyaman dengan tidur panjangnya. Dokter mengatakan jika Krystal tidak bangun hingga melewati masa satu bulan akan ada kemungkinan bahwa ia tidak akan bangun untuk seumur hidupnya. Mendengar perkiraan dokter membuat Taehyung benar-benar ingin membunuh Jennie jika membunuh bisa membuat istrinya terbangun. Sekarang yang dapat di lakukan oleh Taehyung hanya berada di samping Krystal selama dua puluh empat jam.

Seokjin bahkan tidak kembali ke Korea karena ia tidak bisa berlama-lama berada di Moscow. Tiffany sedang masa hamil tua, ia juga harus memikirkan keluarganya sendiri. Sedangkan Aeroflot di pegang ayah mertuanya untuk sementara hingga Krystal terbangun meski tidak ada yang tahu kapan Krystal akan membuka matanya.

"Sayang, hari ini aku menyelesaikan terapiku, dan tanganku sudah sembuh, gipsnya telah dilepas. Kakiku juga telah membaik, aku bisa menggendong lagi. Aku akan menuruti semua keinginanmu, kau boleh terus menjadi model asal kau membuka matamu kembali." Taehyung terus menyuarakan isi hatinya,ia tidak mampu membayangkan jika Krystal tidak kunjung membuka matanya, bagaimana janin yang ada di rahimnya? Mampukah mereka berdua bertahan?

"Sayang kau adalah wanita yang sangat kuat, tidak ada wanita sehebat dirimu. Tidak ada wanita yang sekuat dirimu, kau juga harus tahu itu, anak kita yang ada di dalam kandunganmu juga sangat kuat. Dia mampu bertahan di tengah cobaan yang kita lalui. Anak kita mengatakan ia ingin kau belai, dia ingin kau bangun agar ia dapat mendengar suaramu." Tanpa terasa air mata Taehyung tergelincir di pipinya, ini bukan pertama kalinya ia menangis saat berbicara berdua dengan Krystal.

Tiba-tiba Siwon dan Yoona masuk ke dalam ruangan dimana Krystal dirawat. Menyadari ada orang lain yang memasuki ruangan tersebut Taehyung segera menyapu air matanya.

"Apa ada kemajuan?" tanya Siwon yang telah berdiri di samping ranjang pasien.

Siwon dan Yoona tiba di Moscow dua hari yang lalu, seluruh keluarga Jung saling bergantian mengunjungi Krystal dan Taehyung. Bahkan Yuqi juga datang bersama Kai. Sementara Jessica ia masih terus berada bersama Taehyung menjaga Krystal bergantian dengan Irene dan juga Jungkook.

Menjawab pertanyaan Siwon, Taehyung hanya menggeleng, tatapan mata Taehyung tampak begitu terluka menatap wajah Siwon dan Yoona sekilas.

Siwon dengan penuh kasih sayang membelai wajah rambut adiknya di kepala adiknya. "Bangunlah Krys, kami sangat merindukanmu. Aera, Kevin Sean ingin bertemu denganmu. Jika kau terus tinggal di rumah sakit mereka tidak bisa bertemu denganmu. Mereka masih anak-anak tidak bisa masuk ke area rumah sakit, apa kau tega membiarkan mereka terlalu lama merindukanmu?" Siwon yang tidak terlalu banyak berbicara membuka suaranya.

Sementara alam sadar Krystal ia sedang bermimpi, di dalam mimpinya yang begitu damai ia sedang berada di sebuah perbukitan yang sejuk dan damai. Ia tinggal di sebuah kastel berwarna biru yang halamannya begitu luas di tumbuhi dengan bunga-bunga beraneka ragam warna.

Krystal hidup sendiri tetapi ia justru bahagia karena tidak ada seorang pun, karena dipastikan tidak ada satu pun orang yang akan mengganggu hidupnya, tidak ada satu pun orang yang akan merusak kebahagiaannya, tidak ada orang-orang yang akan menyakiti dirinya lagi. Entah kenapa batinnya terasa sangat setiap ia mengingat seorang gadis yang memakai seragam pilot, ia tidak ingin bertemu dengan gadis itu lagidan bersembunyi di tempat itu adalah pilihan yang paling tepat menurut Krystal. Ia yakin, gadis bermanik mata berwarna hazel itu tidak akan bisa menemukannya.

Krystal berlari-lari kecil mengejar kupu-kupu yang mengitari taman-taman bunga sambil bersenandung. Tiba-tiba ia berhenti.

"Ah, andai aku memiliki piano dan biola di sini," gumamnya.

Krystal kemudian memutuskan duduk di bangku berwarna putih yang ada di sekitar taman. Matanya jauh menerawang melihat langit biru."Sangat indah seperti mata seseorang," gumamnya.

Ia mencoba mengingat-ingat siapa pemilik mata indah itu tetapi ia tidak mampu mengingatnya. Tiba-tiba seperti ada suara-suara di kepalanya yang terus saja memanggil-manggil namanya, suara itu terdengar sangat familier tetapi Krystal tidak mampu mengingat siapa pemilik suara itu.

Suara itu semakin jelas terdengar di telinganya, merasa penasaran Krystalberjalan menelusuri jalan setapak yang terbentang panjang membelah taman bunga berusaha mencari sumber suara itu. Ada sedikit bimbang merayapi perasaannya, ia memutuskan berhenti dan berdiri mematung.

Jika aku meninggalkan tempat ini mungkin hidupku tidak akan aman, hidup disini adalah hidup yang paling aman dan damai yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya. Aku tidak ingin pergi kemana-mana. 

Krystal menghela nafasnya kemudian mengembuskannya perlahan, ia sedikit menekuk kakinya dan mencium sebuah mawar berwarna biru. Aromanya begitu maskulin, ia seperti pernah mengenal aroma itu. Aroma itu sangat menenangkan perasaannya. Ia memejamkan matanya, mencoba merasakan dengan indra penciumannya merekam di otaknya aroma mawar berwarna biru itu. Tetap saja Krystal tidak bisa mengingatnya. Tiba-tiba ia kembali mendengar suara-suara yang memanggil namanya suara itu bukanhanya satu dari satu orang, tetapi terdengar seperti dari dua orang pria dan satu orang wanita. Ketiga suara itu...., Krystal seperti mengenalnya.


JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT YA

Menikah Dengan PilotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang