Taehyung Tidak Mengerti

729 70 0
                                    

"Aku juga telah membelikanmu piano kau bisa menggunakan sesuka hatimu, kau bisa tetap bekerja disini," kata Taehyung seraya menuntun Krystal kemudian mendudukkan di depan piano bewarna hitam yang tampak begitu mewah.

"Kau ingin bertemu Aera bukan? Setelah kau cukup istirahat, aku akan mengatur penerbangan ke Korea."

Krystal mengangguk sedikit linglung, sementara Taehyung menggeser penutup piano.

"Sayang, apa kau bersedia untuk mainkan sebuah lagu untukku?" tanya Taehyung.

Seolah memaksakan senyumnya Krystal mengangguk, Krystal mendudukkan pantatnya dan jemarinya mulai menekan tuts piano untuk memainkan sebuah lagu klasik.

Lagu dari Chopin Ballade in G minor.

Awalnya Krystal memainkan nada dengan sangat hati-hati, lembut dan indah, namun permainannya semakin lama semakin tampak begitu menggebu-gebu sedikit melompat-lompat seperti seekor kelinci yang berburu kupu-kupu di padang rumput lalu nadanya melemah, terdengar putus asa, lalu ia mulai menaikkan nadanya, temponya juga semakin rapat, nada suara yang terdengar sedikit resah dan menyiratkan kegelisahan yang tak dapat ia ungkapkan dengan bibirnya.

Matanya terpejam seolah menikmati kegelisahan yang membalut seluruh pikirannya, menumpahkannya melalui nada-nada yang dihasilkan melalui jemarinya, ya musik adalah hidupnya, dengan musik ia bisa berkeluh kesah, ia bisa mencurahkan segalanya, ia bebas mengekspresikan emosinya.

"Istirahatlah, tampaknya kau sangat lelah sayang," kata Taehyung begitu nada berakhir.

Krystal menghela nafas.

"Baiklah," gumam Krystal.

"Jam tujuh malam kita akan makan malam di luar, stylingmu sudah menyiapkan pakaian yang akan kau kenakan."

Krystal mengangguk, "Di mana kamarnya?" tanya Krystal.

"Sayang kau naiklah ke lantai dua, kamar utama ada di bagian kanan," kata Taehyung.

Wajah Krystal menegang, ia buru-buru mengambil ponselnya, Krystal masih tak bergeming dari kursinya.

Beberapa detik kemudian Yeri tampak datang menghampiri Krystal.

"Ayo Krys," kata Yeri.

Krystal bangkit dan mengikuti langkah Yeri menuju kamar utama.

Taehyung memandang kedua orang yang berjalan beriringan dengan tatapan curiga.

Semanja itukah Krystal? Sepenakut itukah dia?

Apa ini salah satu sebab yang membuat mantan kekasihnya meninggalkan Krystal? Mungkin ia tidak tahan dengan sifat manjanya?

******

"Aku tidak bisa pergi tanpa Yeri ataupun Joy," Krystal berniat bangkit dari kursi samping kemudi, mereka akan pergi makan malam di luar sekaligus bertemu teman Taehyung.

Taehyung menarik pergelangan tangan Krystal.

"Aku ingin menikmati waktuku berdua bersamamu sayang."

"Sudah kukatakan jangan panggil aku dengan sebutan itu," dengus Krystal tampak ia sedang kesal.

'Bukankah ini mungkin ke seribu kali aku memanggil dengan sebutan sayang? Mengapa baru saja ia melayangkan protes?' batain Taehyung geli.

"Kau aman bersamaku, pengawalku sudah cukup untuk menjaga kita," Taehyung berusaha memberikan pengertian.

"Tapi aku ingin salah satu dari orang-orangku," wajah Krystal semakin tampak merengut.

"Krys, aku bersamamu, sudah cukup." Taehyung berkata tegas.

"Taehyung kau tidak mengerti!"

"Apa yang tidak aku mengerti?" tanya Taehyung dengan nada rendah.

"Aku hanya terbiasa dengan mereka," jawab Krystal seperti ada sesuatu yang ia sembunyikan.

"Mulai sekarang kau akan terbiasa denganku." Taehyung memandang lekat-lekat wajah Krystal yang tampak resah, "baiklah, akan kuperintahkan Yeri untuk menyusul kita sayang," pada akhirnya ia harus mengalah.

Wanita memang selalu ingin menang sendiri, namun acap kali wanita selalu mengelak jika mereka di katakan egois, setidaknya itu yang Taehyung pahami sekarang. Tidak ada makhluk yang lebih rumit di muka bumi ini selain wanita.

Menikah Dengan PilotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang