Tidak ingat pesanku?

448 49 2
                                    

"Irene....." Krystal memeluk Irene sahabatnya. "Astaga aku sangat bahagia kau ada di sini," ucap Krystal. Joy yang bersama Krystal segera menjauh dari mereka karena Irene bukanlah orang asing. Joy bisa mempercayai Irene, ia cukup mengawasi Krystal dari jauh.

Irene mengatakan sedang berada di Moscow, jadi Krystal dan Irene membuat janji untuk saling bersua di sebuah cafe ternama di sebuah pusat perbelanjaan.

"Biar kutebak, kau tidak memiliki teman di sini." Irene begitu yakin dengan ucapannya karena ia dan Krystal mengawali karier mereka di London berbarengan, mereka berteman akrab sejak saat itu.

"Sayangnya tebakanmu benar, aku tidak bisa bahasa Rusia kau tahu kan hurufnya susah, seperti terbalik, aku sulit memahami," keluh Krystal, baginya bahasa Rusia lebih rumit di bandingkan belajar membaca not.

"Tulisan di Korea lebih susah Krys." Irene menggelengkan kepalanya.

"Aku mempelajarai hangul sejak kecil, menurutku sangat mudah."

"Tidak masalah kau tidak banyak memiliki teman di sini karena kau memiliki Joy dan Yeri. Jangan khawatir." Irene sudah hafal di luar kepala bagaimana Krystal yang tidak bisa jauh dari kedua asistennya dan satu bodyguardnya.

Krystal mengangguk."Jadi kalian memiliki pekerjaan di sini?"

"Hanya aku dan Jungkook," jawab Irene.

"Bagaimana dengan Suzy?"

"Suzy, ia berada di New York," jawab Irene.

"Ya Tuhan bekerja sangat menyenangkan," kata Krystal. Nadanya terdengar seperti sedang mengeluh.

"Aku rasa menjadi nyonya lebih menyenangkan." seloroh Irene.

"Itu juga menyenangkan." Krystal menyeringai menampakkan deretan giginya yang rapi dan putih.

 "Di mana Jungkook?"

"Ke mana lagi, dia setiap hari hanya pergi ke pusat kebugaran melatih ototnya agarsemua gadis yang melihat ototnya histeris," ujar Irene sambil tertawa ringan meski perasaannya merasa prihatin karena mengingat sahabatnya yang setiap hari hanya melatih ototnya. Irene tahu, Jungkook sebenarnya berusaha melarikan diri dari rasa frustasi yang menderanya dengan cara berolah raga. Meskipun Jungkook tidak mengatakan apa pun kepada Irene tetapi mereka saling mengenal bertahun-tahun. Irene mampun memahami Jungkook yang pasti terkejut dengan pernikahan Krystal yang bisa di bilang mendadak.

"Aku kira kau dan Jungkook benar-benar memiliki hubungan," celetuk Krystal tiba-tiba.

"Kau terlalu polos, astaga." Irene terkekeh.

Keduanya mengobrol santai sambil menikmati hot matcha dan beberapacheese cake yang di pesan oleh Krystal.Tetapi, sebuah masalah rupanya menghampiri keduanya.

"Krys, kau berada di sini?" sapa Jennie yang datang bersama Minyoung.

Sesaat ketenangan di wajah Krystal nyaris goyah. Tetapi ia segera mempu menguasai dirinya dan mengembalikan ketenangan di wajahnya yang cantik. "Jennie, kau di sini?" sapa Krystal dengan nada ramah dan hangat. "Mama, apa kabarmu? Lama tidak berjumpa."

Minyoung hanya menipiskan bibirnya, lebih tepatnya tersenyum masam kepada Krystal tanpa menjawab pertanyaan Krystal.

"Kami sedari tadi di sini, kau tidak melihat kami rupanya. Oh ya kami akan berbelanja, apakau ingin bergabung bersama kami?" Jennie bertanya dengan nada penuh kemenangan yang nyata.

"Jennie tawaranmu sangat menggiurkan tapi sayangnya aku dan Irene memiliki acara setelah ini," jawab Krystal. Secara halus ia menolak ajakan Jennie, ia tidak ingin bergabung bersama keduanya.

Jennie melirik Irene dengan ekor matanya, ekspresi wajahnya tampak sangat sinis."Sayang sekali ya, agak rumit untuk mengajak model ternama untuk bersantai ya?" ucapannya terdengar seperti sedang mengejek.

"Mungkin lain kali aku akan bergabung," jawab Krystal dengan ekspresi sangat tenang.

"Baiklah, sampai jumpa." Jennie dan Minyoung berbalik meninggalkan Krystal dan Irene yang meninggalkan seribu jejak pertanyaan di otak Irene hingga tergambar jelas di wajahnya.

"Krys, gadis itu ada di pernikahanmu saat itu. Ia juga berbicara dengan Jungkook," kata Irene.

"Dia....." Krystal menjeda ucapannya, ia menggigit bibir bawahnya. "Dia Jennie adik tiri kedua kakakku dan wanita itu ibu mertuaku," ucap Krystal lirih dengan nada terdengar tidak yakin.

"Krys, apa kau baik-baik saja?"

"Seperti yang kau lihat aku baik-baik saja," jawab Krystal.

"Ceritakan padaku." Irene menatap Krystal dengan tatapan sedang meminta penjelasan.

"Entahlah, bagaimana aku menjelaskannya. Tetapi, percayalah. Aku baik-baik saja," kata Krystal, semuanya memang baik-baik saja menurut Krystal. Hanya Minyoung dan dirinya yang tidak baik-baik saja.

"Mertuamu? Aku yakin kalian tidak baik-baik saja," kata Irene yang melihat tatapan mata Krystal tampak sedang menyembunyikan sesuatu.

"Dia hanya ibu tiri suamiku, jangan khawatir."

Irene mengehlan nafasnya. "Baiklah."

******

"Bagaimana harimu sayang?" Taehyung mengecup kening istrinya dengan penuh kasih sayang. Ia baru saja kembali dari bekerja.

"Hari ini sangat menyenangkan karena aku bertemu Irene," jawab Krystal sambil melingkarkan lengannya di pinggan suaminya. "Aku juga bertemu Jennie dan Mama."

Taehyung terkejut. Bahkan ia tidak mampu menyembunyikan keterkejutannya dari wajah tampannya. "Kau bertemu Jennie? Sayang apa kau tidak ingat pesanku?" nada suara Taehyung naik meski hanya setengah oktaf namun itu mampu memnbuat Krystal terkejut karena suaminya tidak pernah berbicara dengan nada seperti itu sebelumnya.

"Kau sangat takut aku bertemu dengan Jennie. Ada apa sebenarnya? Apa ada sesuatu yang tidak aku ketahui?" Krystal sontak melepaskan lengannya dan menatap galak ke arah Taehyung. Krystal merasakan mendadak jantungnya terasa bergerumuh tidak menentu.

"Sayang, aku hanya takut kau di hasut olehnya." Taehyung hendak meraih telapak tangan Krystal namun dengan gerakan sedikit kasar Krystal menjauhkan tangannya.

Menikah Dengan PilotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang