Bom Waktu

512 49 3
                                    

Jennie hanya mematung dan kembali menatap lantai yang ia pijak. Ia mampu berbicara apa pun, air mata telah membanjiri wajahnya. Ia menangis meski tangisannya percuma.Semuanya tidak berguna.

Sedangkan Taeyeon tidak tahu harus berbuat apa, di sisi lain hatinya sakit karena perasaannya sakit melihat putrinya putri satu-satunya sedang menangis tetapi di sisi lain ia juga sangat marah atas perbuatan putrinya. Saat ini wajahnya seperti tertampar, anak tirinya datang bukan untuk menyambung tali kekeluargaan yang selama ini nyaris terputus tetapi justru kedatangannya seperti semakin memotong tali yang sudah sangat tipis dan terbentang begitu jauh.

"Karena Daddy tidak ada sebaiknya aku berpamitan, aku kembali ke Korea karena anak dan istriku terlalu lama aku tinggalkan dan masalah bagaimana cara kalian memberitahu Daddy tentang keadaaan ini kuserahkan kepada kalian. Untuk saat ini keluarga Jung masih menunggu kemajuan perkembangan Krystal dan suaminya, jadi kau persiapkan dirimu. Mungkin kau akan di tuntut dengan tuduhan pembunuhan berencana." Sekali lagi nada bicara Siwon seolah tanpa belas kasihan dan tidak memandang Jennie sebagai adiknya.

Pria tampan itu melangkah meninggalkan tempat tinggal ayah kandungnya seperti orang asing yang datang untuk bertamu.

Setelah Siwon meninggalkan tempat tinggalnya, Taeyeon tidak mampu lagi menahan kemarahannya hingga sebuah tamparan mendarat dengan mulus di wajah Jennie. "Jennie! Apakah kau kehilangan otakmu? Untuk apa kau mencelakai Krystal dan suaminya?" tanya Taeyeon dengan nada tinggi.

Jennie hanya menangis sambil memegangi sebelah pipinya yang terasa panas karena tamparan ibunya. Dada Jennie tampak naik turun."Mommy, aku selalu tidak mendapatkan apa pun yang dimiliki oleh Krystal. Ia memiliki segalanya, keluarga yang hangat, ayah yang baik, kakak yang mencintainya. Mommy, apa salahku? Apa salahku?"

Mendengar ucapan Jennie membuat Taeyeon sedikit melunak ia duduk sambil membelai rambut di kepala Jennie. Ia menyalahkan dirinyalah yang tak mampu memberikan keluarga yang utuh untuk putri satu-satunya.

"Apa aku salah jika aku mencintai suami Krystal seperti Mommy mencintai suami Tante Jessica?"

Perasaan Taeyeon yang tadinya telah melunak kembali terbakar emosi arena ucapan putrinya yang menurut Taeyeon keterlaluan, putrinya tidak bisa menjaga mulutnya seperti Siwon dan Yunho.

"Jennie apa kau pantas mengatai ibumu sendiri seperti itu?" Nada suara Taeyeon kembali meninggi.

Putrinya terlalu tenggelam dalam perasaan iri dan dengki, Taeyeon merasa ia telah gagal menjadi orang tua.

"Mommy, apa semua yang tidak ku dapatkan dalam hidupku ini adalah kesalahanmu. Coba dulu kau tidak merebut suami tante Jessica, aku pasti akan mendapatkan Ayah yang hangat. Bukan seorang ayah yang tidak pernah peduli kepadaku dan dua orang kakak yang tidak pernah menganggap aku sebagai adiknya," ucap Jennie menyalahkan ibunya.

"Jennie, kau keterlaluan! Tidak pantas untukmu mengatakan hal-hal buruk terhadapku! Seharusnya kau belajar dari kesalahanku bukan malah mengulangi kesalahan yang sama apalagi kau bertindak terlalu jauh, kau merencanakan pembunuhan! Kau memiliki hati yang terbungkus rasa dengki" emosi Taeyeon tampak berapi-api.

"Mommy menasehatiku seolah Mommy wanita suci," ejek Jennie.

"Jennie jaga ucapanmu!" Bentak Taeyeon.

Jennie menyeka air matanya dengan kasar.

Taeyeon nyaris menampar pipi Jennie kembali karena putrinya sungguh tidak bisa di ajak bicara. "Mommy tidak tahu harus bagaimana memberi tahu Daddy mu nanti, untuk sekarang Mommy akan memikirkan cara dan menunggu waktu yang tepat. Setidaknya kita bisa menyimpan rahasia ini hingga keluarga Jung mengambil keputusan. Tetapi, Jennie, Mommy tidak bisa menolongmu meski kau putriku satu-satunya karena kesalahanmu sangat fatal."

"Bahkan ibuku sendiri tidak ada niat menolongku," gumam Jennie penuh kekecewaan.

"Jennie, jaga mulutmu. Kau melakukan kesalahan dan kau harus bertanggung jawab. Bukan menyalahkan orang lain dan menyalahkan orang yang tidak bisa membantumu. Mulai sekarang kau harus belajar menjaga tingkah lakumu," ucap Taeyeon ketus.

"Kalian memang tidak menginginkanku," ucap Jennie lirih.

Taeyeon menyipitkan kedua matanya, jika boleh di sesali merebut Yunho dan tangan Jessica adalah kesalahan paling fatal yang selalu di sesalinya. Sekarang putrinya mengulangi kesalahan yang sama sungguh memalukan. Tidak ada harga diri Taeyeon lagi, ia tidak akan mampu menghadapi Jessica dan Sofia mertuanya. "Masuk ke dalam kamarmu dan jangan harap kau bisa keluar dari rumah ini lagi, Jennie!" perintah Taeyeon dengan nada tegas.

Taeyeon terduduk di atas sofa sambil menekan pelipisnya yang terasa sangat sakit. Di masa lalu ia menyebabkan hubungan suami istri Yunho dan Jessica sukses terpisah namun faktanya meski ia mampu mendapatkan raga Yunho, hingga kini ia tidak bisa mendapatkan cinta Yunho. Pria itu berubah, bukan lagi Yunho yang menyenangkan, ia lebih seperti gunung es tak ubahnya Siwon. Pernikahan mereka juga bertahan karena Yunho semata-mata ingin membalas budi atas apa yang pernah di berikan kakaknya kepada Yunho. Taeyeon telah menyadari sejak lama lebih baik tidak mendapatkan Yunho sama sekali karena lebih menyakitkan menjalani hidup dengan orang yang di cintai dalam satu atap tetapi orang yang di cintainya tidak membalas perasaannya.

Sekarang putrinya melakukan kesalahan yang sama, mencintai pria milik Krsytal. Andai Taeyeon tahu lebih awal ia sendiri yang akan menjauhkan Jennie dari hidup mereka karena sangat memalukan jika keturunannya mengikuti jejaknya. Sudah cukup bagi Taeyeon sendiri seumur  hidupnya menyandang predikat sebagai perusak rumah tangga Jessica dan tidak di terima oleh keluarga mertua. Meski Jessica tiak pernah mempermasalahkan itu dan tidak pernah menaruh dendam kepadanya tetapi untuk urusan Jenni dan Krystal, Taeyeon tidak yakin bagaimanapun tidak ada seorang ibu yang akan tinggal diam ketika putrinya dicelakai hingga nyaris kehilangan nyawanya. Sekarang yang Taeyeon rasakan adalah Jennie telah menyusun sebuah bom waktu yang siap meledak kapan saja.


JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT

Menikah Dengan PilotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang