Jenni membayar hutang

520 37 3
                                    

Jennie memasuki sebuah kamar presiden suite room hotel. Gadis itu di sambut oleh Hosoek yang langsung memeluknya begitu kamar di tutup.

"Kau lama sekali," gerutu Hosoek.

"Kau tidak penyabar." Suara Jennie sedikit mengerang karena bibir Hosoek menjelajahi lehernya tanpa permisi.

"Kau telah berjanji membayar hutangmu. Tetapi, nomor ponsel yang kau berikan tidak bisa di hubungi," geram Hosoek sambil berusaha membuka resleting pakaian yang di kenakan Jennie.

"Jangan tergesa-gesa." Jennie mengalungkan kedua lengannya di leher Hosoek dengan gerakan menggoda, ia menempelkan bibirnya di bibir Hosoek membungkam bibir yang sejak tadi menuntut pembayaran hutang sejak mereka bertemu di pesta pernikahan Krytsal dan Taehyung.

Kedua insan itu larut dalam ciuman panas penuh nafsu, liar dan binal. Telapak tanga Hosoek menyingkap dress yang di kenakan Jennie, dengan gerakan sedikit kasar ia menangkup bokong kenyal milik Jennie sementara tangan yang lain menyusup di antara kedua paha Jennie bermain-main di area kehangatan yang telah basah.

Jemari Jennie dengan gerakan terlatih melepas ikat pinggan yang masih melingkar di pinggan Hosoek, membuka pengait celana, menurunkan resleting dan ia mengakhiri ciuman liar mereka. Ia sedikit berjongkok kemudian menarik celana yang di kenakan oleh Hosoek. Membiarkan celana itu teronggok melingkar di lantai begitu saja.

"Jennie. Hentikan....," geram Hosoek.

"Aku hanya sedang membayar hutangku," jawab Jennie dengan mulut yang terisi penuh.

"Jennie, kau.....Argh.....!" Hosoek tampak sangat kesal karena sensasi yang di berikan Jennie tidak biasa, ia hampir meledak dan itu bukan pada tempat yang tepat. Ia ingin meledak di dalam tempat yang benar, bukan di dalam mulut seorang yang baru pertama kali ia kencani. Hal itu bisa menghancurkan harga dirinya kelak.

Hosoek menjauhkan dirinya dan dengan gerakan yang tangkas ia mengangkat tubuh Jennie seperti ia sedang mengangkat sebuah bedan yang ringan, membawa Jennie ke atas ranjang dan melucuti pakaian yang masih menempel di tubuh gadis itu. Ia mencumbui bibir Jennie dan beralih ke kulit leher lalu beralih ke dadanya.

"Hosoek hentikan," pinta Jennie setengah mengerang.

"Kau gadis nakal." Kali ini mulut Hosoek yang terisi penuh dengan ujung benda lembut nan kenyal di dada Jennie, sedangkan jemari tangan Hosoek berada di bagian sensitif Jennie mempermainkannya tanpa ampun hingga Jennie hampir tak mampu menahan lagi. Ia memerlukan benda lain selain jemari.

"Hosoek. Sekarang," erang Jennie.

Hosoek menatap Jennie dengan tatapan nakal penuh kemenangan, "memohonlah gadis nakal." Seringai Hosoek.

"Hosoek, sekarang. Kumohon, aku ingin dirimu," rintih Jennie.

Hosoek menyeringai senang dan tanpa permisi menyatukan tubuh mereka dan mulai menghentakkan pinggangnya berirama, sedikit kasar dan brutal namun Jennie sangat menikmatinya.  Hosoek mampu membuatnya meledak berulang kali dalam satu babak permainan. Hosoek bahkan di luar perkiraan Jennie karena mampu bertahan sangat lama hingga mereka meledak bersama dan Hosoek ambruk di dada Jennie.

"Kau tidak mungkin membayar hutangmu jika kita tidak bertemu disini," geram Hosoek.

Jennie menyingkirkan sejumput rambut yang tergerai di kening Hosoek. "Aku masih tidak menyangka, kau dan Taehyung bersaudara," kata Jennie.

"Kau sepertinya sangat mengenalnya."

"Tentu saja, dia seniorku dulu."

"Jadi kau juga seorang pilot?" Hosoek merebahkan tubuhnya di samping Jennie.

Menikah Dengan PilotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang