Mengenalnya

482 51 7
                                    

Siang hari Taehyung kembali ke tempat tinggalnya dan mengatakan Minyoung masuk rumah sakit karena keracunan.

"Ayo kita jenguk mama," ajak Taehyung.

"Mama sakit?"

"Ya dia di rawat di rumah sakit," jawab Taehyung sambil memakaikan mantel di tubuh Krystal. Udara di Moscow cukup dingin dan cuaca juga berubah-ubah tidak menentu.

Sesampainya di rumah sakit  baik Krystal maupun Taehyung terkejut karena mendapati Minyoung yang begitu lemah tidak seperti tadi malam yang begitu bersemangat begitu enerjik dan bugar.

"Mama, kenapa begini?" Taehyung menggenggam erat tangan Minyoung.

"Entahlah. Aku sepertinya alergi teh," kata Minyoung dengan suara lemah.

"Teh?" tanya Krystal dan Taehyung berbarengan.

"Aku baik-baik saja sebelum meminum teh," ucap Minyoung dengan nada lirih, ekor matanya melirik Krystal.

Krystal menelan ludahnya, sepertinya firasat Krystal benar adanya bahwa wanita ini sedang mencoba membuat jarak dan mungkin memisahkannya dengan Taehyung.

"Kau tidak alergi terhadap teh sebelumnya, kita dulu setiap hari meminum teh bersama." Taehyung sangat terkejut dengan pengakuan Minyoung yang mendadak mengaku alergi teh. Di masa lalu mereka berdua setiap sore duduk bersantai sambil mengobrol di taman belakang mansion.

"Teh produk China, Mama sama sekali tidak bermaksud menuduh teh pemberian istrimu, tetapi Mama baik-baik saja sebelumnya." Minyoung tampak tergagap.

Bukan hanya Krystal yang menelan ludahnya, Taehyung juga merasa tidak nyaman karena teh yang di beli Krystal adalah rekomendasi dari dirinya. Toko tempat Krystal dan Joy membeli teh dan tonik sarang burung walet itu juga Taehyung yang menyarankan.

"Mama, maafkan aku. Aku yang membeli teh itu, aku tidak tahu kau alergi terhadap teh China." Untunglah Taehyung membela Krystal, bagi Krystal itu sudah cukup.

"Aku mungkin telah terlalu tua, kau akan meninggalkan aku setelah memiliki istri. Kalian pasti enggan merawatku kelak," kata Minyoung, wanita itu mulai terisak.

Demi Tuhan Krystal benar-benar ingin menertawakan nasibnya sendiri.

Inikah rasanya menjadi sitri dari seorang Kim Taehyung yang tidak terkenal itu?  

Pertama ia harus berebut dengan Jennie, kedua ia harus berebut dengan ibunya yang materialistis itu, kemudian Aera yang mencari perhatian Taehyung tanpa malu-malu dan sekarang? Ibu mertuanya sendiri. Suaminya tidak terkenal, bahkan jika ia terkenal itu hanya karena kekayaannya yang fantastis bukan karena prestasinya. Krystal tidak yakin setelah ini akan ada gadis lain yang mungkin akan menjadi pesaing cintanya kembali.

"Mama, pikirkan kesembuhanmu saja. Jangan bicara omong kosong," kata Taehyung.

Krystal terpaku melihat kasih sayang Taehyung yang begitu besar kepada Minyoung, apa pun yang Minyoung katakan pasti Taehyung akan dengan mudah percaya kepada Minyoung. Nasib rumah tangganya sepertinya tak jauh berbeda dengan rumah tangga Jessica ibunya yang tidak bisa berdamai dengan mertuanya. Tetapi nasib Jessica sepertinya lebih baik karena Seojoon teramat baik. Sepanjang yang Krystal tahu ayahnya tidak pernah berusaha mendekatkan ibunya ke tengah-tengah keluarga Jung. Dengan kata lain Seojoon tidak pernah memaksakan keluarga besar Jung untuk menerima kehadiran istrinya. Ayahnya hanya peduli dengan kebahagiaan keluarga kecil miliknya.

Pertama kalinya dalam hidup Krystal ia berharap ayahnya bukan Seojoon agar pria itu bisa menjadi suaminya.

"Hubby, mungkin mama ingin berbicara berdua denganmu. Sebaiknya aku menunggu di luar," kata Krystal, ia tidak ingin mengganggu kasih sayang di antara mereka.

Taehyung mengangguk. "Jangan ke mana-mana, tunggu aku di luar," kata Taehyung.

"Mama, semoga lekas sembuh. Aku akan keluar terlebih dahulu. Sampai jumpa." Krystal dengan sopan undur diri dari ruangan itu kemudian melangkah meninggalkan ruangan itu dengan perasaan gusar. Di depan pintu kamar tempat Minyoung di rawat, Kyungsoo yang sedang duduk di bangku segera berdiri.

"Nona? Di mana tuan?"

"Dia bersama ibunya," jawab Krystal dengan wajah cemberut.

"Ada masalah?" Kyungsoo mengamati wajah Krystal yang tampak gelap.

"Bagaimana jika kita pergi ke kantin atau restoran terdekat dari sini?"

"Tuan akan mencarimu," kata Kyungsoo.

"Jangan pedulikan dia, aku lapar." Krystal benar-benar kesal hingga ia merasa sangat lapar. Lagi pula Taehyung juga tampaknya tidak memerlukan dirinya ada di sampingnya.

Melihat raut wajah nona mudanya yang begitu kesal Kyungsoo hanya bisa menuruti langkah kaki Krystal yang tidak jelas menuju ke mana.

Sementara di dalam kamar Minyoung.

"Lihat. Istrimu tidak memiliki sopan santun." Minyoung memejamkan matanya.

Taehyung hanya terdiam, di depannya adalah orang tuanya. Setidaknya begitu karena Minyoung adalah wanita yang membesarkannya dan di sisi lain Krystal adalah wanita yang ia cintai. Ia tidak bisa jika harus terang-terangan membela Krystal ataupun membenarkan tuduhan Minyoung.

"Istrimu bahkan mengubah gaun yang mama belikan untuk acara makan malam." Minyoung sungguh pandai bersandiwara.

"Gaun?" Taehyung mengerutkan keningnya.

"Kurasa istrimu tidak menyukaiku," kata MInyoung dengan nada pasrah yang di buat-buat.

"Mama itu tidak benar. Istriku hanya sedikit pendiam dan polos," kata Taehyung membela istrinya.

"Kau tertipu olehnya nak, ia tak sebaik yang kau lihat."

Taehyung menghela nafasnya pelan. "Mama, aku mengenalnya."

"Ia bahkan tidak menghargai gaun pertama yang ku belikan untuknya, kemudian ia memberikan aku racun. Kau tertipu sayang."

Menikah Dengan PilotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang