Mengada-ada

486 47 4
                                    

Seusai pesta pernikahan yang berakhir pukul sepuluh malam, Krystal dan Taehyung menyambangi lounge yang berada di dalam bangunan hotel milik keluarga. Mereka melanjutkan malam selayaknya anak muda yang memiliki gaya hidup di kota megapolitan. Mereka berniat menghabiskan malam dengan bersenang-senang. Krystal tidak menyukai hal-hal semacam itu sebenarnya. Tetapi, karena besok teman-temannya harus kembali ke aktivitas masing-masing jadi malam itu ia memutuskan untuk bergabung menghabiskan malam untuk berkumpul dan bersenang-senang.

Kai terus saja menggerutu karena mereka berada di sebuah lounge yang menyuguhkan live music. Kai tampak bosan karena musik yang di hadirkan terlalu santai dan penyanyi kebanyakan menyanyikan lagu berbahasa Korea. Bukan hanya Kai yang tidak mengerti, semua yang hadir di sana tidak mengerti kecuali Krystal.

Irene tampak bosan ia hanya berkutat dengan gadgetnya, sesekali ia menyahut dalam pembicaraan. Sementara Jimin dan Seulgi mengobrol bersama Krystal dan Taehyung.

"Ayolah kita pindah saja ke club," berulang kali rengek Kai untuk kesekian kalinya dan di angguki oleh Irene.

"Tidak," jawab Taehyung dengan nada tegas.

"Di sini membosankan," ucap Kai lagi, kembali ucapannya diangguki oleh Irene.

"Kau saja sana pergi berdua," jawab Taehyung dengan nada acuh.

"Krystal. Lihat suamimu, ia sangat menyebalkan," gerutu Kai lagi.

Krystal hanya terkekeh sementara Taehyung melemparkan tatapan tajam ke arah Kai. "Kau memanggil istriku dengan panggilan yang begitu akrab," protesnya.

"Krys, apa aku harus memanggilmu nyonya Kim?" Kai menatap Krystal, dengan ekspresi jahil yang di buat-buat.

"Itu terlalu tua, tidak masalah panggil aku sister saja, lagi pula kau kekasih Jennie bukan?" Krystal menjawab pertanyaan Kai dengan nada santai dan bersahabat.

"Kami sudah berakhir," jawab Kai, ia telah menyerah untuk Jennie. Gadis itu terlalu liar, Kai tidak sanggup lagi mempertahankan perasaannya yang berulang kali di hancurkan oleh Jennie. Ia seorang pilot dengan jam terbang tinggi. Banyak gadis yang menginginkan dirinya, ia tidak ingin lagi terpaku pada satu orang gadis yang tak bisa di ajak serius. Usianya telah cukup matang dan ia juga mapan dalam hal finansial, ia ingin mencari pendamping untuk menemani hidupnya hingga menua nanti.

"Oh maaf," kata Krystal.

"Tidak masalah, teman-temanmu sepertinya banyak dan lumayan juga," kata Kai sambil melemparkan pandangan ke arah Naeun.

"Oh, itu pengecualian." Krystal langsung memberikan lampu merah kepada Kai.

"Kenapa?"

"Dia adikku!" Taehyung menatap Kai semakin galak.

"Ya Tuhan, apa jatah gadis baik-baik telah habis di dunia ini untukku." Kai menyandarkan bahunya di sandaran kursi.

Krystal terkekeh. Seulgi dan Jimin yang sejak tadi hanya diam melihat tingkah Kai juga ikut terkekeh.

Tidak lama terlihat Irene bangkit lalu mendekati Krystal, dengan gerakan anggun ia menyentuh bahu Krystal dan berucap, "Krys kami ingin pergi ke club di sini membosankan. Apa kalian ingin ikut bersama kami?"

"Tidak," jawab Taehyung cepat.

"Aku ikut para lajang," jawab Kai yang telah berada di samping Irene secepat kilat. "Kalian membosankan," ejek Kai kepada kedua pasangan yang telah resmi menikah.

"Aku dan istriku hidup sehat," kata Taehyung. "Istriku sedang mengandung."

"Secepat itu?" Tanya Kai dengan nada terkejut membuat semua mata tertuju kepada Krystal tak terkecuali Jungkook.

"Aku?" Krytsal memundurkan bahunya sedikit. "Hubby, kau mengada-ada."

Taehyung menyeringai senang kemudian mengecup kening istrinya, menunjukkan betapa mereka di penuhi rasa kasih sayang yang dalam satu sama lain. Kai mengernyit melihat kemesraan sahabatnya yang tampak dengan sengaja di pamerkan.

"Baiklah, semoga saja benar. Aku tidak sabar juga melihat Krystal junior." Irene terkekeh. "Kami akan pergi. Kalian yakin kalian tidak akan bergabung?"

"Kalian nikmatilah waktu kalian sebagai para lajang," ucap Jimin yang di angguki oleh Seulgi.

"Tidak, kalian pergilah bersenang-senang" ucap Krystal. "Maafkan kami tidak bisa bergabung, kau tahu kan aku tidak menyukai pesta."

"Kau adalah partner terburuk dalam pesta." Irene terkekeh sambil menggelengkan kepalanya.

Irene dan gerombolannya mengucapkan salam perpisahan kepada dua pasangan yang menolak pergi ke club. Kai dengan wajah konyolnya ia mengikuti langkah Irrene sambil dengan raut wajah kegirangan karena Irene berpikir sama dengannya, musik di lounge sangat membosankan.

Jungkook berjalan dengan langkah kaki yang tampak begitu santai mengikuti gerombolannya, ia berada di bagian paling belakang. Manakala tiba di depan pintu lounge ia berhenti.

"Kalian tunggu di club, aku hampir lupa. Aku memiliki sedikit urusan," kata Jungkook. Ia berpura-pura melangkah ke arah yang berlawanan dengan tujuan mereka kemudian setelah beberapa menit ia kembali memasuki lounge.

Jungkook menuju tempat semula di mana Taehyung, Krystal, Seulgi dan Jimin berada. Jungkook berdehem, "Krys bisakah aku berbicara dengan suamimu sebentar?"

"Hai Jungkook, bukankah kau tadi pergi bersama Irene dan...?"

"Aku ada sedikit urusan dengan suamimu. Aku hampir saja melupakannya."

Krystal menatap wajah Taehyung, kepalanya mengangguk meski ia juga ingin tahu apa yang akan Jungkook dan suaminya bicarakan.

Taehyung bangkit dari duduknya, ia menaikkan kedua alisnya dan jemari tangan kanannya mengelus sebelah alisnya. Kemudian ia bertanya, "apa sangat pribadi?"

"Ya. kita harus berbicara berdua," jawab Jungkook dengan datar.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Menikah Dengan PilotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang