Permainan Berakhir 2

460 42 4
                                    

"Apa maksudmu ingin memindahkan suamiku ke rumah sakit?" Minyoung tampak marah menatap Hyungsik.

"Uncle memerlukan perawatan yang benar, ayahku hanya seorang dokter umum tidak seharusnya ayahku menangani suamimu," jawab Hyungsik dengan nada yang terdengar dingin.

Mereka bersitegang di depan bangunan mansion sementara perawat dan orang-orang suruhan Hyungsik sedang menaikkan tandu pasien yang berisi tubuh Jae wook masuk ke dalam mobil ambulans yang di persiapkan oleh Hyungsik.

"Aku tidak mengizinkan kau membawa suamiku!" Minyoung menaikkan nada suaranya, wajahnya tampak begitu tegang."Kau bahkan bukan kerabat kami, kau tidak memiliki hak untuk ikut campur urusan keluarga kami!"

"Memangnya kau siapa? Kau bahkan bukan istri Jae wook." suara itu berasal dari Seokjin yang telah beberapa menit menyaksikan Hyungsik dan Minyoung berdebat. Setelah menyelesaikan urusan Hosoek, Seokjin segera meluncur menuju kediaman Jae wook.

"Siapa kau? Beraninya kalian! Lihat saja putraku adalah CEO sekaligus pemilik Aeroflot, kalian berani-beraninya menculik ayahnya!" Minyoung meluncurkan kalimat di bibirnya penuh percaya diri.

"Siapa yang kau bicarakan?" tanya Seokjin dengan nada yang terdengar sangat sinis pria itu dengan santai menyandarkan tubuhnya di mobil tak jauh dari mereka dan Minyoung berdiri.

"Jangan ikut campur dalam urusan keluargaku!" Minyoung mengangkat dagunya begitu tinggi di depan Seokjin dan Hyungsik, tatapan matanya seolah menantang Seokjin.

Sudut bibir Seokjin terangkat. "Pertama-tama aku perkenalkan terlebih dahulu, aku adalah Seokjin.Kakak kedua Krystal Jung, aku juga kakak dari Jennie gadis bodoh yang kalian manfaatkan untuk kepentingan kalian itu. Sayangnya gadis itu dengan mudahnya membongkar kedok kalian. Mungkin sebentar lagi adikku akan di coret namanya dari keluarga. Entahlah terserah bagaimana nanti ayahku menyikapinya. Sekarang ada hal penting yang harus ku sampaikan kepadamu." Seokjin menjeda kalimatnya sejenak matanya tajam menyorot wajah Minyoung. "Ku beri tahu kau bahwa putra kesayanganmu itu sekarang ada di kantor polisi, apa kau juga ingin menjenguknya? Maksudku....Menyusulnya," kata Seokjin dengan nada mengejek.

"Apa maksudmu?" Minyoung bertanya dengan nada galak.

Seokjin menjauhkan tubuhnya dari mobil yang di snadarinya kemudian ia menaikkan sebelah bahunya. "Apa ucapanku tadi kurang jelas? Aku mengatakan putra kesayanganmu itu ada di kantor polisi."

Mendengar ucapan Seokjin, mata Minyoung terbelalak. Ia memiliki firasat buruk kali ini tetapi ia masih mencoba menepis ketakutannya. "Apa maksud ucapanmu?"

"Putramu Hosoek akan segera membayar seluruh perbuatannya kepada adikku dan adik iparku," jawab Seokjin dengan nada penuh kemenangan yang nyata.

Mendengar apayang di ucapkan, harapan Minyoung hancur berkeping-keping, ia mengira semua kejahatannya rapi tak terendus hingga kini. Dugaannya adalah pihaknya telah menang telak telah mendapatkan seluruh harta kekayaan Kim Jae wook. "Jangan macam-macam kepada putraku!"

"Putra yang mana yang kau bicarakan?Bukankah putramu telah meninggal?" tanya Seokjin dengan nada sinis.

Mendengar pertanyaan Seokjin tampak Minyoung semakin menegang.

"Nyonya, aku beritahu kau satu hal lagi, gara-gara ulahmu seorang anak bahkan rela menjebloskan ayahnya sendiri ke dalam penjara. Kau sangat kejam, aku tidak menyangka jika seharusnya hati wanita itu penuh dengan kelembutan nyatanya kau tidak memiliki sedikit saja belas kasihan di lubuk hatimu sebagai seorang wanita." Seokjin menggelengkan kepalanya.

"Kau tidak berhak menilai diriku! Kau bahkan sedikitpun tidak pantas menilaiku," ucap Minyoung dengan nada marah.

"Hyungsik, kau bereskan ayah mertua adikku, bawa ke rumah sakit. Aku akan mengurus seseorang yang masih bersembunyi di dalam sini," kata Seokjin menginstruksikan kepada Hyungsik untuk pergi ke rumah sakit.

"Baik," jawab Hyungsik sambil memberikan kode kepada anak buahnya untuk pergi.

Sementara Seokjin ia bermaksud untuk menggertak Lidya, Seokjin tahu wanita itu masih di dalam rumah karena Hosoek memberitahunya.

"Oh ya, Tante atau mungkin aku lebih pantas memanggilmu nenek. Karena permainanmu telah berakhir sebentar lagi polisi akan menjemputmu kau sebaiknya bersiap-siap atau kau ingin membawa bekal skin care ke dalam penjara agar wajahmu tidak semakin keriput? Aku bisa mengambilkan di mana benda itu di taruh?" Seokjin semakin menjadi-jadi mengejek Minyoung yang tampak wajahnya telah memerah karena marah.

"Hei kau! Dasar sialan berani-beraninya kau masuk ke rumahku!" Minyoung berteriak bermaksud mencegah Seokjin, ia mengejar Seokjin hendak menghalangi Seokjin agar tidak memasuki tempat tinggalnya tetapi orang-orang suruhan Seokjin langusng menghalanginya dan detik selanjutnya yang terjadi adalah Minyoung di ringkus oleh polisi yang datang membawa surat penangkapan Minyoung dengan tuduhan pembunuhan berencana.

"Sampai bertemu di pengadilan, Nenek," ucap Seokjin sambil melambaikan tangannya.

Seokjin berjalan dengan langkah santai tanpa mengurangi wibawanya. Ia memasuki bangunan besar tersebut dan segera menujutempat di mana Lidya sedang mengendap-endap menuju pintu belakang mansion, rupanya ia bermaksud untuk melarikan diri melalui pintu yang ada di belakang bangunan itu.

"Apa kau pikir kau bisa melarikan diri?" Suara bariton Seokjin sukses membuat Lidya terlonjak dan menghentikan langkahnya, ia reflek membalikkan tubuhnya menghadap ke arah sumber suara.

"Kau, siapa kau?" Lidya menatap dengan waspada wajah Seokjin ia mundur beberapa langkah hingga tubuhnya menabrak tembok, wajahnya tampak terlihat pias, bibirnya bahkan bergetar karena ketakutan.

"Aku? Aku adalah kakak ipar Taehyung, pria yang pernah kau fitnah dengan cara menaiki ranjangnya," jawab Seokjin tanpa basa-basi.

"A-apa maumu? Aku sama sekali tidak terlibat dalam pembunuhan mereka," ucap Lidya sambil menggelengkan kepalanya beberapa kali.

"Mauku? aku rasa cukup jelas, aku datang ke sini untuk mengakhiri permainan kalian."

"Tidak! Jangan seret aku, aku bersumpah aku tidak tahu apa-apa dalam rencana pembunuhan adikmu itu."

"Kau menerima misi dari Hosoek dengan jumlahuang cukup besar, bagaimana mungkin kau menyebut dirimu tak terlibat?"

"A-aku...."Lidya tak mampu menyelesaikan kalimatnya.

"Kau bisa buktikan ucapanmu di pengadilan, di luar polisi menunggumu untuk menangkapmu."

"Aku bersungguh-sungguh, aku tidak tahu apa-apa ." Lidya mulai meneteskan air matanya. Ia berada di mansion ini karena Hosoek masih menginginkan tubuhnya. Setelah Taehyung dikabarkan meninggal, Hosoek tidak melepaskan Lidya. Pria itu justru meminta Lidya tinggal bersamanya di mansion itu untuk menjadi simpanannya.

"Tolong jangan libatkan aku," pinta Lidya dengan nada memohon.

Mendengar itu Seokjin menaikkan kedua alisnya. "Nona Lidya yang cantik, aku tidak bisa memtuskan karena bagaimanapun kau telah melakukan kesalahan. Kau bisa menyerahkan dirimu kepada pihak berwajib, kau bisa menjelaskan sendiri disana. Selanjutnya kau harus melakukan klarifikasi bahwa kau telah melakukan fitnah kepada Taehyung, itu penting untuk membersihkan namanya. Maka pihak kami pasti akan membantumu dengan syarat kau tidak akna pernah lagi hadir dalam keluarga kami."

Menikah Dengan PilotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang