Gaun Malam

727 47 4
                                    

Pagi hari Taehyung baru saja pergi ke perusahaan untuk bekerja, tidak lama setelah Taehyung pergi, datang seorang wanita utusan dari Minyoung. Wanita separuh baya itu membawa sebuah kotak yang tampak sangat mewah.

"Nyonya besar mengirimkan ini untuk nona muda," ujar utusan MInyoung. "Nyonya besar mengatakan ini adalah gaun untuk di kenakan saat pesta makan malam yang akan di laksanakan besok." Pelayan itu memberi tahu apa pesan dari nyonya besarnya MInyoung seraya menyerahkan kotak kepada Joy yang berdiri di samping Krystal.

Krystal tersenyum kemudian ia berucap, "terima kasih tolong sampaikan salamku kepada Mama, aku akan memakainya."

Pelayan itu mengundurkan diri meninggalkan tempat itu. Joy meletakkan kotak yang di pegangnya dan membuka kotak yang ternyata berisi gaun bewarna merah. Ketiganya saling berpandangan.

"Krys, kau yakin akan memakai ini?" Joy mengerjapkan matanya.

"Ini sama sekali tidak pantas untuk di pakai perjamuan makan malam apalagi untuk pengenalan seluruh keluarga." Yeri mengambil dan membentangkan gaun yang terlipat di dalam kotak.

"Ada yang tidak beres dengan ibu mertuamu," kata Joy.

"Aku akan tetap memakainya," kata Krystal, ia menyipitkan kedua matanya.

"Tetapi pakaian ini terlalu terbuka Krys. Yang benar saja," gerutu Yeri.

"Krys, apa kau yakin hubungan ibu mertuamu baik-baik saja denganmu?" Joy mengamat wajah Krystal.

Krystal mengelus sebelah alisnya menggunakan ibu jemarinya. Kemudian ia bergumam, "dia terlihat seperti orang yang sangat lemah lembut dan kelihatannya sangat di kagumi oleh Taehyung."

"Artinya kau tidak yakin," kata Yeri, ia memang lebih sering berbicara terus terang di banding Joy.

"Kalian akan melihatnya besok."

"Sekarang yang harus kita pikirkan adalah gaun ini." Yeri membentangkan gaun yang berwarna merah di atas sandaran sofa.

"Gaun ini lebih cocok di pakai ke klub malam, mana mungkin kau memakainya di hadapan para tetua dan keluarga." Joy menggelengkan kepalanya, dari sorot matanya ia tampak sangat murka karena ada orang yang berani memperlakukan Krystal dengan sangat tidak hormat.

"Ayo kita berpikir bagaimana caranya agar gaun ini menjadi lebih indah dan sopan." Yeri berjalan mondar-mandir sambil menimang-nimang ponsel di tangannya.

Setelah beberapa kali ia mengitari sofa sambil mengamati gaun merah yang kekurangan bahan itu, gaun itu hanya akan melekat menutupi bagian dada dan hanya satu jengkal dari pinggul Krystal jika di kenakan. Yeri meraih gaun itu, memasukkannya ke dalam sebuah paper bag dan memanggil seseorang melalui ponselnya.

"Percayakan gaun ini kepadaku aku akan membawanya dan aku jamin gaun ini akan berubah dalam sekejap," ucap Yeri sambil melesat pergi meninggalkan Krystal dan Joy.

"Apa yang ia lakukan dengan gaun itu?" Krystal menatap Joy dengan tatapan bingung.

"Lihat saja, mudah-mudahan ia tidak merusaknya."

"Kuharap." Krystal mendekati lukisan besar yang terpampang di dinding ruangan itu.

"Sepertinya kau harus berhati-hati menghadapi orang tua suamimu Krys," kata Joy memperingatkan Krystal. Wanita itu berdiri di samping Krystal sambil mengamati lukisan yang ada di depannya seperti yang sedang di lakukan oleh Krystal.

"Joy, jujur saja aku takut saat melihat tatapan mata ibu mertuaku." Krystal mengutarakan isi hatinya yang sebenarnya.

"Kenapa?"

"Entahlah, tetapi aku merasa dia menyembunyikan sesuatu. Mungkin ini hanya prasangkaku karena hubungan Mommy dengan Nenek yang tidak baik." Krystal tahu seperti apa hubungan ibunya dengan ibu mertuanya. Neneknya tidak tulus menerima Jessica ibu kandung Krystal sebagai menantunya bahkan hingga detik ini, hingga cucu-cucunya dewasa wanita itu masih dengan angkuhnya membangun jarak untuk menantunya.

"Jangan terlalu di pikirkan, yang perlu kau lakukan adalah memberikan yang terbaik untuk suamimu. Yang terpenting suamimu mencintaimu, menyayangimu, karena kau menikah dengan suamimu bukan dengan ibunya." Joy memberikan wejangan kepada Krystal.

"Joy, kalian memang bisa selalu bisa kuandalkan. Kalian benar-benar penyambung hidupku." Dengan segala keterbatasannya tentu saj hidup Krystal sangat bergantung kepada dua asistennya, juga kepada Kyungsoo dan mungkin sekarang ia bergantung kepada Taehyung juga.

Malam sebelum acara makan di dalam mansion mewah tempat tinggal Minyoung, wanita licik itu sedang tersenyum lebar di samping Jae wook yang terbaring di atas ranjangnya.

"Kau sangat kaya, kau bekerja sepanjang hidupmu. Tetapi, kau tidak akan pernah mendapatkan apa pun dari hasil kerjamu itu. Bahkan anak sialanmu itu juga tidak akan, anakku yang pantas mendapatkan semua itu. Anak hasil aku berselingkuh dengan orang kepercayaanmu." Minyoung berbisik pelan di telinga Jae wook.

"Tenang saja Jae wook, setelah Aeroflot menjadi milikku. Kau kuizinkan bangun untuk menyaksikan kesakitanmu," ujar Minyoung lagi.

Minyoung melangkah pergi dengan seringai di wajahnya yang tampak penuh kemenangan yang telak. Wanita itu meninggalkan Jae wook yang tak mampu bergerak dengan langkah kaki yang terlihat sombong. Jantung Jae wook sebenarnya baik-baik saja. Ia juga tidak koma, hanya saja dokter pribadi keluarga mereka menyuntikkan obat pembunuh syaraf-syaraf Jae wook perlahan melemah dan lumpuh total. Bahkan kesadaran untuk bangun juga melemah dan akhirnya ia hanya tertidur. Dokter itu adalah kekasih Minyoung. MInyoung memiliki satu anak dari hubungan gelapnya bersama dokter itu, anak itu bernama Hosoek.

 MInyoung memiliki satu anak dari hubungan gelapnya bersama dokter itu, anak itu bernama Hosoek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Menikah Dengan PilotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang