Atasan dan Bawahan

695 66 7
                                    

"Terserah kau saja," Kai melambaikan tangan pada pelayan untuk memesan secangkir kopi. "Ngomong-ngomong kenapa kau melewatkan jadwal terbangmu beberapa minggu ini?"

"Suasana hatiku tidak baik, aku takut mengganggu pekerjaan ini," ucap Jennie berterus terang.

"Kau serius?" tentu saja Kai terkejut dengan apa yang ia dengar.

"Tentu saja."

"Lalu apa yang ingin kau lakukan setelah berhenti?"

"Aku belum memiliki rencana apapun."

"Jangan bertindak konyol." Kai mengingatkan.

"Sayangnya aku ingin berhenti, tapi aku tidak memiliki uang untuk membayar kontrakku."

Kai memandang wajah Jennie, sudah ratusan kali gadis ini memutuskannya, dan sudah ratusan kali pula gadis ini datang meminta kembali pada Kai jika ia memiliki kesulitan.

"Jadi itu yang membuatmu kembali datang padaku?" tanya Kai tanpa basa-basi.

"Hanya kau yang mengerti aku sayang."

"Tidak masalah, berapa jumlahnya?"

"$ 1.000.000"

Kai menghela nafas pelan, " Jennie, bantuan ku kali ini tidak cuma-cuma."

"Maksudmu?"

"Ayo menikah, setelah kita menikah aku akan membayarkan denda pemutusan kontrakmu," jawab Kai tegas.

Sekali lagi Jennie merasa menemui jalan buntu, berulang kali pria di depannya telah ia manfaatkan uangnya dan sering ia bohongi. Tentu saja Kai akan bertindak waspada.

"Beri aku waktu," pinta Jennie.

"Baiklah" Kai dengan santai menjawab, tatapan matanya menyapu keseluruhan wajah Jennie membuat Jennie sedikit gugup.

Jennie kembali ke hotel tempatnya menginap, ia sengaja datang ke London untuk membuang kekesalan, namun sepertinya usahanya kali ini juga sia-sia, bagaimana tidak? Usahanya sama sekali tidak menunjukkan akan membuahkan hasil. Gadis itu merebahkan tubuhnya di atas ranjang, memandang langit-langit kamar hotel dengan suasana hati yang suram.

Ia meraih ponselnya, memeriksa kontaknya, sempat berpikir untuk meminjam pada Seokjin namun ia ragu, Jennie melirik jam di ponselnya, 11.30 pm

Ia bergegas bangkit dan mengganti pakaiannya, lalu memanggil taxi dan bersenang-senang di club.

Krystal baru saja membuka matanya, pagi ini perasaannya sangat baik, entah apa sebabnya, mungkin karena creps yang tadi malam?

"Selamat pagi sayang" sapa Taehyung dengan suara serak pagi hari yang terdengar sangat sexy, pria ini selalu terbangun meskipun Krystal hanya sedikit bergerak.

"Selamat pagi hubby," jawab Krystal dengan rona merah di wajahnya.

"Bagaimana tidurmu?"

"Sangat bagus," Krystal menjawab di iringi senyum manis yang membuat Taehyung semakin terpesona.

"Aku akan menemanimu membeli kado untuk Seulgi hari ini," Taehyung berucap.

"Kau serius hubby? Bukankah ini hari jum'at kau harus bekerja?" tanya Krystal.

"Kau akan membantuku bekerja hari ini, setelah itu kita pergi membeli kado," kata Taehyung sambil menciumi pipi Krystal.

"Baiklah aku akan membantumu," jawab Krystal bersemangat, ia buru-buru melepaskan dirinya dari cengkraman lengan kekar suaminya dan melompat masuk ke dalam kamar mandi.

Taehyung tersenyum melihat tingkah lucu Krystal, ia juga bangkit dari tempat tidur lalu menyusul Krystal ke dalam kamar mandi.

Setelah selesai sarapan Krystal mengikuti suaminya pergi ke ruang kerja, mereka tinggal di sebuah gedung perkantoran perusahaan penerbangan milik keluarga Kim, tempat tinggal mereka berada di lantai 25, itu adalah lantai teratas yang semula adalah ruang kerja para petinggi perusahaan yang disulap paksa menjadi tempat tinggal, dengan menyisakan satu ruangan milik direktur utama. Krystal tidak habis pikir, kemana suaminya itu memindah ruang kerja para petinggi perusahaan, ia hanya mengatakan masih banyak ruang yang tidak terpakai yang bisa dimanfaatkan.

Taehyung duduk di kursi direktur sedangkan Krystal duduk tepat di depannya, seperti atasan dan bawahan.

"Sayang bisakah kau membantuku untuk meneliti dokumen-dokumen ini?" tanya Taehyung.

"Baiklah." Krystal menjawab.

"Kulihat latar pendidikanmu sangat baik, kau lulus dari UCL sebagai sarjana ekonomi," kata Taehyung sambil jemarinya menari di atas keyboard macbooknya.

"Ya kau tidak salah." jawab Krsytal.

"Seharusnya kau tidak masalah dengan pekerjaan seperti ini bukan?" tanya Taehyung.

Krystal hanya tertawa kecil menampakkan deretan giginya yang rapi.


Menikah Dengan PilotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang