8. cari pacar boongan.

6.3K 233 10
                                    

"Pertama, saya adalah seorang Tentara, kamu bisa lihat identitas saya di KTP atau datang ke kesatuan tempat di mana saya bekerja. Kedua, saya jelas tidak suka. Saya TERPAKSA melakukan ini. ketiga, saya laki-laki, kamu perlu bukti? Ada bukti spesifik, kamu sering bertindak di ruang operasi, kamu pasti tau yang terpenting bagian laki-laki"

~Arkana Felix Wigara Prasetya~

🌸🌸🌸

Hari ini begitu melelahkan, harus menandatangani beberapa hal penting yang berpengaruh bagi proses jalannya operasi. Ternyata gini ya jadi direktur ga bergerak diruang operasi tapi menghandle semuanya dengan baik. Eh jam berapa ini? Kelamaan istirahat di ruangan bikin gue ga sadar jam tangan udah menunjukkan pukul 10 malam. Pulang dong gue. Gue berjalan menuju parkiran mobil. Lho kok mobil gue ga Ada ya?, oh yaa begok lo sasa, lo kan tadi ga dibolehin papa naik mobil melainkan dianter sama si cowok aneh itu. Dan sekarang gue harus berjalan sampai ke depan rumah sakit ah rasa lelah gue membuat gue sulit untuk menjangkau kesana.

Tin... tin... tin!!!

berisik siapa sih. Mobil fortuner hitam di belakang gue, itu kan mobil cowok aneh?? Mau ngapain lagi dia?? Jangan bilang mau jemput gue. Dih mending gue naik Taxi.
Tapi mana Taxi yaa kok ga lewat-lewat. Ih goblok gue pesen online aja. Gue merogoh saku jas putih yang gue pake. Dan membuka layar ponsel. Astaga gue lupa ponsel gue mati tadi pas istirahat lupa gue cas. Haduh gimana dong ini. Mama papa tega banget sama sasa sih.

"Ayo masuk, saya ditugaskan untuk menjemput kamu" ajaknya kemudian gue terpaksa deh masuk mobilnya, ya gimana coba? Mau nolak ntar gue yang nyesel. Udah malem ga ada kendaraan lewat di depan rumah sakit gue jadi merinding kalau harus menunggu sendirian.

"Pake sealt bet nya" perintahnya yang langsung gue turuti. Gue males berdebat lebih tepatnya capek sih ya gue nurut aja.

"Papa kamu nelpon saya, dan minta saya untuk jemput kamu" ucapnya menjelaskan ke gue kalau kedatangan dia ngejemput gue ini itu tidak lain dan tidak bukan karena titah dari papa gue. Ya gue ga bisa pungkiri papa gue suka dengan kepribadiannya. Berbeda banget sama gue, yang ada gue kesel terus bawaannya kalau sama dia.

"Saya juga menunggu satu jam disini, saya kira kamu pulang jam 9 malam" ujarnya lagi, bikin kepala gue pusing.

"Kok diam? tumben" ucapnya lagi, kali ini dia terlihat lebih cerewet daripada kemarin.

"Ya terus mau gimana? Itu keinginan bokap gue dan ga bisa gue ganggu gugat" ucap gue menekan setiap kalimat. Supaya orang yang di samping gue ini jelas.

"Ini bukan berarti kamu nerima kalau dijodohin sama saya kan?" tanyanya sambil menoleh ke arah gue. Bisa gue lihat setelah perkataan gue tadi membuat si Arkan ini agak gelisah dari raut wajahnya dia ga mau gue nyerah gitu aja. Gue punya ide, isengin aja dia ahh. Pengen lihat dia kesel, biar impas. Di sini ga cuma gue yang kesel tapi harusnya dia juga.

"Gue cuma ga mau ngelawan orang tua" ucap gue dengan nada lembut.

"Kalau itu saya juga akan melakukan hal yang sama. Tapi biasanya cewek yang suka bikin drama." Ucapnya lagi membuat gue mengerutkan alis maksud dari perkataannya apa? Drama? Jadi dia tahu kalau sekarang gue lagi boong sama dia?? Nih ya prinsip gue memang ga akan melawan orang tua tetapi pengecualian bagi hati, hati bukanlah sesuatu yang dipermainkan dengan ikatan perjodohan. Jangankan hidup bersama, ketemu aja rasanya sebel terus. Jadi gue, seorang Sasa ga akan nerima sepenuhnya perjodohan ini.

"Maksud lo drama apa?" Tanya gue yang ga ngerti maksud dari perkataannya.

"Eh gue tadi iseng aja ngomong kayak pasrah gitu" ucap gue, dan respon dari wajahnya yang gue tangkap, dia sama sekali tidak kesal, percuma dong gue berusaha bikin dia kesal.

I Love You My Captain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang