"Arkan?" Gumam kelvin dalam hatinya.
"Arkan" ucap Sasa dalam hatinya. Suaranya yang begitu ia rindukan, Sasa tersenyum walau hanya bisa mendengar suara Arkan.
Suasana semakin tegang, apalagi ketika Arkan menyela dan malah menyalahkan saksi mata yang tidak mencoba mencegah tindakan Sasa.
Aghata yang duduk di kursi terdakwa merasa heran siapa sebenarnya orang yang sudah ikut campur terlalu jauh dengan urusannya.
Jessika dan Ana masuk ke ruang sidang di dampingi aparat hukum yang berwenang. Jessika dan ana masuk untuk dimintai keterangan terkait kasus perencanaan pembunuhan."Pak Arkan, tidak bisa menyalahkan saya, laut bukanlah tempat yang bisa cepat diakses dengan mudah. Kejadian itu begitu cepat" ucap Kelvin membantah. Sementara di ruang sidang, Arkan sudah duduk kembali, mencoba menetralisir perasaannya. Dia terbawa emosi.
"Jika itu saya, sudah tentu saya berusaha untuk menolongnya sekalipun saya tidak kenal orang itu" ucap Arkan dalam hatinya.
Tetapi, ini adalah dua hal yang berbeda, Kelvin sama sekali tidak menyaksikan kejadian itu secara langsung, melainkan berdasarkan apa yang Sasa ceritakan, Kelvin mengatur ini semua agar Sasa bisa hidup dengan tenang tanpa gangguan dari Aghata. Apa yang Kelvin lakukan sebenarnya menyimpang dari keterangan Aslinya. Sebagaimana ia tidak melihatnya sendiri, Namun berdasarkan yang diceritakan korban. Secara tidak langsung, Kelvin memberikan keterangan palsu dan ini akan mengancam karir dan citra pekerjaannya. Tapi Kelvin tidak mempermasalahkan bahaya apa yang terjadi padanya nanti."Siapa sebenarnya Saksi itu bang? Dari suaranya dia bukan orang sipil" ucap Aldo yang menatap Arkan yang duduk di sebelahnya.
"Entahlah, saya penasaran juga do dengan orang itu" ucap Arkan.
"Interupsi!!. Apa yang pak Arkan katakan benar, karena berdasarkan pasal 531 KUHP, barang siapa menyaksikan sendiri ada orang di dalam keadaan bahaya maut, lalai memberikan atau mengadakan pertolongan kepadanya, dihukum kurungan selama - lamanya 3 bulan atau denda maksimal Rp4.500.000,00." Ucap Randu sebagai penasihat hukum Aghata, ini tentu sebagai batu loncatan untuk menjatuhkan keduanya.
Aghata tersenyum simpul mendengar perdebatan antara Arkan dan saksi mata.
"Saudari jessika dan saudari ana, bagaimana tanggapan kalian mengenai keterangan saksi mata? Saya persilahkan kalian secara bergantian untuk menyampaikan" ucap Hakim ketua.
"kami berkonspirasi untuk membunuh dan melecehkan korban, saya punya dendam masa lalu dengan kakaknya korban, begitupun Aghata mempunyai dendam dengan korban. Sehingga saya dan Ana sudah diracuni pikirannya oleh Aghata untuk membunuh dan membunuh" ucap Jessika tulus, kalimat terakhirnya membuat air matanya mengalir dari sudut matanya. Ia tampak menyesali perbuatannya.
"Saudari Ana, apa ada yang ingin ditambahkan?" Tanya Hakim ketua.
"Tidak pak, semua yang ingin saya katakan sudah diwakili oleh mbak jessika. Kami benar - benar menyesal" ucap Ana, dia menunduk malu dengan perbuatan jahatnya.
"Maaf pak, intrupsi, jika ini semua karena dendam, mungkin dimasa lalu korban pernah menyakiti Terdakwa, sehingga, terdakwa melakukan hal tersebut hanya karena depresi"
Sasa yang mendengar penuturan penasehat hukum Aghata, menggelengkan kepalanya tidak percaya. Bahkan dimasa lalu pun Sasa tidak pernah menyakiti Aghata."Maksud pak Randu, korban yang memulai api duluan?" Tanya Gibran selaku penasihat hukum Sasa.
"Iya benar pak Gibran, seperti yang kita tahu, seseorang ingin membunuh itu pasti karena suatu alasan yang mendasari hal tersebut" jelas Randu dengan senyum kemenangan.
"Belum tentu seperti itu pak!. anda tidak bisa menarik kesimpulan hanya dengan asumsi anda sendiri. Bagaimanapun korban sudah menderita akibat tindakan terdakwa" Ucap Gibran tidak setuju dengan apa yang diucapkan Randu sebagai penasihat hukum Aghata.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You My Captain
RomanceZhezsha Arnasatya Auristela Tamara adalah seorang dokter ahli bedah harus berhadapan dengan Tentara berpangkat kapten, Arkana Felix Wigara Prasetya karena perjodohan yang sudah diatur oleh kedua orang tua mereka, sifat mereka saling bertolak belakan...