34. Clara Or Aghata??

5.6K 204 1
                                    

"Clara!. Arkan. Gue curiga clara dalang dibalik ini semua. Pertama, dia yang bikin gue tremor saat melangsungkan operasi sampai gue diturunin jabatan. Dan hal itu terjadi di hari yang sama saat gue akan ditembak." Ucap sasa menggebu. Dirinya merasa yakin sekali bahwa ini semua adalah ulah clara yang tidak menyukainya selama ini.

"Kemungkinan apa saja bisa terjadi" ucap Arkan. Tetapi Arkan merasa hal ini bukan dilakukan oleh clara melainkan Aghata.

"Siapa Clara? Apa kamu juga kenal sayang ?" Tanya Aldo kepada sang istri.

"Ya kenal lah. Dia itu keponakan direktur rumah sakit. Sejak awal datang Dia memang menyaingi mbak Sasa" ucap nia.

"Bang kita harus meningkatkan kewaspadaan" ucap Aldo.

"Tentu saja." Balas Arkan.
Empat bodyguard itu tidak ikut bicara. Mereka sedari tadi hanya diam memperhatikan.

"Nia, kamu ga papa nak?" Serobot mama nia yang tiba-tiba masuk ke ruangan itu melihat keadaan putri sematawayangnya.

"Ga papa mah" jawab nia menatap lembut kedua orang tuanya.

"Kamu sudah sarapan nak?, papa bawain bubur" papa nia membawakan satu kantong kresek berisi bubur ayam.

"Sudah papa, tapi ga apa - apa makan bubur lagi" ucap nia sambil memegang perutnya yang masih kempes. Bubur ayam yang dibeli sasa tidak membuatnya kenyang ternyata.

"Papa dan mama tidak perlu khawatir nia baik - baik saja. Kan ada saya juga yang menjaga" sahut Aldo menatap lembut kedua mertuanya.

Sasa melirik jam yang ada dipergelangan tangannya menunjukkan pukul 7 kurang 15 menit. Dia pun mengambil tas nya dan merapikan bedaknya di depan cermin, penampilan memang penting sekarang baginya. Orang - orang yang berada disana memerhatikannya tanpa ia tahu. Tak terkecuali Arkan, dia hanya bergeleng kepala melihat tingkah laku istrinya yang tidak biasanya bolak balik menatap cermin seolah belum yakin dengan penampilannya.

"Udah cantik mbak" ceplos nia, sasa kemudian menoleh dan tersenyum ke arah istri adik iparnya itu.

"Nia. Gue kerja dulu ya. Ga papa kan gue tinggal?"

"Ga papa mbak. Kan Ada papa mama juga" jawab nia.

"Kalian ga kerja?" Tanya sasa menatap dua bersaudara yang berdiri tegap memerhatikan kesibukan sasa dengan penampilannya.

"Ini juga mau berangkat" jawab Arkan mantap.

"Dengan pakaian itu?" Tanya sasa heran. Suaminya bahkan masih mengenakan kaos dan celana panjang.

"Ya engga lah. Nanti pake seragam kerja" ucap Arkan.

"Kirain kan. Terus Aldo?" Tanya sasa ke adik iparnya.

"Iya ini mau bareng sama suaminya mbak sasa" Ujar Aldo sambil cengengesan.

"Yaudah om tante saya permisi" ucap Sasa pamit, diikuti oleh dua bodyguardnya.

🌼🌼🌼

Di depan kassa, jessika yang baru datang mempercepat langkahnya untuk menemui sahabatnya itu yang baru saja keluar dari ruang rawat inap nia.

"Sa, yang dibelakang lo siapa?" Tanya  jessika kaget melihat kedua pria yang berbadan besar berjalan mengikuti sasa.

"Bodyguard gue" ucap sasa santai.

"Pasti suruhan suami lo ya" balas jessika yakin.

"Iya. Jessika, kalau udah tahu, ga usah tanya deh" ucap sasa jengkel dengan sahabatnya itu.

"Yee gue kan cuma memastikan, lagian nih ya pembunuh itu ga bakal takut kalau cuma sama dua bodyguard gini doang" balas jessika seolah yakin.

"Lo aja takut" mata sasa mendelik ke arah jessika.

I Love You My Captain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang