47. Kelvin Givrano Adika.

5.3K 175 13
                                    

"Hidup ini isinya hanya kompetisi. antara menang dan kalah. Dan saya memilih untuk mengalah daripada menang tapi saya dibenci dan kalah tapi saya di maki"

~Kelvin Givrano Adika~

🌸🌸🌸

Fajar menyingsing, deburan ombak terdengar menenangkan di gendang telinga. di sela - sela gumpalan awan - awan, burung - burung berkicauan. di atas lautan, langit sudah mulai bewarna kebiruan. Matahari menampakan kekuasaan, daratan menjadi tempat landasan, seorang pria Tampan, berkulit putih, berambut cepak, bertubuh atletis, dan bertelanjang dada sedang berlarian di bibir pantai, kakinya sesekali tersapu oleh ombak. Alis matanya yang tebal, menambah kesan tatapannya yang tajam seperti ujung pisau. Tingginya sekitar 185 cm, Setelah puas berlari, pria itu kini menjatuhkan dirinya pada air laut, dan berenang dengan gaya bebas. Ketika ia ingin mengambil nafas, dan memunculkan kepalanya ke permukaan air laut, ia merasakan sesuatu yang menyenggol tubuh kekarnya. Betapa terkejutnya ia ketika menemukan seorang perempuan yang mengenakan gaun bewarna pink. Perempuan itu adalah Sasa. Ia pun membawanya ke bibir pantai. Dan mengecek nadi, serta pernafasannya.

"Masih hidup" gumamnya pelan setelah mengecek pernafasannya.  Kemudian pria itu menekan perut Sasa. Alhasil responnya mengeluarkan begitu banyak Air, tetapi Sasa belum Sadar juga. Pria itu akhirnya memutuskan untuk memberikan nafas buatan, ia  mendekatkan wajahnya ke wajah Sasa. Tapi baru jarak 1 cm Sasa batuk dan tersadar, kemudian menampar keras pipi kanan pria itu.

PLAK!!

"Kurang ajar ya Lo" ucap Sasa kemudian berusaha bangun.

Pria itu menatap heran. Tangan kanannya mengelus pipinya yang sakit karena tamparan keras Sasa. Padahal niatnya hanya ingin membantu.

Sasa kemudian berlari menjauh dari pria itu. Pria itu mengejar. Tetapi Sasa terus berlari hingga ia terjatuh. Ia tetap berusaha bangun dan berlari lagi. Pria itu semakin dekat.

"Hey!!, saya yang menolong kamu. Tadi kamu tenggelam di laut!!" teriak pria itu yang berlari mengejar Sasa.

"Gue ga percaya. Lo pasti cari kesempatan dalam kesempitan!!" teriak Sasa masih terus berlari.

"Saya disini tujuannya hanya untuk berlibur!!" teriak pria itu. Sasa berhenti. dadanya naik turun, nafasnya tersengal - sengal. Pria itu sudah berdiri di belakangnya. Bagaimanapun kecepatan Sasa kalah dengan pria itu. Sasa kemudian hendak berlari lagi, tetapi gaun yang ia kenakan selutut tidak sengaja ditarik oleh pria itu hingga robek. Maksud Pria itu adalah hanya untuk mencegahnya berlari. Sasa yang mengetahui gaunnya robek hingga ke pahanya, mulutnya menganga. Paha putih mulusnya jelas terlihat di sapa sinar matahari pagi setelah Fajar.

"Lo kurang ajar!!" Teriak Sasa sambil memukuli pria itu, tetapi pria itu tanpa perlawanan.

"Tunggu, kamu salah faham. Saya tidak bermaksud" ucap pria itu yang akhirnya memilih untuk diam. Dan membiarkan Sasa memukulinya. Setelah capek memukuli dengan tangannya sendiri, Sasa menangis. Dan berteriak "mama....!!"

"Dasar Anak Mama" ucap Pria itu dibalas tatapan sengit oleh Sasa.

"Biar saya jelaskan" ucap pria itu nafasnya tersengal - sengal karena menahan pukulan demi pukulan dari Sasa. Sasa pun duduk disebelah pria itu dan membenamkan kepalanya ke lutut, ia terisak.

"Saya tadi berenang dan menemukan kamu yang pingsan. Jadi saya membawa kamu ke daratan, mencoba untuk membangunkanmu, tetapi kamu malah menampar saya" jelas pria itu gamblang.

Setelah mendengar perkataan dari pria itu, Sasa pun menghentikan tangisnya. Ia mencoba mencerna apa yang dikatakan pria itu tadi. Dalam hati, Sasa berkata " berarti gue yang salah faham, niatnya cuma pengen nolongin gue" sasa menengadahkan kepalanya dan menatap wajah pria itu yang bebas dari jerawat.
"Wajahnya dia kok bisa mulus gitu sih." Sasa berucap dalam hati.

I Love You My Captain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang