19. Kasian sih.

6.3K 222 2
                                    

Gue udah cantik dong dengan setelan baju tidur bewarna pink motif hello kitty. Setelah rambut gue hairdryer Saatnya turun ke bawah untuk makan malam. Oh ya secara gue tadi mandi hampir 2 jam kali ya. Soalnya gue sambil luluran sih. Mana tuh Arkan ya? Kok gue ga lihat batang hidung nya sih. Gue berjalan menuruni anak tangga. Dan ternyata mereka sudah duduk berkumpul di meja makan ada mama, papa, Abang, Kakak ipar dan di sebelahnya Arkan. Itu sebelahnya ada kursi kosong pasti buat gue.

"Selamat malam semua" sapa gue senang. Ya buat nutupin ke pura- puraan sih.
Lho kok ga ada yang jawab sih. Ada apa ini?.

"Kenapa pada diam?" Tanya gue ke mereka semua.

"Kamu mandi atau bersemedi sih dek. Kami itu nungguin kamu dari tadi lho" celetuk abang gue.

"Ya gimana ya bang. Namanya juga cewek. Ngerti lah ya" jawab gue dengan alasan yang klasik banget.

"Yaudah jangan diributin. Karena Sasa udah ada. Ayo makan" ajak papa gue. Oh jadi ceritanya pada nungguin gue nih. Ya mana gue tahu lah ya. Orang ga ada yang bilang kalau makan pake acara menunggu segala.

"Nak Arkan diambilin dong Sasa makanannya" perintah mama gue. Ya ampun harus banget ya gue ngelayani dia. Di meja makan hidangan makan malam kali ini ada ayam bakar, sambal, tahu goreng tempe goreng lalapan sama ayam goreng. Kalau yang ga suka makan ayam ada pula ikan lele. Si Arkan seleranya apa aja gue ga tau.

"Kamu mau makan apa?" Tanya gue lembut. Ini khusus di depan orang tua lha ya. Gue ga mungkin pake bahasa sehari-hari juga kan.

"Ayam bakar sama lalapan" ucapnya singkat.

"Nasinya segini atau lagi?"

"Segitu aja" duh gue ga nyangka bisa selembut ini. Akting yang memukau di hadapan ortu gue.
Setelah mengambil untuk Arkan. Tentunya untuk gue dong. Gue ga terlalu suka sama ayam bakar jadi gue pilih ayam goreng.

"Cuti berapa hari Arkan?" Tanya papa gue disela-sela makannya.

"2 hari pa" jawabnya.

"Berarti lusa udah kerja?"

"Iya pa"

"Kalau Sasa?"

"Besok Sasa harus masuk pa, karena ada rapat khusus ahli bedah yang ga bisa Sasa tinggalin"

"Kalau ga datang berpengaruh Sa?" Tanya papa gue. Ya jelas lah papa. Gue kan direkturnya mana mungkin rapat tanpa gue. gue juga ga bisa egois buat mengganti hari. Karena udah disepakatin dari sebelum gue nikah keles. Lah nikah gue aja ala dadakan.

"Harus datang pa!!" jawab gue mutlak.

"Yaudah besok diantar sama Arkan. Kamu ga usah bawa mobil sendiri"

"Sasa ga mau ngerepotin Arkan pa"

"Ya ampun dek kamu itu udah nikah emang ada gitu istilah istri ngerepotin suami"

"Ya kan gue. Eh sasa ga manja bang. Sasa pengen mandiri aja"

"Tuh kan kamu itu masih aja ga ninggalin bahasa kamu"

"Abang sih ga usah sok-sok an nasehatin ya bang. Sasa tahu semua. Ini adalah ide abang" ucap gue yang udah ga tahan dengan tingkah abang gue.

"Maksud kamu apa sih dek"

"Ya abang yang menjerumuskan sasa. Sasa ga akan lupain ini bang. Sasa inget sampe mati sekalipun"

"Hust. Sa, kamu ngomong apa ga boleh ngomong gitu" ucap mama gue.

"Ya mama juga tahu kan. Ga usah mama tutup tutupi"

"Udah-udah. Kenapa jadi ribut. Hargai anggota baru ini. Ada Arkan. Dari tadi cuma diam memperhatikan"

I Love You My Captain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang