Meninggalkan hiruk pikuk ibu kota, mobil yang membawa ketiga wanita ini berjalan melewati hutan, entah akan kemana tujuan pembunuh itu membawa ketiganya.
"Kalau cuma diplester saja tidak cukup. Ikat tangan mereka juga dodol" ucap salah satu pembunuh itu kepada rekannya yang duduk di kursi belakang mobil Avanza putih bersama tiga wanita yang ditawannya.
Pembunuh itupun menurut perintah rekannya yang duduk di depan, dengan mengikat tangan ketiga wanita itu menggunakan tali tambang.
Sasa berucap dalam hati "gue ga akan biarin mereka ngebunuh Nia dan juga jessika. Kalian pokoknya harus tetap selamat.
Gue juga udah utang budi sama Nia jangan sampe ketambah lagi. Gimana caranya gue harus bebasin mereka ya??. Pembunuh itu juga cuma menginginkan gue. Ga seharusnya mereka berdua jadi korban. Gue harus cari cara."Sasa berusaha melepas ikatan tali tambang yang hanya diikat simpul oleh pembunuh itu. Pelan tapi pasti ia berusaha membuka simpul itu. Dan dengan kecerdasannya simpul itu berhasil terlepas. Tetapi Sasa masih pura - pura seperti terikat.
Sasa meronta ronta dan pembunuh yang duduk dihadapannya membuka plester dimulutnya kemudian bertanya.
"Ada apa?"
"Gue mau buang air besar" ucap Sasa. Ini hanyalah taktiknya agar ia berhasil membebaskan jessika dan Nia.
"Ditahan dulu" jawab pembunuh itu.
"Ihhh ga bisa ditahan udah di ujung" ujar Sasa sambil menunjukkan ekspresi seperti akan buang air besar. Kemudian wajah pembunuh itu menatap Sasa jijik.
"ini si Sasa mau buang air besar, udah kentut lagi dia. Berhentiin dulu mobilnya" ucap pembunuh itu sambil menutup hidungnya. Padahal sasa sama sekali tidak kentut. Tetapi Aktingnya Sasa benar - benar berhasil untuk membuat salah satu pembunuh itu percaya.
"Yaudah kamu temenin dia sana" ucap pembunuh yang duduk dibagian depan.
"Kok aku?" Tanya pembunuh itu. Ia terlihat enggan mengantar Sasa untuk buang Air besar.
"Kamu yang bertanggung jawab mengawasi mereka. Jadi kamu harus mengantarnya. Cepat jangan lama - lama" ucap salah satu pembunuh itu.
Dengan enggan pembunuh yang di depan sasa pun menurut.
"Ini di mana sih? Kok hutan - hutan gini?" tanya sasa melihat sisi kanan dan kiri jendela adalah hutan. Kemudian Sasa setengah berdiri. Dan ia mulai melancarkan Aksinya yaitu dengan memukul kuat kepala pembunuh itu hingga tersungkur. Sampai tangannya Sasa sendiri terasa sakit.
kemudian Sasa berhasil merebut pistol dan menodongkannya kepada pembunuh yang ada di hadapannya. Mendengar keributan yang terjadi di belakang empat kawanan pembunuh itu lantas menoleh ke belakang."Jangan ada yang bergerak, atau teman kalian ini gue bunuh dengan pistol miliknya sendiri" Ancam sasa yang sudah menarik ujung dari pelatuk pistol tersebut. Sasa sudah berhasil membekuk satu pembunuh itu dan menjadikan alasannya untuk kabur.
"Goblok banget kamu jon, jagain mereka aja ga becus!!" ucap salah satu pembunuh itu.
"Aku juga yang disalahin" jawab pembunuh yang sudah tidak berdaya di genggaman Sasa.
"Lo cepet lepasin ikatan di tangan mereka" pembunuh itu menurut dengan apa yang dikatakan Sasa dan melepaskan simpul tali yang diikatnya tadi.
Setelah berhasil, jessika dan nia pun membuka plester di mulut mereka.
Empat orang pembunuh yang duduk di depan bingung harus berbuat apa. karena temannya sudah menjadi tawanan oleh Sasa."Kalian mau temen kalian ini mati di tangan gue?" Tanya Sasa kepada empat pembunuh itu yang tidak diketahui wajahnya hanya mata dan mulut yang terlihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You My Captain
RomanceZhezsha Arnasatya Auristela Tamara adalah seorang dokter ahli bedah harus berhadapan dengan Tentara berpangkat kapten, Arkana Felix Wigara Prasetya karena perjodohan yang sudah diatur oleh kedua orang tua mereka, sifat mereka saling bertolak belakan...