58. Suara Hati Kelvin

5K 191 14
                                    

"Saya khawatir, saya senang kamu kembali" ucap Arkan yang langsung menarik Sasa kedalam pelukannya. Sasa tersenyum bahagia.

"Kelvin" Ucap Hamdan, pria paruh baya itu memajukan langkahnya mendekati Kelvin, hendak memeluknya tetapi kelvin malah memundurkan langkahnya, ia kemudian menatap sedih Arkan yang memeluk Sasa dengan erat.

Acara tahlilan itupun berakhir, setelah kedatangan Sasa dan Kelvin, mereka yang datang, pamit untuk pulang dengan keluarga Sasa, dan dengan rasa syukur Karena Sasa baik - baik saja.

"Jangan pernah meninggalkan saya lagi" ucap Arkan masih dengan pelukan eratnya, tangannya membelai kepala Sasa yang sudah tertutup jilbab.

"Tidak peduli apapun yang terjadi, Sasa akan selalu bersama kak Arkan. Kak, Setelah waktu berlalu, Sasa baru tahu, tak ada yang kebetulan dalam sebuah takdir. Walaupun takdir kita ditentukan dalam pilihan orang tua kita, tapi terkadang takdir itu juga memilih kita." ucap Sasa ia membalas pelukan erat dari Arkan suaminya, ia tidak lagi menggunakan logatnya jika itu di hadapan suaminya. mereka, baik keluarga Arkan maupun Sasa yang melihat suami istri yang kembali bersama ini, ikut tersenyum bahagia. kecuali Kelvin, ia menahan rasa sakit yang amat dalam. Hamdan yang mengetahui tatapan Kelvin yang memandang sekilas Arkan dan Sasa yang berpelukan mulai mengerti.

"Kelvin, nak" Ucap Hamdan, pria paruh baya itu memajukan langkahnya mendekati Kelvin, hendak memeluknya tetapi kelvin malah memundurkan langkahnya.

"Kelvin, jangan pergi nak, ayah merindukanmu nak" ucap Hamdan, matanya sudah berkaca - kaca. Sasa menatap bingung adegan ini.

"Ayah, ayah kenal Kelvin?" Tanya Sasa pada sang mertua, ia melepaskan pelukannya dari Arkan.

"Dia kakaknya Arkan Sasa, adik Kayla" ucap Hamdan, Sasa yang mendengar penuturan mertuanya itu menatap Kelvin tidak percaya.

"Kenapa kamu menghilangkan nama belakang Ayah pada namamu?. Kamu anak ayah nak" ucap Hamdan, Jenderal Angkatan Darat itu menangis. dengan cepat ia memeluk erat sang putra yang sudah menghilang selama 7 tahun lamanya. Meluapkan kerinduannya selama ini, Hamdan menyembunyikan suara tangisnya di dada bidang sang putra. Tetapi Kelvin tidak membalas pelukan ayahnya, meskipun di dalam hatinya ia sangat bahagia bisa merasakan pelukan orang tuanya. Karena sebelumnya Kelvin tidak pernah mendapatkan pelukan dari Hamdan sebagai orang tuanya.

"Waktu yang kejam dan tidak berperasaan telah menelan ucapan anda bapak Jenderal TNI Angkatan Darat, Hamdan Hamid Prasetya.
Saya tidak pintar, saya selalu membuat hal yang kedengarannya sederhana, jadi biarkan saya membawa pergi semuanya. Jangan cegah Saya" Ucap Kelvin melepas paksa pelukan sang ayah. Suasana di ruang tamu yang besar milik kediaman orang tua Sasa menjadi tegang. Mereka yang belum mengetahui kebenaran hanya menatap bingung Kehadiran Kelvin yang membuat Hamdan Jenderal TNI Angkatan Darat mengeluarkan Air matanya.

"Nak, ayah mencintaimu. Begitupun kayla, Arkan, Aldo, bundamu juga mencintaimu, kembali lah nak. Kamu punya rumah, punya keluarga, kenapa kamu tidak ingin bersama kami?" Ucap Hamdan, air matanya sudah membanjiri kedua belah pipi yang sudah tampak keriput.

"Ayah!!. saya tidak pernah ada, sehingga kalian tidak perlu mencintai saya.!!" Ucap Kelvin sarkas.

"Kelvin!. kamu jangan membentak Ayah!. Berani kamu lakukan itu, kamu berhadapan dengan Saya" ucap Arkan yang mendekati Kelvin. sorot matanya tajam, tinggi kedua pria itu hampir sama, walaupun kelvin sedikit lebih tinggi dari Arkan.

"Saya tidak punya urusan dengan kamu, tidak perlu memberitahu. Saya bukan bagian dari kalian" jawab Kelvin menatap sengit Arkan.

"Arkan!. Dia itu Saudaramu, anak ayah juga. Jangan menganggapnya musuh" bentak Hamdan kepada putra keduanya itu. Ia menarik tangan Arkan untuk menjauh dari Kelvin, percikan api mulai ada diantara Kelvin dan Arkan. Arkan masih terus melemparkan pandangan tajam kepada Kelvin.

I Love You My Captain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang