20. Ngunduh Mantu

6.4K 218 4
                                    

Setelah 5 hari Arkan tinggal di kediaman orang tua gue. Sekarang gue gantian di rumahnya. Keluarga Arkan yang menggelar acara resepsi. Ini namanya ngunduh mantu, acara ini milik keluarganya.

Tapi gue waktu itu juga ngundang rekan sejawat buat dateng hehe. Padahal kalau dipikir yang datang pasti semuanya keluarga Arkan baik itu kerabat jauh maupun deket, yups Arkan family.

Keluarga gue sih ada tapi ya ga semua bisa dateng. Halaman rumah kediaman orang tuanya Arkan sih yang gue lihat begitu luas. Ga tingkat tapi ya luas banget. tempatnya sejuk banget karena dikelilingi tanaman bunga yang mekar nan cantik.

Gue yakin bundanya Arkan pasti suka nanam tanaman. Gue sekarang duduk di kamarnya Arkan yang serba abu-abu wajar aja hidupnya begitu serius. Lah dia milih warna aja abu-abu sebagai cat kamarnya kok.

Beda sama gue yang serba pink. Di kamarnya juga ada beberapa fotonya duh itu dia yang masih kurus banget cungkring gitu megang senjata laras panjang. Cukup keren sih. Ya ga banyak juga fotonya beda sama di kamar gue. Foto dari gue kecil sampe dewasa ada tuh di kamar gue.

oh ngomongin soal nia. Ini orang ngikutin gue dari pas gue datang sampe gue duduk mau dirias aja. Dia nemenin tapi diam tanpa kata. karena periasnya bilang gue ga boleh diajak ngbrol itu mengganggu konsentrasi perias dalam merias gue.

Ya ampun segitunya banget kan. Dan ga bisa gue pungkiri. Nih sekarang gue bakalan sering ketemu sama nia. Mau ga mau gue harus bersikap seolah gue suka sama kepribadiannya. Padahal ga sama sekali.

Lagi-lagi sebelum tidur, semalam Gue meningkatkan rasa keingintahuan gue atau kepo tingkat tinggi dengan seperti biasa searching di google, karena terngiang kata-kata ngunduh mantu. Gue ketik aja tuh.

Gue kan bukan orang jawa, jadi gue pengen tahu acaranya kayak gimana biar ada persiapan dan yang pasti gue ga terlalu malu-maluin keluarga.

Jadi prosesi ngunduh mantu itu adat jawa, setelah penyelenggaraan upacara pernikahan di rumah gue pada 22 januari 2018, pihak keluarganya Arkan juga mengadakan acara sendiri yaitu ngunduh mantu atau ngunduh temanten oleh orang tua Arkan di rumah kediamannya dengan mendatangkan gue dan keluarga gue.

Tentunya gue bareng Arkan lah ya datang dari rumah. Nah biasanya acara ini dilangsungkan 5 hari setelah resepsi di kediaman mempelai wanita dalam hal ini gue.

Kata ngunduh mantu itu sendiri secara harfiah memiliki arti memetik atau mengambil menantu.
Prosesi ini dilakukan dengan cara mengundang orang tua gue untuk melakukan upacara penyerahan anak perempuannya kepada pihak keluarga Arkan.

Dalam adat jawa yang masih kental dengan hukum Patriarki, patriarki itu sendiri adalah budaya yang menempatkan seorang laki-laki yang memegang kekuasaan utama. Nah para perempuan yang telah menikah, maka ia biasanya akan diboyong oleh pengantin pria dan kemudian bertempat tinggal dikediaman pengantin pria atau suami. Kalau itu gue juga tahu. Gue juga harus terima takdir bahwa sudah menjadi seorang istri duh malah curhat.

Dalam hal ini seorang suami mempunyai peranan penting sebagai pelindung, pengayom sekaligus memberi nafkah bagi istri dan anak anaknya kelak.

meski upacara ngunduh mantu ini bukan kewajiban, namun hingga kini beberapa orang tua pengantin pria masih banyak yang melakukannya. Upacara adat ini diselenggarakan sebagai ungkapan rasa syukur atas keberhasilannya dalam mendapatkan menantu yang sesuai dengan harapan.
Ngomongin soal harapan.

Gue sama sekali ga ada harapan menikah sama pria model Arkan. Apalagi Arkan mana mungkin berharap gue jadi istrinya yang baik. Oh gue sepertinya ga bisa. Tapi keluarga Arkan pasti berharap banget sama gue. Begitupun juga keluarga gue berharap banget sama keluarga Arkan.

I Love You My Captain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang