46. Ke Laut.

4.9K 169 3
                                    

"selamat tinggal Arkan"

~Zhezsha Arnastya Auristela Tamara~

🌼🌼🌼

Hari sudah malam, Arkan merasa Sasa sudah di bawa pergi oleh para pembunuh itu, tidak berada lagi di hutan. Ia pun kembali bersama anak buahnya ke mobil. mobil Arkan sudah dibawa Aldo yang membawa pergi Nia ke rumah sakit. Arkan sedikit lega, setidaknya Nia selamat. Tetapi dalam hatinya masih terus gusar memikirkan apa yang terjadi pada Sasa.

"Mobil mereka sudah tidak ada, berarti mereka sudah pergi" ucap Salah satu bawahan Arkan yang tidak melihat Mobil Avanza putih.

"Pergi dan temukan mereka" ucap Arkan, kemudian masuk ke dalam mobil Ayla hitam.

Dor.. Dor..!!

Kontak tembak terjadi selama beberapa saat. Arkan yang melihat para bawahannya masih di luar, ia pun ikut keluar. Kemudian Arkan melihat seseorang tengah membidik pratu Galih, bersiap untuk melepaskan tembakan.

"Awass!!" teriak Arkan yang kemudian berlari menggantikan posisi pratu Galih. Peluru itu berhasil mengenai dada Arkan. Arkan terjatuh di jalanan aspal. Baik bawahan, empat orang bodyguard dan para junior Arkan, mereka semua mendekati tubuh Arkan yang sudah bersimbah darah.

"Kapten!!, kapten!!" teriak pratu galih, sambil mengguncang tubuh arkan yang sudah lemah. Matanya terpejam.

Sementara itu, di ruang yang gelap, Aghata yang tengah berdiri, mendapat laporan dari anak buahnya.

"Maaf bos. Saya mendapat kabar, Arkan yang tertembak" ucap salah satu anak buahnya. Mendengar kabar Arkan yang tertembak, membuat Aghata marah besar. Ia menodongkan pistol di kepala anak buahnya yang melaporkan kabar itu. Dan menarik pelatuknya.

Dor!!

Anak buahnya mati seketika. Darah bercucuran dari kepala anak buahnya itu. Sementara anak buahnya yang lain, melihat kejadian itu bergidik takut.

"Ini akibatnya kalau kerja kalian gagal. Tidak sesuai yang saya perintahkan" ucap Aghata. Air matanya mengalir dari sudut matanya, air mata itu untuk Arkan, orang yang dicintainya.

"Arkan saya minta maaf" gumam Aghata pelan.

"Ta--ta--tapi bos bukan dia yang melakukan" sahut salah satu anak buahnya.

"Apa bedanya?!. dia juga melaporkan hal yang saya tidak ingin dengar. bagaimana saya bisa menerima ini!!" Teriak Aghata membuang pistol yang tadi ia gunakan untuk membunuh anak buahnya.

"Arkan terluka" Ucapnya melemah. diiringi isak tangis. Aghata jiwanya memang terguncang, sejak kecil dia selalu memiliki sifat dan kepribadian yang pemarah dan kasar.

Sementara di ruangan, Sasa masih dengan tangisnya. Ia merasakan hatinya gelisah, dalam hati ia berkata "Arkan semoga kamu baik - baik saja."

"Kamu kenapa?" Tanya salah satu dari kelima bajingan itu. Tangannya menyentuh pipi Sasa, mengapus air matanya. Sasa berusaha melawan dengan menghindari sentuhan tangan dari bajingan itu.

"Cantik. Ayolah" ucap bajingan itu wajahnya mendekati wajah Sasa.

"Najis" ucap Sasa kemudian meludah tepat di wajah bajingan itu. Dalam hati Sasa selalu menyebut nama Arkan. Ia ketakutan.

Pria yang di ludahi oleh Sasa, tertawa menggema di ruangan itu, kemudian tangannya beralih ke paha Sasa yang putih mulus. Sasa tidak kuasa menahan pelecehan ini. Ia kemudian mencari ide agar terbebas dari mereka.

"Oke. gue akan layani kalian berlima. Tapi lepasin talinya dulu. gimana cara gue ngelayanin kalau ga di lepas" ucap Sasa.

"Kamu pikir kami bodoh. Kita lepas talinya kamu pasti akan kabur" ujar Salah satu bajingan itu.

"Hey.. kabur kemana? Ini di tengah laut. kalian yang bodoh!! gimana cara gue buat kabur coba?" Ucap Sasa mencoba meyakinkan mereka agar melepaskan tali yang mengikatnya.

"Iya juga. benar kata dia. Lepas saja" ucap salah satu bajingan itu. Kemudian tali dilepas. Dan dengan gerakan kilat Sasa menerjang alat vitalnya salah satu dari mereka. Itu merupakan titik kelemahan pria. Melihat rekannya kesakitan karena diterjang alat vitalnya, ke empat bajingan itu mundur dan takut. Padahal mereka membawa pistol, tetapi sama sekali tidak terpikir untuk menembak Sasa. Sasa pun berlari dan membuka pintu ruangan itu. Tetapi di depan masih ada anak buahnya Aghata yang Mencekal tangan Sasa, menahannya agar tidak pergi.

"Mau kemana cantik??" Ucap pria yang mencekal tangan Sasa.

"Lepasin gue!! lepasin" sasa mencoba memberontak tetapi gagal. Lututnya memukul alat vital pria itu. Membuat pria itu terduduk kesakitan. Sasa pun kembali berlari ke luar.

"Kalaupun gue mati. Gue lebih memilih tenggelam di laut daripada harus menyerahkan harga diri gue ke kalian!!" lima pria bajingan itu sudah mengepungnya. Sasa tidak mempunyai pilihan lain selain loncat ke laut.

Byurr!!

Mendengar suara bising, Aghata yang sedang makan malam bersama Jessika dan dokter Ana lantas keluar.

"Bos dia lompat" Ucap salah satu anah buah Aghata.

"Apa? Pastikan dia mati" ucap Aghata emosi.

"Sudahlah bos. Dia pasti mati" sahut salah satu bawahannya.

"Belum tentu. dia pandai berenang" ucap Aghata yang teringat ketika Sasa kecil yang menolong Arkan dari tenggelamnya.

"Tunggu apa lagi?? Tembak dia!!" Perintah Aghata langsung mendapat respon cepat dari para bawahannya. Sasa yang berenang di dalam, mencoba menghindari peluru yang menyerang dirinya.

Dor.. Dor..!!

Peluru itu selalu melesat, Sasa masih terus berusaha berenang.

Dor!!

Dan peluru itu akhirnya berhasil menggores bagian  punggungnya. Membuat Sasa meringis. Tapi ia tetap berenang sejauh yang dia sanggup. Hingga tibalah dimana saat ia kelelahan, matanya terpejam. Dalam hatinya bergumam "selamat tinggal Arkan"

"Besok kalian ke pesisir dan cari mayatnya!. kalau saya belum lihat mayatnya, saya belum puas" ucap Aghata yang masih ingin terus mengejar Sasa sampai kematian Sasa ada dihadapannya sendiri.

"Bos laut itu luas. Mungkin dia dimakan ikan buas" sahut salah satu bawahannya.

"Saya tidak mau tahu. Cari dia besok!!" Gertak Aghata pada anak buahnya yang selalu membantah perintahnya.

"Iya baik bos" jawab mereka patuh.

🌸🌸🌸

Ikuti terus jalan ceritanya. Tenang aja.. Arkan ga aku bikin mati kok. Aku bikin dia istirahat dulu. Kasian kan cape nyariin, ga ketemu hasil. Aku sengaja bikin konflik yang klimaks yaa biar kalian yang baca penasaran terus wkwk. 😜
Tapi tetep ga bertele - tele kok. Ini tuh biar ngenak ke hati para pembaca sekalian.
Pada suka dumil ga kalian? Aku malah ga begitu sih. Tapi suka sama kegagahan mereka wkwk😆
Cerita ini aku sengaja bikin ngenak banget ke unsur intriknya. Jadi lebih ke konfliknya yang puncak banget. Mungkin kalian yang baca bakal greget. beda banget sama cerita aku yang sebelumnya. konfliknya cuma antar 1 dan 2 tokoh. Kalo ini banyak ya. 😉

Happy Reading..🤗

Salam Sehat... jasmani dan Rohani. (Udah kek instruktur senam aja😁)

Salam bahagiaaa😂😂. Bahagia harus ya. Tapi jangan sampe euforia. Karena sesuatu yang berlebihan juga ga baik kan??.

I Love You My Captain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang