Setelah melewati perjalanan dari Pangkalan Rumah Dinas Angkatan Udara, mereka bertiga sudah tiba di tempat yang mereka tuju. Salon langganan Sasa dan Jessika.
"Mbak. aku Creambath ya" ucap Nia yang baru datang. Tangannya sambil menggaruk kepalanya yang sudah gatal karena sudah beberapa hari tidak keramas.
"Mbak gue creambath plus catok ya" ucap Jessika yang kemudian duduk menghadap cermin besar.
"Kalau gue sama, di creambath plus catok ya mbak" ucap Sasa kemudian duduk di tempat yang sudah disediakan.
"Ok siap mbak" jawab mbaknya dengan posisi siap.
"Eh pake siap tegap segala" ujar Sasa terkekeh pelan.
"Iya kan istrinya komandan nih langganan" jawab mbaknya. Kedua tangan mbak itu sudah siap untuk mencuci rambut Sasa.
"Kecuali gue mbak disini yang bukan istri komandan." Sahut jessika yang disebelah Sasa.
"Iya kan mbaknya masih sendiri" sahut mbaknya.
"Iya tahu, gue jomblo. Ga usah diperjelas kali mbak" balas jessika cemberut.
"eh Mbak, Ralat. temen aku itu ga sendiri lho. Kan kesini bareng aku sama mbak Sasa" Sahut Nia yang posisinya berada di sebelah kiri jessika. Kini kepala dan Rambutnya itu juga sedang di cuci oleh mbak yang bekerja di salon itu.
"Cepet nyusul dong mbak" sahut mbaknya.
"Iya doain aja ya kalian. biar dia pisah terus nikah sama gue." Ceplos jessika.
"Siapa yang lo maksud jes?" Tanya Sasa bingung. Tidak mengerti maksud dari perkataan Jessika.
"jangan bilang mbak jessika mau jadi pelakor" celetuk Nia diakhiri dengan kekehan pelannya.
"Ya engga lah gila kali" ujar Jessika.
Drrt... drrt...!!
"Ponsel siapa tuh yang bergetar?" Tanya jessika. Karena merasa ponselnya tidak bergetar.
"Laki gue tlp" Jawab Sasa setelah membuka layar ponselnya.
Panggilan Video Call Masuk Arkan.
"Wah di Video Call sama suami" ucap mbaknya yang masih memijat kepala Sasa.
"Susst mbak!" menginstruksi mbaknya untuk diam. "dia ini lagi sensi" ucap Sasa kemudian menggeser tombol hijau di layar ponselnya. Menampakkan wajah Arkan yang sedang duduk di sofa ruang tamu Nia.
"Assalammualaikum" Arkan mengucap Salam. "Waalaikumsalam" di jawab oleh Sasa.
"Kok ga dibales pesannya?" Tanya Arkan.
"Iya ini juga baru nyampe kok" ucap Sasa yang jelas berbohong. Dia sudah nyampe dari tadi sebenarnya. Tetapi lupa untuk mengabari Arkan.
"Baru nyampe apa? Itu rambut udah basah berarti dari tadi" ucap Arkan memerhatikan wajah istrinya sekaligus rambutnya yang sedang di cuci.
"Iya - iya maaf ga sempet" ucap Sasa memasang wajah memelas.
"Yaudah jangan dimatiin saya lihat kamu" ucap Arkan melarang sasa untuk mematikan Video Callnya karena pria itu terus mengkhawatirkan istrinya.
"Hem iyaa" jawab Sasa singkat. Matanya menahan kantuk tetapi tangannya tetap memegang ponselnya.
"Mbak tolong ponsel gue taruh situ dong, biar dia bisa lihat. Tangan gue pegel kalau harus pegang terus" ujar Sasa meminta tolong mbak nya. Mbaknya pun menaruh ponsel Sasa di sandarkan di depan cermin agar kelihatan. Sehingga Arkan dapat melihat dengan jelas keadaan dan situasi di salon tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You My Captain
RomanceZhezsha Arnasatya Auristela Tamara adalah seorang dokter ahli bedah harus berhadapan dengan Tentara berpangkat kapten, Arkana Felix Wigara Prasetya karena perjodohan yang sudah diatur oleh kedua orang tua mereka, sifat mereka saling bertolak belakan...