14. Berantem

6.4K 231 3
                                    

"Saya memang ga suka akan perjodohan ini. Tapi saya tidak punya pilihan lain selain menerima"

~Arkana Felix Wigara Prasetya~

🌸🌸🌸

"Cuma segini latian kalian??!. Mana semangatnya?!!. Cepat Lari yang cepat.!!" teriak Arkan membahana di telinga gue. Suaranya yang tegas. Dapat gue dengar jelas.
dia memakai seragam loreng seperti biasanya. Dia terlihat begitu berkeringat. Tangan gue hendak meraih pundaknya yang tegap tapi dia langsung menoleh bahkan menepis. membuat gue langsung berputar karena dengan kuat dan kerasnya tepisannya. kaki gue tergelincir dan dengan sigap tangan Arkan meraih pinggul gue. Dan posisi gue sekarang tepat berada di bawah pandangannya. Kepala gue di,
Aduh di dada kirinya. Dapat gue lihat dengan jelas guratan wajahnya meskipun berkeringat tapi tampak bersih no jerawat. Waktu terasa berhenti ketika gue menatap   matanya. Matanya yang bertemu pandang dengan mata gue. kita bertatapan entah itu selama berapa detik. 0,05 detik paling. Sampai akhirnya suara jessika merusak moment ini.

"Ehem" gue dan Arkan tersadar karena deheman jessika. Arkan segera melepaskan tangannya dari pinggul gue. Gue juga kembali berdiri sendiri. Eh btw gue ngomong apa sih. Gue ga boleh suka atau simpati sama dia. Ga boleh banget!!, Pokoknya ga boleh.

"Kamu ngapain kesini?" Tanyanya dengan wajah seolah ga suka kehadiran gue.

"Gue, gue" duh gue masih gugup gegara adegan tadi. Please ini ga tepat. Gue takut dia salah mengira.

"Sasa mau ambil bajunya yang ketinggalan di mobilnya mas" ceplos jessika. Nah untung deh di bantu sama jessika. Ada guna juga dia ikut. Ga cuma nyusahin gue.

"Nah iya. Ada kan di mobil lo?" tanya gue memastikan.

"Iya masih nangkring di mobil. ga jadi saya buang karena mungkin pemiliknya nyariin" ucapnya sambil melipat tangan di dada. Dih nih cowok aneh ga terlepas dari anehnya. Masak baju gue yang mahal dan masih bagus itu mau di buang sih.

"Yaudah mana kunci mobil lo?. Habis ini gue juga mau pulang" ucap gue meminta kunci mobilnya.

"Nih" ucapnya kemudian melempar kunci mobilnya ke gue. Emang ga bisa apa dikasih pelan-pelan pake cara halus gitu. Udah pasti gue ga siap buat nangkep. Kunci mobilnya jatuh deh ke tanah. Terus gue pungut. Tanpa berkata apapun gue langsung meninggalkan dia. Seenaknya aja dia memperlakukan gue begini di depan jessika lagi ah malu gue.

"Jes. Lo jangan ngira yang engga-engga ya karena Arkan itu--" ucap gue sambil berjalan pelan kemudian menoleh. Lah jessika mana? Ya ampun tu anak malah masih berdiri di situ menatap laki gue dengan takjub. Berani banget sih dia.
Gue balik nyamperin dan menarik tangannya.

"Ayoo. Ngapain sih lo"

"hehe iya sa. laki lo ganteng banget sih kalau berkeringet gitu. Kelihatan keren banget" ucapnya yang mengikuti langkah gue. Tapi matanya ga lepas dari casum gue. Jessika menatapnya sampe gitu banget.

"Lo ini kayak baru pertama kali lihat aja" ucap gue gak terima.

Eh tunggu bentar. Ini mobilnya Arkan di mana ya. Halaman batalyon seluas ini gue ga lihat keberadaan mobilnya tuh. Mobil fortuner hitam.

"Jess lo tunggu di sini sebentar aja"
Dengan sedikit rasa malu gue balik lagi nyamperin dia yang sedang berkacak pinggang teriakin juniornya. Hellow. Ga usah teriak mereka juga denger kali. Emang ada gitu tentara budek.

"Arkan mobil lo dimana?" Tanya gue seketika mata juniornya memandang gue. Mungkin mereka berpikir gue siapanya Arkan. Ya jelas gue calonnya dong.

"Tuh" ucapnya sambil menunjuk mobil yang terparkir di sebelah mobil gue. Ya ampun mata gue ga rabunkan. Tadi perasaan cuma mobil gue deh yang parkir di situ. Gue habis ini cek kesehatan mata lah jangan-jangan mata gue ga sehat.

I Love You My Captain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang