28. kepulangan Arkan

6.3K 200 3
                                    

Sa, kamu dimana? rumah kosong udah 2 minggu semenjak kepergian saya"

~Arkana Felix Wigara Prasetya~

🌼🌼🌼

Sasa POV

"Pras itu adalah Arkan. Arkan adalah pras. Kamu itu dulu namanya Ricen" celetuk Aghata. Gue juga udah tahu. Gue inget mama gue pernah mengatakan hal serupa bahwa nama gue dulu Ricen.

"Jadi lo temen masa kecil gue?" Tanya gue ke wanita ini.

"Iya, saya juga kekasihnya Arkan. Dari kecil Arkan selalu peduli sama saya" ucapnya. Gue ga percaya gitu aja.

"Terserah lo mau ngomong apa. Gue cuma percaya sama apa yang Arkan katakan" ucap gue kemudian memundurkan langkah gue untuk pergi.

"Temennya Aghata?" Sahut wanita, usianya seumuran mama gue kira-kira. yang baru datang bersama dengan pria yang seumuran bokapnya Arkan. Gue yakin ini bokap nyokapnya Aghata. Bokapnya Aghata yang memang Seorang Jendral TNI AL. Gue lihat di seragamnya loreng warna biru yang bertuliskan TNI AL.

"Iya ma, sekaligus dokter yang mimpin operasi Aghata." Balas aghata sok lembut. Sok lemah juga. Padahal ngomong sama gue tadi udah kenceng lancar banget kayak jaringan WIFI.

"Makasih ya nak sudah menyelamatkan anak saya" ucap mamanya Aghata. Rasa terimakasihnya terlihat tulus. Orang tuanya baik, tapi kok anaknya kayak gini ya? Ini yang membuktikan buah itu sebenernya jatuh, mau jauh dari pohonnya apa mau deket dari pohonnya itu sama sekali ga berpengaruh. Tapi yang gue yakin semua orang pada dasarnya dilahirkan untuk menjadi baik. Hanya saja dalam perjalanan mereka bisa berubah karena suatu hal.

"Iya dok, kata dokter yang satunya, hari ini Aghata sudah boleh pulang. Dokter juga boleh main ke rumah, lanjutin ngobrolnya sama Aghata" tawar papanya aghata. Dikira gue temen akrabnya apa. Orang tuanya aghata mungkin ga tahu ada niat terselubung dari putrinya ini. Mengapa harus gue yang mimpin operasi. Padahal banyak dokter yang mampu akan hal itu.

"Ma, pa, Dokter sasa ini adik iparnya mbak kayla istrinya Laksamana Zharega, bawahannya papa" ditambah nih ya, kenyataan yang baru gue tahu dari kalimatnya ini, bokapnya Aghata atasannya suami kakak ipar gue, hem kalau ada yang bilang dunia ini memang sempit sih. Itu bener. Gue alami sendiri.

"Oh ya, wah kebetulan sekali Rumah kami tidak jauh dari rumahnya dek Rega" ucap bokapnya Aghata. Bokapnya ga galak deh dari bahasa obrolannya kayak orang udah kenal lama aja.

"Kemarin habis lahiran ya? Tapi kami belum sempet jenguk karena baru selesai kunjungan maaf ya" ucap mamanya Aghata lembut.

"Iya ga apa-apa om tante, saya pamit dulu" ucap gue yang berdiri di samping bed Aghata. Gue pamit undur diri. Gue ga mau berlama-lama disini.

"Iya dok hati - hati" ucap mamanya Aghata.

"Dokter sasa" panggil Aghata, gue lantas menoleh kemudian Aghata menarik tangan gue untuk memeluknya. Mau apa lagi wanita ini? Pake peluk - peluk segala.

"Terimakasih" ucapnya, papa dan mamanya melihat adegan ini hanya tersenyum. Akting kah dia ini?.

"Iya sama-sama" jawab gue seperlunya. Gue males ngomong. Dari tadi juga ngomong seperlunya. Atau lebih kayak dengerin dengan respon tersenyum.

"Ingat!. Arkan cuma milik saya. Bukan milikmu. Saya akan rebut dia dari kamu" bisiknya. Dapat gue dengar jelas. Dia begitu menginginkan Arkan. Jangan bilang kalau dia terobsesi sama Arkan.

🌸🌸🌸

Masalah Aghata belum kelar eh si bulek udah kembali aja tuh ke habitat. Ya habitatnya rumah mertua gue lah. Setelah satu minggu pulang nemuin anaknya. Kenapa sih sebentar banget nemuin anaknya. Gue jadi sengsara kan. Karena apa - apa gue. Dikit - dikit gue. Gue yang nyapu ngepel semuanya. Ditambah bunda ga ada di rumah, karena ikut kunjungan ayah. gue merasa kayak di neraka.

I Love You My Captain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang