53. Aghata di Tangkap

5.2K 198 1
                                    

Biarlah yang terluka menikmati waktunya.
Biarlah yang bahagia lupa bahwa kelak akan kembali terluka.
Jadi jangan khawatir !
Bahkan badai terhebat pun pasti akan redah💕

¤¤¤

Hujan dan guntur sudah berlalu, kini tinggal hawa dingin yang menusuk kulit mereka yang masih berdiri menatap tidak percaya atas kabar kematian Sasa dari Aghata. polisi yang memang datang untuk menangkap Aghata dan kawanannya, setidaknya membuat Aldo lega, Pelaku perencanaan pembunuhan sudah tertangkap. Tetapi Aldo yang melihat hadirnya polisi tetap merasa heran dan bingung, Mereka bahkan tidak memberitahu polisi bahwa mereka ke pulau ini. Siapa yang melaporkan ini? Hal Ini masih menjadi teka - teki bagi Aldo. Karena dia sendiri yang masih sanggup berpikir jernih, sementara yang lain seperti Arkan, dan Fero, mereka sedang dalam kondisi kalut. Aldo sebenarnya juga merasa sedih jika kematian Sasa adalah benar adanya. Tapi dia juga harus kuat untuk abangnya.

"Pak saya tidak bersalah, yang salah mereka berdua!!" Teriak Aghata memberontak. Kedua tangannya sudah di borgol oleh polisi. Tetapi Dirinya malah menunjuk Jessika dan Ana yang Salah. Jessika dan Ana hanya pasrah dengan penangkapannya.
Jessika yang melihat pergolakan Aghata, wanita itu ternyata penuh dengan pencitraan pikirnya. Jessika hanya menggelengkan kepala melihat tingkah laku Aghata. Dia jadi mengingat perkataan Sasa yang mengatakan bahwa Aghata mengidap penyakit Skizofrenia atau sama halnya dengan gangguan kejiwaan.

"Pak!! Lepasin Saya. Saya adalah anak KASAL!!. Papa saya Laksamana Besar Wibowo Kuncoro!!" Teriak Aghata membeberkan pangkat papanya. Yang padahal hanya papa tirinya. Mendengar penuturan dari Aghata, polisi tersebut, mengubah perilaku menjadi lebih lembut, padahal tadinya mereka menyeret Aghata agar mengikuti mereka. Jessika dan ana dibawa dengan patuh. Mereka tanpa perlawanan, karena sebenarnya mereka sendiri sudah tahu, konsekuensi yang akan mereka terima.

"Saya bawa mereka, agar diberi hukuman yang sepantasnya" ucap Polisi itu kepada Aldo yang bergeming menatap penangkapan Aghata, ia masih berkonsentrasi dalam pikirannya.

"Pak Aldo" panggil polisi itu kemudian menyadarkan Aldo dari lamunannya.

"Oh iya pak, siapa yang melaporkan kepada bapak bahwa pelakunya ada di pulau ini?" Tanya Aldo yang  penasaran.

"Pelapor tidak ingin identitasnya di ketahui oleh siapapun pak, maaf. Saya permisi" ucap polisi itu.

"Iya silahkan pak, terimakasih" ucap Aldo. Aghata, jessika, dokter Ana dan para bawahannya Aghata sudah berhasil dibekuk polisi. Kini menyisakan mereka berlima yaitu Arkan yang terduduk lemah, pandangan matanya kosong, sedangkan Fero, Air matanya terus membanjiri kedua matanya, adapun Nia, wanita cantik itu terdiam, mengingat kebersamaannya yang pernah di lalui bersama Sasa, sementara itu, Devi yang juga kalut karena baru mengetahui rahasia Fero selama ini, Aldo yang memerhatikan mereka menatap sedih.

"Ayo kita pulang, ada keluarga yang juga menunggu kita" ucap Aldo pelan. Arkan dan yang lain turut mendengarkan. dengan langkah gontai mereka berjalan menuju kapal.

Di dalam Cabin kapal, Arkan sendirian, ia masih terus terdiam, bibirnya kelu. Ia kemudian merogoh sakunya, mengambil kalung milik Sasa yang selalu dibawanya. Matanya memandangi kalung tersebut. Harapannya seakan sirna, baru saja benih - benih cinta itu muncul, setelah pertemuan demi pertemuan yang memancing kedekatan diantara keduanya. Pertemuan dua kutub yang saling berlawanan, dipaksa untuk saling menyatukan. Arkan yang sebelumnya merasa Sasa adalah reaksi kimia yang berbahaya baginya seperti mustahil jika bersenyawa dengannya, tetapi lambat laun mengerti bahwa Cinta itu datang dengan sendirinya, tidak bisa direncanakan. Ikatan yang mengikat diantara keduanya, awalnya dianggap belenggu oleh Arkan, tetapi berjalannya waktu, hati dan perasaan Arkan terbuka untuk Seorang Sasa. Takdir menjadikan mereka menikah tanpa rasa cinta, tetapi kemudian di dalamnya, mereka merasakan jatuh cinta setelah menikah. Kini setelah jauh terpisah, hati Arkan begitu rindu mengharap kehadiran sosok Sasa yang di cintainya, perpisahan karena kematian adalah perpisahan yang paling menyakitkan bagi Arkan. Masalah yang datang di dalam kehidupan Sasa, Arkan merasa ini adalah Karenanya. Jika bukan Sasa yang bersamanya saat ini, mungkin Sasa akan baik - baik saja, ia akan selalu berada di ruang operasi untuk menunjukkan keahliannya. Arkan terbayang saat dimana ia baru saja selesai mengumandangkan ijab qabul, bahkan ketika yang lain memandang Sasa dengan takjub, Arkan malah memandang wanita lain yang disebelahnya. Dan beberapa hal  sebenarnya itu menyakitkan bagi sasa jika ia tahu. Aldo yang menatap sang kakak yang begitu merasa kehilangan lantas mendekatinya.

I Love You My Captain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang