"Jadilah senatural mungkin"
~Arkana Felix Wigara Prasetya~
🌸🌸🌸
"Bersiaplah" ucapnya pelan. Oh jadi dia nyuruh gue siap. Ya dong gue udah siap dari tadi malahan.
"Kalau gue jatuh pas jalan nanti gimana?" Pertanyaan gue ga masuk akal banget mungkin bagi dia. Terbukti tuh muka ditekuk setelah mendengar ucapan gue. Gue cuma takut aja sih ngerusak suasana yang sakral ini.
"Sama saja kamu merusak latihan mereka dari kemarin saat gladi bersih. Kamu menggagalkan kerja keras mereka" ucapnya tanpa menoleh ke gue. Padahal gue ngomong harus banget menengadah lihat wajahnya.
"Hem ternyata dibalik pernikahan kita yang mendadak ada mereka yang penuh persiapan" ujar gue menunduk. Cape gue menengadah lihat wajahnya tapi dia ga mau lihat gue. Ga sopan banget. Sopan santun itu harusnya ketika lawan ngajak bicara, lawan lainnya harus menatap wajahnya.
"Jadilah senatural mungkin" ucapnya. Iya Arkan gue berusaha yang terbaik buat jadi natural. Duh kepala gue kok agak pusing ya. Apa karena beban di kepala gue. Ya secara ini mahkota berat keles. Udah beban hidup jadi istrinya ditambah sekarang beban di kepala gue.
"Pegang lengan saya" ucapnya yang gue turutin aja. Tangan kiri gue memegang lengan kanannya sementara tangan kanan gue memegang buket bunga warna putih. Pernikahan gue sama Arkan memang berkonsep putih. Dan kali ini gue sama Arkan persis seperti raja dan ratu. Arkan tetap seperti biasa menampilkan wajah sok serius tanpa senyum. Lah gue disini berusaha untuk tersenyum meskipun senyum palsu. Duh kenapa jadi menegangkan gini sih. Bismillah semoga pedang poranya lancar. Gue yang sekarang ga terlalu buta informasi because gue sadar suami gue ini tentara bau-baunya militer. Jadi gue berusaha ga apatis banget. Mengurangilah intinya. Bener kata Arkan ataupun jessika, gue ga tahu karena gue apatis dan ga kepo orangnya.
Nah jadi ceritanya semalem sebelum gue tidur, gue tahu kan kalau menikah sama seorang tentara pasti ada pedang pora, nah gue coba searching apa sih pedang pora itu? terus kegunaannya apa?. Jadi google menjawab gini.
Ehem.
Pedang pora sendiri berasal dari kata pedang pora atau gapura pedang yang maksudnya adalah tradisi pernikahan bagi perwira militer. Tapi abang sama bokap gue juga bukan perwira militer. Pernikahan mereka ya pakai pedang pora juga. Mereka pelaut. Jadi prosesi pedang pora ini dilaksanakan dalam rangka melepas masa lajang perwira yang diiringi dengan rangkaian pedang berbentuk gapura. Dengan kata lain, itu adalah sebuah penghormatan bagi perwira yang akan memulai hidup baru dalam bahtera rumah tangga. Pada dasarnya pedang pora adalah sebuah tradisi wajib yang sudah dilakukan turun-menurun dalam dunia militer. Dibalik upacara wajib itu sendiri ternyata terselip sebuah tujuan, yakni untuk memperkenalkan dunia angkatan bersenjata kepada mempelai wanita.Selain itu, simbol pedang pora sendiri pun melambangkan solidaritas, persaudaraan, permohonan, serta perlindungan pada Tuhan untuk angkatan bersenjata. Sedangkan pedang pora yang membentuk gapura, ketika dilewati oleh kedua mempelai mengartikan kalau telah dimasukinya pintu gerbang kehidupan rumah tangga yang baru. Angkatan bersenjata yang menjadi pengiring dan merangkai pedang-pedang tersebut biasanya adalah rekan-rekan atau adik tingkat dari mempelai pria yang notabennya adalah seorang perwira. Sebagai info nih, prosesi pedang pora itu hanya berlaku untuk para perwira cowok. Prosesi ini tidak dilakukan dalam pernikahan perwira cewek, kecuali pada akhirnya dia menikah dengan cowok yang juga seorang perwira.
Prosesi pedang pora ini berlaku untuk para angkatan bersenjata yang masih aktif dalam menjalankan tugasnya pada negara, baik dari kepolisian, Tentara Republik Indonesia (TNI), Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), angkatan darat (AD), angkatan laut (AL), angakatan udara (AU). Tidak hanya sebatas pada mereka, tetapi seluruh perwira, baik sepawamil, IDP, semapa, PK, maupun secapa reguler juga akan mendapatkan prosesi tersebut. Namun, ada syarat yang berlaku yakni upacara itu dilakukan hanya sekali seumur hidup, artinya jika sewaktu-waktu mereka hendak menikah lagi, maka prosesi pedang pora nggak akan lagi dilaksanakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You My Captain
RomanceZhezsha Arnasatya Auristela Tamara adalah seorang dokter ahli bedah harus berhadapan dengan Tentara berpangkat kapten, Arkana Felix Wigara Prasetya karena perjodohan yang sudah diatur oleh kedua orang tua mereka, sifat mereka saling bertolak belakan...