007

6.8K 676 8
                                    

Gulf POV

Jantungku berdegup dengan kencang. Setelah mengetahui profile CEO di sini, aku tidak yakin akan bisa melewati masa magangku dengan mulus.

Aku mengusak rambutku dengan gerakan frustrasi setelah memikirkan itu. Pertemuan pertama dengan sang CEO berjalan sangat menegangkan, tapi tak terduga, pria itu belum mengenaliku. Aku sengaja bersembunyi di balik tubuh tinggi dan besar milik Gawin. Aku belum siap jika ia melihatku lalu memakiku di hari pertama.

Untungnya, pria itu terlihat sangat kelelahan dan tidak tertarik pada kami, anak magang. Ia terlalu sibuk untuk memerhatikan wajahku. Aku harus bersyukur karena bisa menghindarinya pagi ini. Aku berdoa tidak akan bertemu dengannya setidaknya selama beberapa hari.

P'Podd belum kembali lagi dari meeting sejak pukul 11 tadi. Ia sudah menjelaskan prosedur tugasku. Saat ini aku mencoba merancang jadwal Mew Suppasit. Ternyata tidak semudah yang kukira. Aku perlu menelepon beberapa orang untuk mengkonfirmasi juga bertanya sedikit apakah bisa reschedule jika ada jadwal yang bertabrakan.

Kelihatannya mudah, tapi ternyata sulit. Terlebih lagi, pria ini sibuk juga di dunia entertainment. Minggu ini saja ia punya enam jadwal syuting iklan dan meeting bersama production house. Belum lagi meeting-meeting di kantor ini. Aku merasa heran siapa sebenarnya Mew Suppasit ini? Bagaimana ia menjalankan hidup yang sangat sibuk ini? Apakah ia punya waktu untuk berpacaran? Kurasa ia sangat kesepian.

Aku terlalu jatuh ke dalam pikiranku sendiri sehingga tidak mendengar Gawin memanggilku.

"Gulf!?" Teriak Gawin tepat di depan wajahku.

"Auu, ya?" Jawabku kembali tersadar.

"Udah waktunya makan siang... ayo!" Ajak Gawin. Aku berdiri lalu mengikutinya dari belakang.

Perusahaan ini sangat maju karena semua karyawan mendapatkan jatah makan siang di kantin. Aku terkejut melihat menu makanan di sana. Ada daging teriyaki, acar, tempura, buah, nasi, dan sekotak jus. Sangat bergizi. Aku bisa menebak perusahaan ini pasti hire ahli gizi.

Tak hanya aku, tapi Gawin pun terlihat sangat senang. "Baru kali ini gue makan makanan lengkap bergizi kayak gini," ujar Gawin. Lalu aku hanya menganggukan kepala setuju dengannya.

Kami duduk di salah satu kursi di kantin. Kantor ini punya kantin yang luas sekali. Hampir semua karyawan makan bersama di sini. Aku memandangi orang-orang di sana satu per satu. Mereka mengenakan id card dengan jenis warna yang berbeda sesuai divisi mereka. Aku dan Gawin mendapatkan id card berwarna abu-abu. Meski aku tidak mengerti arti tiap warna di sana, aku tetap merasa sangat senang.

Aku merasa terdorong untuk bisa bekerja di sini. Setidaknya selama enam bulan, aku ingin membuat kesan baik tentangku dengan orang-orang di sini.

...

Sawadeetukhun~

Malam ini lagi sempat buat update sebelum tidur. Semoga bisa rutin update chapter selanjutnya tiap hari ya biar kalian yang baca di sini bisa tau juga update-an paling terbaru di Twitter seperti. Jadi progress-nya sama.

Anywaaayyyzz, mau tanya dong plot cerita yang kalian prefer itu kayak gimana sih? Punya nggak dream story yang mungkin cocok kalau jadi AU di wp??

Author kepo doang kok. Pengin survey lapak hehehe...

Lanjut update besok lagi ya... I hope you like it. Don't forget to follow and vote ya!

Sayang kalian banyak-banyak💙🤟

ENCOUNTER 1 (Editing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang