Author POV
Mek dan Tay tidak henti menatap lurus ke arah Mew yang terus-menerus menenggak vodka. Mereka ingin mencoba menghentikannya, tapi tidak punya cukup keberanian. Malam ini Mew akan membuat dirinya mabuk. Mew tidak ingin mengingat wajah wanita itu karena mengingatkannya kejadian buruk yang sudah lama ia kubur.
Setelah mengirim pesan singkat kepada Gulf, Mew meminta Mek menyimpan handphone-nya. Simply, ia tidak ingin menelepon atau mengganggu Gulf saat mabuk. Ia tidak ingin Gulf melihatnya seperti ini.
"Mew, lo nutup bar gue malam ini cuma buat lo mabuk-mabukan doang? Ada apa, sih?" tanya Mek merasa kesal melihat sahabatnya itu minum dengan sangat frustrasinya.
Tay menghela napas panjang. Ia mencoba mengorek informasi dengan cara yang berbeda. "Mew, kalau ada masalah, lo bisa cerita ke kita berdua..."
"Wanita itu...dia---" ucap Mew sekarang benar-benar sudah mabuk. Ia bahkan tidak mampu duduk dengan benar.
"Wanita itu? Maksud lo Monica, istri bokap lo? Dia udah balik?" sambar Tay dengan terkejut, begitupun Mek. Mereka saling bertukar pandangan lalu diikuti oleh anggukan kepala Mew.
"Mau apa dia ke sini?" tanya Mek dengan nada tinggi. Ia tidak mampu menutupi kekesalannya.
"Uang... apalagi...haha.." jawab Mew dengan tawa mabuknya.
"Setelah merusak hidup gue, dia masih terlihat baik-baik aja," lanjut Mew dengan nada suara sedih. Ia tidak bisa menahan air mata yang mendesak keluar saat ingatan masa lalunya terputar kembali.
Kedua sahabatnya itu mencoba menenangkan Mew sebisa mungkin. Namun tidak melepas keluhan dari hembusan napas mereka yang berat.
Ini akan jadi tahun yang berat.
...
Mew mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum roh nya masuk kembali ke tubuhnya. Kemudian ia merasakan rasa sakit teramat di kepalanya.
"Aauuu!" Seru Mew lalu duduk bersandar di headboard tempat tidur yang tidak asing baginya. Ia masih belum ingat kejadian semalam. Ia hanya ingat kalau ia datang ke bar Mek lalu memintanya menutupnya dan berbincang dengan Mek juga Tay. Ia tidak ingat sisanya.
"Udah bangun lo?" ujar Tay kemudian masuk ke dalam kamar sambil membawa segelas teh hangat.
"Kok gue bisa di rumah lo, Tae?" tanya Mew lalu meneguk teh hangat.
"Ahh..."
"Feeling better?"
Mew menganggukan kepala.
"Lo semalem mabuk berat Mew. Udah lama banget gue nggak liat lo mabuk... terus soal Monica..."
Mew terdiam lalu menundukkan kepala. Secercah ingatan semalam muncul di kepala. Ia mulai ingat mengapa ia datang ke bar Mek lalu bisa mabuk berat seperti ini.
"Iya. Dia udah balik ke sini..."
"Lo baik-baik aja?" tanya Tay dengan nada suara cemas.
Mew mengangguk lemas. Tay tahu betul sahabatnya saat ini sedang tidak baik-baik saja.
"Kapan terakhir lo ke psikiater?" tanya Tay yang membuat Mew melihat ke arahnya.
"Gue baik-baik aja, Tae..." ucap Mew lalu ingin beranjak pergi, tapi Tay berhasil menahannya.
"Mew, semalem lo manggil-manggil nama Type terus."
Ucapan Tay membuat Mew membeku. Ia hanya memandangi sahabatnya itu dengan tatapan kosong.
"Sejak kapan episode Type datang lagi, Mew?"
"Gue nggak tau, Tae. Ini selalu terjadi tiap mendekati waktunya. Gue udah mencoba terusin pengobatan gue, tapi nggak mempan. Gue coba ganti psikiater, tapi nggak berpengaruh. Gue masih akan memimpikan mimpi yang sama tiap malam," jelas Mew sambil mengusak rambutnya dengan frustrasi.
"Jadi lo sadar kalau lo masih sering dihampiri episode? Apa Gulf tau?"
"Tae, gue mohon sama lo jangan kasih tau Gulf soal ini. Gue akan ngomong sendiri..."
"Kapan?"
"Saat gue udah siap..."
"Kapan lo akan siap? Saat lo udah sembuh?"
"Gue nggak tau, Tae. Tapi gue belum bisa menceritakan soal Type ke Gulf..."
"Saran gue, sebaiknya lo bilang secepatnya sebelum terlambat. Gue tau hubungan lo dan Gulf lebih dari bos dan anak magang," ujar Tay lalu memberikan pelukan singkat kepada sahabatnya itu.
Tay tahu semua tentang kisah hidup Mew Suppasit yang sebenarnya. Ia dan Mew berteman sejak SMP. Tay selalu ada di sana. Ia juga menyaksikan turun naiknya karir Mew. Mereka menghabiskan banyak waktu untuk menjadi tempat penyimpanan memori berjalan. Hubungan Tay dan Mew begitu dekat hingga bisa dibilang melebihi saudara kandung.
Sedangkan Mek, bertemu dengan Mew di Amerika bersama Alexa. Mereka bertemu tanpa sengaja. Lalu berakhir sering nongkrong bersama. Sampai saat ini Mek sudah menjadi bagian terpenting dari hidup Mew.
Ketiga akhirnya memutuskan untuk saling mendukung dan menjaga sebagai sahabat. Terutama setelah kejadian yang dilewati Mew. Tay dan Mek berjanji akan selalu ada untuknya.
Bros before hoes. Itu prinsip mereka. Konyol, tapi mereka akan rela melepaskan kebahagiaan demi menyelamatkan salah satu dari mereka.
...
Heyoooo!
Masih nungguin nggak? Hehe...
Gimana chapter ini? Apakah makin seru atau kentang banget? Apakah ada yang jadi keong? Kayak apa sih ini? Kok gini? Hahaha
Kira-kira mau dilanjutin lagi atau nggak nih?😆
Yuk! Coba komen ya kasih feedback kalian😗

KAMU SEDANG MEMBACA
ENCOUNTER 1 (Editing)
Fanfiction[END/ COMPLETE] - Bahasa Indonesia, English Pertemuan singkat antara Mew Suppasit yang dikenal sebagai aktor sekaligus CEO dari perusahaan keluarganya dengan seorang mahasiswa dan part timer di sebuah bar, Gulf Kanawut tidak disangka menjadi turning...