046

4.2K 411 34
                                        

Mew POV

Sudah hampir seminggu Gulf menghilang. Belum ada kabar apapun selain berita hubunganku dengan Gulf terkuak di media. Namun aku benar-benar tidak peduli dengan itu. Gosip akan reda seiring waktu meskipun akan berdampak sedikit pada perusahaan dan karirku. Well, I still don't care. Hal paling penting adalah menemukan Gulf. Apapun yang terjadi.

Aku tahu kejadian ini membuat semua orang sibuk tanpa henti. Aku mengerahkan semua orang yang kupercaya untuk mencari Gulf karena aku tidak ingin mengulang kesalahan yang sama. Kesalahan dimana aku tidak mampu melindungi orang yang paling kusayangi.

"Pak, saya sudah follow up soal berita skandal Anda dengan Alice dan Arm, mereka bilang 40% respon masyarakat angkat bicara mengenai ini. Kebanyakan dari para pengamat bisnis, entertaiment, dan sosial-budaya. 20% mendukung hubungan Anda. 40% lagi ignoran. Jadi, rata-rata skandal ini kecil untuk memengaruhi pergerakan MS Corp. Hanya saja, Arm menyarankan agar Anda diskusi bersama beberapa brand dan production house terkait film dan drama yang bekerjasama dengan Anda..."

"As I expected. Entah siapa orang dibalik ini, tapi mereka jelas ingin menjatuhkan reputasi saya dan MS Corp. Gulf hanya sebagai umpan. Argh, goddamn it!"

"Should we arrange online press conference? Mengingat Anda belum memberikan respon mengenai skandal ini?" ucap Podd.

"No. Not yet, until we heard something from Gulf," jawab Mew.

"Mew, do you have a name in mind that you think they targetting you?" Mek membuka percakapan lebih dalam.

"I have a lot of enemies, Mek. Apalagi hubungan bad blood dengan beberapa rival bokap gue dulu. I settled down them already. But who knows? Human is a demon who dressed well..."

"Coba narrow it down. Semua hubungan bad blood antara rival MS Corp dan dunia entertaiment. Semua orang yang lo rasa akan merasa dirugikan kalau karir lo terus melonjak..." jelas Tay.

"I have some of names. Tapi kita tunggu sampai ad ada kabar dari Gulf. I don't wanna risk his life over everything..."

Flashback

Aku menyodorkan file dokumen kepada Gulf yang sedang duduk di sofa menonton TV. Ia melihat file di pangkuannya lalu mendongak melihat ke arahku dengan ekspresi bingung.

"Apa ini?"

"Beberapa nama rival MS Corp dan orang-orang yang pernah punya hubungan bad blood denganku," ujarku meringkas dari apa yang ingin kutunjukkan padanya.

"Wow, that's a lot... of enemies..." sahutnya polos. Aku tertawa mendengarnya.

"Terus kenapa kamu kasih file ini ke aku?"

"Aku mau kamu mempelajari nama-nama itu. In case terjadi sesuatu denganmu..."

Gulf menatapku dalam membuatku menjadi sedikit gugup. Apa Gulf sedang mencoba membaca pikiranku?

"Apa akan terjadi sesuatu denganku?"

"Of course not!" sahutku menyela ucapannya. Aku tidak ingin ia berpikiran yang macam-macam.

"Hanya untuk berjaga-jaga. Kejadian stalker itu mungkin bisa terjadi lagi. I've been through a lot with all of stalkers stuff. Jadi aku mau kamu lebih aware aja. Karena kita nggak mungkin 24/7 bersama terus. Apalagi punya pacar super independen kayak kamu..."

Gulf hanya terkekeh geli. Lalu ia membuka file tersebut. Ia membacanya dengan seksama.

"Seratus nama lebih. Bagaimana caranya aku mempelajari mereka semua?"

"Pelan-pelan. Aku udah kasih highlight beberapa orang yang kemungkinan akan sering clash denganku..."

"You highlighted your family and friends too?"

ENCOUNTER 1 (Editing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang