026

6.3K 674 40
                                    

Author POV

Mew Suppasit. Nama itu mulai mempunyai makna lain di mata Gulf Kanawut saat ini. Pria yang sedang sibuk di dapur itu terlihat lima kali lebih tampan dari sebelumnya.

Mew mengenakan kemeja biru navy dengan bagian lengan yang digulung. Lalu rambutnya yang mulai berantakan karena nampaknya gel rambut sudah luntur. Beberapa kali Mew terlihat menyibak rambutnya yang mengusik fokusnya saat memotong sayuran. Membuat Gulf terkekeh gemas di sana. Iya, Mew bersikeras agar Gulf untuk duduk menunggu saja di sofa sambil menontonnya memasak.

Kali ini Gulf tidak mendebat karena ia mulai memahami sikap dominan dari sang kekasih. Meskipun ada banyak sifat dan kebiasaan mengejutkan lainnya yang mulai Gulf ketahui. Seperti bersenandung ketika Mew melakukan sesuatu. Atau ketika pria itu sedang berpikir keras, ia akan mengerutkan kening dan termenung begitu dalam. Semua itu terlihat menggemaskan di mata Gulf.

Sudah hampir satu jam, tetapi Mew tidak menunjukkan ada progress dari masakannya. Gulf yang sedari tadi duduk sekarang berjalan menghampirinya.

"Butuh bantuan?" Tanya Gulf yang membuat Mew berhenti bersenandung lalu menoleh ke arah Gulf di belakangnya.

Mew menggelengkan kepala, "no... no at all. Mending kamu duduk lagi."

"Biar aku bantu," ucap Gulf lagi.

"Nope. Cuma masak pasta kok. Sebentar lagi selesai..."

"Are you sure? Keliatannya ada banyak kesalahan. Apa kamu pernah masak sebelumnya?" Tanya Gulf sambil melihat ke arah sudut-sudut dapur milik Mew yang terlihat seperti kapal pecah.

"Aku pernah masak. Tapi, hanya untuk diriku sendiri..." jawab Mew terdengar pasrah.

Seketika air mendidih di kompor mengalihkan perhatian Gulf. Dengan segera ia meraih kompor itu lalu mematikannya sebelum air berhamburan keluar.

"Sepertinya aku harus meminta pelayan memasak untuk kita," ujar Mew lemas diikuti tawa Gulf.

...

Akhirnya Mew berhenti memasak dan membiarkan pelayan memasak makan malam untuknya dan Gulf. Sedangkan kedua insan itu pergi berkeliling melihat rumah pribadi Mew.

"Ini kamarku. Di rumah pribadiku hanya ada dua ruangan yang sering kupakai. Kamar tidur dan ruang kerja. Oleh karena itu, rumah pribadiku terlihat seperti apartemen pada umumnya. Sengaja kubuat simple dan cozy," jelas Mew sambil mempersilakan Gulf menjelajahi kamarnya.

Memang betul. Kamar Mew tidak punya banyak furniture. Ornamen didominasi oleh hitam putih. Jelas. Karena Mew banyak menghabiskan waktu di kantor atau syuting di luar rumah. Pastinya Mew hanya menggunakan kamar ini untuk tidur saja.

Mata Gulf masih memerhatikan tiap sudut kamar ini. Benar-benar tidak ada apapun. Hanya sebuah kamar tidur berisikan satu king size bed, dua side table, satu lampu di ujung kamar, pintu menuju kamar mandi, dan satu lemari pakaian.

Mew merangkul Gulf dari belakang. Memeluk erat sang kekasihnya itu. "Ada pertanyaan? Nampaknya kamu penasaran akan sesuatu hal..."

"Eum? Tidak ada. Aku hanya terkejut melihat kesederhanaan di rumah pribadimu. Apakah ada orang yang tau selain aku dan p'podd bahwa kamu punya rumah tersembunyi?" papar Gulf lalu mengelus punggung tangan kekar yang melingkar di pinggangnya.

Mew menggelengkan kepala. "Tidak ada. Bahkan Podd tidak pernah masuk ke rumah ini. Kami hanya selalu memakai ruang kerjaku di mansion depan. Jadi, kamu satu-satunya yang pernah masuk..."

Gulf hanya terkekeh mendengar itu. Mew mengeratkan pelukannya. "I'm serious. Selain para pelayan, bahkan keluargaku tidak pernah ke sini. Mereka terlalu sibuk dengan kehidupan masing-masing..."

Gulf hanya menganggukan kepala.

Mew mengecup pipi Gulf dengan lembut. Namun ada yang mengusik pikiran Gulf. Ia sangat ingin mengenal Mew. Siapa keluarganya, bagaimana kehidupannya ketika di rumah, siapa saja teman-temannya. Hal- hal seperti itu.

"Mew... apa kamu keberatan kalau menceritakan tentang keluarga dan teman-temanmu? Aku ingin tau tentang dirimu lebih banyak lagi..." ujar Gulf yang membuat Mew tersentak.

"Eh? Tapi kalau kamu tidak siap memberitahuku, tidak apa. Aku tidak memaksa..." sambung Gulf dengan nada khawatir.

"Gulf..." panggil Mew mencoba menenangkan laki-laki di hadapannya itu sekarang.

"Bukan masalah. Aku sangat senang kamu ingin tau lebih banyak tentangku. Pertanda kamu memang tertarik padaku..." ucap Mew lalu tersenyum lebar di sana membuat pipi Gulf memerah sekaligus.

"Ikut aku..." ajak Mew sambil menggandeng tangan Gulf pergi ke sebuah ruangan.

Mew membuka ruangan lain selain kamar tidur dan ruang kerjanya. Setelah terbuka ternyata itu sebuah ruangan mini hometheater. Membuat Gulf terkejut.

"Aku suka menonton film. Tapi tidak punya banyak waktu hingga ruangan ini jarang sekali kusinggahi. Mungkin sekarang bisa kupakai rileksasi bersamamu. Bagaimana? Kamu suka?" Tutur Mew sambil terus memandangi Gulf yang memancarkan kesenangan dari dua maniknya yang berkelip itu.

"Aku suka sekali. Wah... aku tidak pernah menyangka ada rumah dengan mini hometheater seperti ini. Aku ingin sekali mempunyai rumah seperti ini..."

"Now you have it..."

"Eumm?"

"Now this is your home too, Gulf... let me be your home..." ujar Mew lembut yang membuat Gulf luluh hingga ia hanya bisa menatap lurus ke arah mata pria itu.

...

Yoo!! The most recent chapter!!!

Ini chapter paling teeerrebaruuu. Belum pernah diupdate di mana-mana. Bahkan di Twitter pun. Like I said, gue mau update di wattpad duluan. Dan memang cuma ada di wattpad. Exclusive! Hallahh gaya banget lo, Cha!😂😂

Anywayss, gimanaaa?? Udah terasa belum? Atau makin kentang? Hahaha

Semoga udah dapat secercah cahaya menuju konflik di AU ini ya. Nggak mau spoiler dan banyak cuap-cuap. Gue akan update lagi besok malam. Semoga nggak kelupaan, ya! Mohon diingatkan saja wkwk

Well... I hope you like it! Jangan lupa kasih feedback, follow, dan vote, ya!

Love, peace, and in mewgulf we trust!💙🤟

ENCOUNTER 1 (Editing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang