Gulf POV
Aku mengerjapkan mata saat mendengar suara seseorang berbicara. Mataku membelalak ketika melihat Mew berdiri sambil menelepon dengan wajah seriusnya.
Apa-apaan aku ini!? Apakah baru saja aku tertidur??? Gumamku dalam hati lalu melihat ke arah arlojiku. Mataku membelalak lagi.
Hah!? Pukul 4 sore!? Berapa jam aku tertidur??? Tanyaku lagi dalam hati.
Wajahku memucat saat mataku bertabrakan dengan mata Mew. Namun ia masih sibuk dengan teleponnya.
Lima menit kemudian, dengan canggung aku merapikan seragamku lalu menghampiri Mew untuk meminta maaf karena sudah tertidur di sana.
"Morning sleepy head," ujar Mew tanpa melihat ke arahku melainkan ke files kerjaannya. Ia terdengar dingin tapi masih dengan aura biasa saja. Apa aku belum sepenuhnya terbangun? Atau Mew benar-benar tidak marah padaku?
Aku terdiam tidak menjawabnya. Mew menatapku sekarang yang membuatku meremas kedua tanganku.
"Bagaimana keadaanmu?" Tanya Mew masih menatapku dalam.
Huh?? Barusan seorang Mew Suppasit bertanya bagaimana keadaanku? Apa aku tidak salah dengar?? Gumamku dalam hati.
Aku belum menjawabnya karena terlalu gugup. Jujur aku malu sekali bisa tertidur di sofa ruangan seorang CEO.
Mew menghela napas panjang lalu menekan tombol intercom di mejanya. "Melisa, bawa makanan saya ke ruangan sekarang. Jangan lupa panaskan terlebih dahulu..."
"Baik, pak..."
Lalu sambungan intercom itu terputus. Jantungku semakin berdegup kencang. Apa yang Mew coba lakukan? Apa ia akan menghukumku??? Gumamku dalam hati. Lagi dan lagi.
Mew berdiri dari kursinya lalu menghampiriku. Aku tidak tahu seberapa keras suara degupan jantungku karena gugup bercampur takut.
"Ke mari!" Seru Mew padaku. Tanpa aba-aba aku langsung berjalan di hadapannya. Jarak kami hanya satu meter sekarang. Mew merentangkan tangannya yang membuatku bergidik takut. Apa ia akan memukulku? Tanyaku sambil memejamkan mata. Berharap ia tidak memukulku dengan keras.
Namun ada tangan besar dan dingin berlandas di kepalaku. Tangannya lalu merapikan tata rambutku. Aku membuka mataku lalu melihat ke arah Mew ragu-ragu.
"Kamu pasti tidur sangat nyenyak hingga rambutmu berantakan. Jadi seperti ini wajahmu ketika bangun tidur?" Ujar Mew yang membuatku tertegun diam memandanginya.
Napasku tercekat ketika napasnya menerpa wajahku. Aku bisa melihat wajahnya dari jarak sedekat ini. Mew benar-benar tampan. Aroma tubuhnya membuatku nyaris melayang. Aku pernah melihat wajahnya dari jarak dekat dan mencium aroma tubuhnya sebelumnya. Tapi itu tidak mengurangi kekagumanku.
Ia benar-benar tampan dan... sempurna. Bahkan seorang pria sepertiku bisa tertegun seperti ini. Apalagi wanita di luar sana. Aku yakin ada banyak wanita di sekelilingnya yang memohon untuk bersamanya.
Suara ketukan membuyarkan lamunanku, tapi tidak menghentikan Mew menyentuh rambutku. Aku pun masih berdiri diam di sana tanpa bergerak. Sesungguhnya tubuhku jadi kaku tiap sentuhan lembut dan dinginnya menyisir helai rambutku. Jantungku berdegup sangat kencang hingga rasanya aku bisa terhempas jatuh begitu saja.
Ada apa denganku???
...
Author POV
Suara ketukan mengejutkan Gulf begitupun dengan Mew. Tetapi sang CEO tidak memedulikannya. Suara ketukan terdengar lagi. Lalu Mew menghentikan kegiatannya menyentuh rambut Gulf.
"Masuk..."
Melisa, wanita yang bekerja sebagai resepsionis di lantai 13 ini menampakkan dirinya sambil membawa nampan penuh kotak makanan. Gulf ingin beranjak membantu, tapi Mew menahannya membuat anak itu menatapnya lagi.
"Itu tugasnya. Saya nggak mau kamu membantunya..." bisik Mew dengan nada tegas dan tentu saja arogan.
Gulf ingin mengumpat seperti biasa, tapi tangan dingin Mew masih menggenggam pergelangan tangannya.
"Terima kasih, Melisa," ucap Mew setelah Melisa menaruh makanannya di atas meja dan pamit keluar dari ruangannya.
Kemudian Mew menarik tangan Gulf ke arah sofa dan meja yang telah dipenuhi makanan. Mew meminta Gulf duduk di sampingnya. Gulf hanya mengikuti. Meskipun ia masih memproses yang terjadi beberapa saat lalu dan saat ini.
"Makan apapun yang kamu suka..." ujar Mew memerintah Gulf dengan menyodorkan sumpit kepada anak itu.
"Ehh!!??" Seru Gulf terkejut. Ia tidak menyangka Mew memintanya makan makanan yang ia pesan dari restoran mahal. Dan... makan bersamanya? Walaupun beberapa hari ini ia sering menemani sang CEO, tapi tetap tidak menyangka ia akan makan bersamanya di dalam ruangan ini.
Mew hanya menyodorkan sumpit kepada Gulf lalu menatapnya tajam. Gulf dengan ragu mengambil sumpit itu. Dengan ragu-ragu anak itu melihat ke arah makanan mahal yang memenuhi meja. Ia merasa Mew masih menatapnya tajam.
"Euumm... apa saya boleh makan ini?" Tanya Gulf dengan polosnya sambil menunjuk sushi salmon roll. Jujur saja Gulf belum pernah mencoba makanan mahal seperti ini. Bahkan Gulf tidak tahu nama-nama dari menu makanan yang memenuhi meja ini. Gulf yakin namanya pasti sulit untuk disebut.
Mew hanya menganggukan kepala lalu menyunggingkan senyuman manis yang membuat Gulf terpaku. Anak itu terlihat bingung tapi kemudian ia berusaha untuk tidak overthinking. Mungkin saja semua makanan ini dipesan oleh sang CEO dan memintanya makan hanya untuk sekadar mencicipi takut-takut ada yang meracuninya.
Gulf tidak ingin berpikir lebih jauh lagi. Ia melahap salmon roll itu. Selain enak, perut kosong Gulf terasa sangat berterimakasih. Gulf yakin ia pasti akan tidur sangat nyenyak malam ini.
Lalu Mew juga ikut melahap makanan di sana. Siapa sangka suasana makan bersama, berdua saja, tidak terlalu buruk. Pikir Mew.
"Gulf, ceritakan tentangmu..." ujar Mew di sela makan sore hari itu.
"Eumm??" Gulf terkejut. Membuatnya nyaris tersedak. Ekspresinya benar-benar terkejut dan membuat Mew tertawa karena anak itu terlihat sangat menggemaskan.
"Iya. Ceritakan tentang dirimu. Ini perintah," ulang Mew kepada Gulf yang membuat anak itu kesulitan menelan makanannya.
...
Gimana? Gimana?
Mew udah makin penasaran sama Gulf, nih. And he definitely wants to take care of the boy! Gulf jadi bingung banget melihat perubahan sikap seorang Mew Suppasit. Gue kalau jadi Gulf, jangankan menelan makanan, napas aja pasti sulit banget. Untungnya author bukan Gulf wkwk so I can't relate!🤣
Author Cha, kok chapter yang ini lumayan panjang sih? Gapapa ya gaess biar sekalian jadi satu chapter. Kalau dipotong nanggung karena pov Gulf sedikit😋
Well... jangan lupa buat follow, vote, dan comment, ya! Bebas mau komen di kolom komentar atau personal messages di sini dan di Twitter juga boleh. So, make sure to follow me. Ditunggu ya feedback dari kalian, hehe...😌
I'll update again later🐥
I wuv you all🤟

KAMU SEDANG MEMBACA
ENCOUNTER 1 (Editing)
Fanfiction[END/ COMPLETE] - Bahasa Indonesia, English Pertemuan singkat antara Mew Suppasit yang dikenal sebagai aktor sekaligus CEO dari perusahaan keluarganya dengan seorang mahasiswa dan part timer di sebuah bar, Gulf Kanawut tidak disangka menjadi turning...