052

3.7K 369 23
                                    

Author POV

Gulf tidur dengan tubuh lemas. Akibat muntah beberapa waktu lalu, tubuhnya jadi sangat lemas. Tiap kali ia bangkit, ia akan merasakan perutnya mual dan ingin muntah terus-menerus. Makanan yang diberikan Max pun belum disentuh sama sekali. Tidak terasa hari sudah terang lagi. Gulf tidur berbalut selimut. Ia merasakan badannya menggigil. Mungkin karena perutnya menjadi kosong setelah muntah dan hanya makan sekali kemarin.

Terdengar suara pintu terbuka. Max muncul dari balik pintu sambil membawa senampan makanan dan pakaian ganti. Ia terkejut melihat Gulf tertidur, tapi tubuhnya menggigil hebat. Ia langsung menghampiri Gulf setelah menaruh nampan makanan di meja.

Tangan Max menempel di dahi Gulf mencoba memeriksa suhu tubuh anak itu. Benar saja. Tubuh Gulf sangat panas. Ia kena demam. Max lalu memeriksa pernapasan dan detak nadi Gulf. Untungnya masih terasa normal dan stabil. Kemungkinan Gulf hanya demam. Max mengambil handphone-nya dari dalam saku kemudian menyambungkan hubungan ke seseorang di luar sana.

"Hello, ma'am. Sorry to call you this early. But it's about the boy. He got fever and I think we need to call a doctor..."

Max menunggu jawaban lalu menganggukan kepala setelah orang di seberang sambungan telepon menjelaskan sesuatu.

"Alright, ma'am. I'll call dr. Klaus immediately..." ujar Max lalu memutuskan telepon. Ia memperhatikan Gulf yang matanya masih terpejam dan tubuhnya terus menggigil.

"Hang on, boy. You must live..."

Tiga puluh menit kemudian seorang pria dengan penampilan rapi mengenakan kemeja kotak-kotak biru dan celana putih. Wajahnya terlihat seperti aktor terkenal Antonio Banderas. Sama persis. Bedanya, pria itu dipanggil dr. Klaus. Karena ia seorang dokter yang datang setelah dipanggil Max. Dr. Klaus bekerja di bawah orang-orang basically memanggil dia untuk sesuatu yang urgent dan illegal. Ia terkenal dalam dunia black market karena sering bekerja membantu mafia di seluruh dunia. Perawakannya yang easy going dan mampu berbicara tujuh bahasa membuatnya sangat laris.

"Tell me what happen?" Dr. Klaus segera duduk di pinggir tempat tidur sambil mengambil perlengkapannya.

"I don't know. He was fine until I found him like this early in the morning..." jelas Max sesingkat mungkin.

Dr. Klaus memeriksa Gulf dengan teliti. Kemudian ia membuat catatan. "You guys drugged him?"

"Yes, Sir."

"You guys drugged him a lot..." Dr. Klaus berjalan menuju kamar mandi. Memeriksa apakah hipotesisnya benar atau tidak.

"He puked several times last night. Perhaps because his body couldn't restain more side effect from the drug..."

"She wants the boy alive, right?" lanjut Dr. Klaus.

"Yes, Sir."

"Okay... I'll call the staff to prepare the room at my clinic. He needs to get IV and detoxification to clean up the side effect from the drug in his body. And of course he needs to eat..."

"I understand, Sir."

...

Hari itu pula mereka membawa Gulf ke sebuah klinik kecil di perkotaan. Gulf segera mendapatkan penanganan melalui IV dan detoksifikasi. Setelah dirawat semalam di klinik, demam Gulf sudah turun. Wajahnya tidak pucat dan tubuhnya tidak menggigil lagi.

IV dan detoksifikasi membuat Gulf tidur lebih lama. Kemungkinan besar karena efek dari obat bius itu sudah ternetralisasi dengan cairan IV dan penanganan detoksifikasi yang dilakukan.

Gulf terbangun setelah tertidur seharian. Ia mengerjapkan mata beberapa kali untuk memanggil rohnya kembali ke dalam tubuhnya. Gulf langsung duduk setelah menyadari bahwa ia terbangun di tempat yang berbeda lagi.

Apa yang terjadi? Di mana aku? Batin Gulf.

Sosok pria bukan lain Max masuk ke dalam ruangan itu. Gulf masih mencoba mengingat kejadian setelah ia muntah malam itu. Tapi satu hal yang ia ingat hanya ia tidur di atas tempat tidur. That's it.

"Oh, you're awake..." ucap Max lalu menghampiri Gulf yang masih memandanginya bingung.

"You've got high fever and force to admitted you to the doctor."

"Where am I?" tanya Gulf dengan suara lemah. Namun ia terlihat lebih baik daripada kemarin.

"What do you think where you are??"

"Is it hospital?"

"No. It's a clinic owned one of our partner."

"Clinic? Partner?"

Tiba-tiba seorang pria berjubah putih masuk ke dalam ruangan. Dr. Klaus.

"Oh? You're awake, boy. Strong boy, huh?" ujarnya lalu menghampiri Gulf dan memeriksa IV juga anak itu.

Gulf terdiam. Ia masih memproses semuanya. Sementara pria yang Gulf asumsikan sebagai dokter itu memeriksanya.

"You're fine. One more bed rest, you can go after that. I suggest you to eat and don't stress too much. I know it's hard, but try to sleep more..."

"Who are you?" tanya Gulf sambil menatap Dr. Klaus yang sedang mencacat hasil pemeriksaannya.

"Me? A doctor and my name is Klaus..." jawabnya lalu melenggang pergi meninggalkan Gulf dan Max di ruangan.

"Someone here to see you."

"Who?"

"You'll see..."

...

HALLOOOWWW!! MORNIIINGG~!!

Seperti biasa author lagi ada waktu jadi bisa update sekarang. Maaf baru bisa update lagi😬

So????? Gimana sama chapter hari ini???

Gulf akhirnya kembali lagi! Yeay! Tapi, kira-kira siapa yang mau ketemu sama Gulf, ya?? Ada yang bisa nebak kah? Hayooo~ klo jawaban kalian banyak yang bener, author langsung update chapter selanjutnya hari ini juga hehehe...

Semoga hari ini kalian menjalankan hari yang menyenangkan! Tetap jaga kesehatan kalian ya karena pandemi belum selesai. Jangan lupa pakai masker dan sering cuci tangan. Kalau perlu stay di rumah aja, bacain kumpulan AU author Cha😚

Jangan lupa juga kasih feedback, follow author, dan vote au ini, ya!

Wuv you so much guys!💙🤟

ENCOUNTER 1 (Editing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang