Gulf POV
Ya. Jujur, aku merasa tidak nyaman ketika Mew membelikanku pakaian baru. Entah mengapa ia sedikit melukai harga diriku sebagai lelaki. Aku tidak ingin ia bersikap seperti ini. Seolah-olah ia bisa mengaturku sesuka hati. Tapi, aku tahu tujuannya baik dan mungkin aku memang benar-benar membutuhkannya. Jika seperti itu, seharusnya ia memintaku membawa pakaian ganti, seandainya memang perlu menginap nanti.
Aku benar-benar tidak mengerti jalan pikirannya dan sikap arogannya itu. Apa ia selalu merasa dirinya bisa melakukan sesuka hati? Apa ia selalu berpikir orang di bawahnya akan senang diperlakukan seperti ini?
Rasanya aku ingin marah. Namun setelah melihat wajahnya yang sedang bekerja saat ini, aku tidak tega. Ia pasti kelelahan, tapi masih bisa memerhatikan seorang intern sepertiku.
Aku sadar Mew menatapku terus sejak dari mall tadi. Ada tatapan rasa bersalah di sana, namun sisanya tatapan penuh tanya. Mew selalu penuh misteri. Aku tidak bisa membayangkan menjadi dirinya. Apakah sebegitu beratnya menjadi seorang Mew Suppasit hingga orang lain bisa sewaktu-waktu memanfaatkannya. Seperti aku saat ini.
...
Author POV
Akhirnya Mew and Gulf sampai di tempat pembacaan skrip. Letaknya di luar kota dan jauh dari pusat kota. Terlihat pemandangan asri dan hamparan ombak di sana.
Mew berjalan memasuki gedung, sedangkan Gulf mengambil barang-barang bos-nya itu dibantu oleh sang supir. Terlihat banyak orang yang menyambut kedatangan Mew. Gulf memerhatikannya dari kejauhan. Sang bos terlihat begitu ramah dengan para staff di sini. Imej-nya sungguh berbeda dari seorang CEO Mew Suppasit.
Tapi memang sudah jadi rahasia umum, Mew mengenal dunia hiburan lebih dahulu. Dan ini memang jalan yang ia pilih. Bukan sebagai seorang CEO. Gulf yakin Mew terpaksa mengambil alih perusahaan semata ia seorang pewaris tunggal.
Gulf mengikuti Mew dari belakang sambil menjinjing iPad andalannya. Terlihat Mew masuk ke dalam ruangan dengan meja panjang dan banyak kursi di sana. Ada banyak makanan ringan dan minuman segar di sana. Tidak ada satu orang pun yang diam di ruangan ini. Mereka saling menyapa dan mengobrol. Hanya Gulf yang berdiri diam memerhatikan Mew di belakang.
Tiba-tiba Mew menarik lengan Gulf dan memperkenalkannya ke semua staff di sana. "Ini Gulf, asisten yang menggantikan Podd hari ini.."
"Wah! Dia terlihat muda, tapi sudah bekerja bersamamu. Kau hebat, nak!" Ujar salah satu staff di sana yang diperkirakan seorang sutradara. Gulf hanya membalas dengan senyuman.
Kemudian seorang perempuan cantik datang dari balik pintu. Bahkan ia terlihat lebih cantik dibandingkan lawan main Mew. Harus diakui, perempuan ini terlihat sangat anggun dan berkelas. Perempuan itu tersenyum lebar ketika matanya bertabrakan dengan Mew. Begitupun sebaliknya.
Ia berjalan menghampiri Mew lalu mendekap erat. Mereka mengucapkan beberapa kata yang tidak terdengar oleh Gulf, bahkan ketika bocah itu berdiri di samping Mew. Semua orang terpesona dengan kharisma perempuan itu. Siapa dia?
Mew terlihat sangat dekat bahkan ia belum melepaskan pelukan itu selama beberapa saat. Entah mengapa membuat Gulf merasa canggung dan tidak nyaman.
Mereka melepaskan pelukan itu. Namun tidak berhenti di sana. Perempuan itu masih menggandeng lengan seorang Mew Suppasit dengan begitu intim memisahkan diri dari kelompok agar bisa mengobrol cukup lama. Membuat Gulf bertanya-tanya siapa perempuan ini.
Mew lalu menunjuk ke arah Gulf. Kemudian keduanya menghampiri Gulf lagi.
"Lex, ini Gulf... asisten yang menggantikan Podd hari ini," ujar Mew kepada perempuan itu.
"Alexa..." sahutnya menyodorkan tangannya yang disambut oleh tangan Gulf.
"Gulf..."
"Tidak menyangka akan ada laki-laki muda yang bekerja bersama Mew selain Podd. Aku kira Podd tidak akan tergantikan..." ucap Alexa menggoda Mew.
Mew tersenyum lebar. Membuat Gulf terkejut dan entah mengapa ia merasa dadanya memanas melihat Mew tersenyum seperti itu dengan orang lain. Terutama dengan perempuan sesempurna Alexa.
Proses pembacaan skrip akhirnya dimulai. Gulf terus memerhatikan Mew sepanjang proses pembacaan skrip. Entah mengapa, tapi ini kali pertamanya ia melihat Mew Suppasit tertawa dan menikmati pekerjaannya. Dan ini kali pertamanya Gulf menyadari Mew terlihat begitu tampan saat ini. Namun ia sadar, ada rasa aneh yang tidak bisa ia jelaskan ketika melihat interaksi Mew dengan Alexa sepanjang script reading.
...
What can I say?
Gulf jelas sedang terjebak di suatu tempat dengan unsur kebimbangan, ketidaksukaan, dan hal buruk lainnya. Membuatnya kesulitan mengatur alur pikirannya sendiri. Ia merasa semuanya berubah dalam semalam. Ia sedang berada di situasi bernama jealousy😌
Menurut kalian gimana?😁
Yok... lanjut... chapter selanjutnya...

KAMU SEDANG MEMBACA
ENCOUNTER 1 (Editing)
Fiksi Penggemar[END/ COMPLETE] - Bahasa Indonesia, English Pertemuan singkat antara Mew Suppasit yang dikenal sebagai aktor sekaligus CEO dari perusahaan keluarganya dengan seorang mahasiswa dan part timer di sebuah bar, Gulf Kanawut tidak disangka menjadi turning...