Mew POV
Entah sejak kapan, tapi hari ini aku merasa begitu senang dan menikmati proses pembacaan skrip. Akting dan berada di dunia hiburan memang jalan yang kupilih sendiri. Dengan itu pula aku akan selalu menikmatinya. Apalagi hari ini Gulf menemaniku.
Harus kuakui beberapa kali sosok Gulf mengacaukan konsentrasiku. Tapi, tatapan dua manik indahnya itu seolah seperti mendorongku untuk bekerja lebih keras. Dan ada makna tersirat lainnya. Aku tidak tahu apa.
Proses pembacaan skrip akhirnya selesai. Sesuai prediksiku, pertemuan ini berakhir hingga sore hari. Lalu para staff mengajak kami untuk ikut makan malam. Dimana aku tidak bisa menolak karena permintaan sutradara dan para staff lainnya. Apalagi aku baru bertemu Alexa lagi sejak dua tahun yang lalu.
Ya, Alexa adalah sahabat dekatku. Ia seorang penulis handal dan salah satu anak kerabat Ayahku. Kami bertemu saat kuliah di Amerika dulu. Kami sama-sama masuk ke klub drama dan musik.
Selain itu kami sering hang out bersama. Ia terlebih dahulu masuk ke dunia hiburan sebagai script writer. Akhirnya karirnya melonjak dan mengajakku untuk ikut andil di dalam dramanya. Job dan akting pertamaku ada berkat Alexa.
Lalu kami jadi sering bertemu dan terus aktif di dunia hiburan. Ia seseorang yang bisa aku andalkan dan tempatku bersandar. Selain menjadi seorang sahabat semasa kuliah, ia juga seorang pendengar lara terbaikku.
Itulah yang membuatku tidak bisa menolak ajakan Alexa untuk ikut makan malam. Aku melihat ke arah Gulf yang terlihat masih antusias, meskipun aku tahu ia sangat kelelahan. Aku tidak ingin memaksakan Gulf ikut makan malam bersama.
"Gulf, ini kunci kamar hotel. Kamu bisa istirahat duluan..saya akan ikut yang lain makan malam. Kalau kamu lapar, pesan saja room service atau makan di restonya..." ujarku sambil menyodorkan kartu akses kamar hotel kepada Gulf.
Namun Gulf menggelengkan kepalanya. "Saya akan ikut menemani makan malam. Sampai selesai, pak..."
Aku tertegun diam mendengar itu. Entah apa yang sedang dipikirkan olehnya. Tapi aku kagum dengan kerja kerasnya. Padahal jika Podd berada di posisinya, ia akan lebih memilih ke hotel sekarang. Itulah Podd. Ia sangat berbeda dengan Gulf. Tidak. Gulf itu sangat berbeda. Ia selalu membuatku terkejut dan kagum padanya.
...
Gulf POV
Rasanya keputusan ikut makan malam bersama adalah kesalahan besar. Aku hanya duduk diam mendengarkan mereka berbincang dan bercanda. Bahkan tidak ada satupun obrolan yang aku mengerti. Ya, aku hanya seorang anak kecil yang terjebak di dunia mereka.
Aku terus memandangi Mew di hadapanku. Ia duduk bersebelahan dengan Alexa. Sejak tadi mereka asyik mengobrol dan bercanda. Aku merasa aneh melihat Mew yang begitu intim dan rileks bersama seseorang. Aku yakin Alexa bukan sekadar rekan kerjanya. Mereka punya rangkaian kenangan bersama. Itu terlihat jelas di mata Mew.
Entah mengapa interaksi mereka menggangguku. Entah mengapa sentuhan intim mereka membuatku tidak nyaman. Entah mengapa tatapan hangat Mew kepada Alexa sangat membuat dadaku sesak.
Aku ingin sekali menghentikan mereka. Tapi mengapa? Mengapa aku berpikir seperti itu? Aku tidak tahu.
Semua yang terjadi hari ini sangat mengganggu pikiranku. Aku tidak menyukainya. Membuatku frustrasi.
...
Gimana gaess?? Sudah memanas, bukan?😂
Next chapter>>>
![](https://img.wattpad.com/cover/232953502-288-k393562.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ENCOUNTER 1 (Editing)
Fanfiction[END/ COMPLETE] - Bahasa Indonesia, English Pertemuan singkat antara Mew Suppasit yang dikenal sebagai aktor sekaligus CEO dari perusahaan keluarganya dengan seorang mahasiswa dan part timer di sebuah bar, Gulf Kanawut tidak disangka menjadi turning...