Author POV
Mew mengajak Gulf pergi ke sebuah department store dan membeli beberapa pakaian untuk Gulf.
"Maaf, pak. Tapi saya tidak bisa menerimanya dan saya pun tidak membutuhkannya..." ujar Gulf menyampaikan perasaan kagetnya itu. Sebenarnya Gulf tidak mengerti mengapa bos nya membelikannya pakaian.
"Kamu akan membutuhkannya karena terkadang proses script reading akan sangat lama. Apalagi di luar kota," jawab Mew yang membuat Gulf terdiam sambil berpikir.
Apa maksudnya? Jadi kemungkinan besar Gulf akan overwork. Apalagi besok weekend. Kemungkinan itu semakin besar.
"Tapi saya akan langsung pulang setelah pertemuan selesai. Jadi saya tidak memerlukan pakaian baru..." ucap Gulf lagi menolak pemberian Mew.
"Ini kali pertama kamu menemani saya script reading. Kamu akan membutuhkannya. Setidaknya anggap saja kamu meminjam pakaian saya..."
Perandaian yang sangat tidak masuk akal. Mana mungkin ada pegawai biasa meminjam pakaian bos-nya. Apalagi ukuran mereka jelas berbeda.
Namun benar saja. Agar membuat Gulf lebih baik, Mew memilih pakaian dengan ukurannya. Meskipun ia tahu, itu akan terlihat sedikit kebesaran di tubuh anak itu.
Tapi, ia memang tidak ingin memaksa Gulf pulang setelah bekerja lembur. Terutama setelah melihat anak itu mimisan tadi. Mew semakin tidak ingin memaksanya. Ia mungkin akan open room agar bisa bermalam dan pulang esok hari. Meringankan rasa lelah Gulf.
...
Mew POV
Gulf duduk terdiam di sampingku selama perjalanan menuju tempat script reading. Aku mencoba untuk tidak terus membuatnya canggung. Ia pasti sudah merasa sangat canggung tadi. Ya, berbelanja pakaian baru untuknya di mall tadi.
Aku tidak mengerti mengapa ia begitu persisten menolak pemberianku. Apakah rasa gengsi dan harga dirinya setinggi itu? Tapi mengapa? Harusnya ia senang karena ada bos sebaik diriku.
Gulf masih diam memandangi luar jendela. Ia bahkan tidak berusaha menanyakan apa aku lelah membaca semua tumpukan kertas saat ini. Apa aku sungguh menyinggung perasaannya?
Aku menghela napas panjang yang menarik perhatiannya.
"Sebaiknya Anda tidur sebentar, pak. Sisa dokumennya bisa dibaca nanti. Saya akan bantu menyortirnya..." ujar Gulf sambil mengambil tumpukan kertas itu lalu ia taruh di atas pangkuannya seperti semula.
Aku menatapnya tajam. Gulf sadar ia sedang kuperhatikan, tapi ia berusaha menahan agar tidak menatap balik ke arahku.
Entah mengapa aku kecewa.
...
Lanjut di chapter selanjutnya.
Tunggu, ya. Jangan ke mana-mana😊
KAMU SEDANG MEMBACA
ENCOUNTER 1 (Editing)
Fanfiction[END/ COMPLETE] - Bahasa Indonesia, English Pertemuan singkat antara Mew Suppasit yang dikenal sebagai aktor sekaligus CEO dari perusahaan keluarganya dengan seorang mahasiswa dan part timer di sebuah bar, Gulf Kanawut tidak disangka menjadi turning...