022

6.3K 658 31
                                    

Author POV

Sudah sore namun Mew masih duduk menunggu Gulf sampai selesai. Itu memakan lima jam sampai akhirnya Gulf keluar dari ruang staff dengan pakaian bebas. Mew berhasil mencegatnya di luar kafe. Membuat Gulf tersentak kaget karena mengira bos nya itu sudah lama pergi.

"Mew?"

"Huh? Ternyata kamu benar-benar memperlakukan saya seperti temanmu di luar jam kerja?"

Gulf tidak menjawab. Ia hanya diam memandangi Mew.

"Apa kamu punya kepribadian ganda, Gulf? Kamu begitu sopan dan penurut saat di kantor. Tapi di luar kamu hanya seorang bocah kurang ajar, seperti pertama kali kita bertemu."

"Mew, bilang apa mau kamu?"

"Dinner bareng saya," jawab Mew secepat kilat tanpa basa-basi. Gulf terkejut mendengar ucapan Mew.

"Maaf, tapi saya masih ada pekerjaan lain," ucap Gulf lalu ingin beranjak pergi namun Mew menahannya.

"Ini perintah pekerjaan. Dari saya sebagai bos kamu..."

"Perintah pekerjaan apa yang meminta karyawannya dinner bersama? Lagipula saya masih ada pekerjaan lain," ujar Gulf menolak perintah Mew.

Dengan masih menggenggam erat lengan Gulf, Mew mengambil handphone-nya dari saku lalu menekan tombol dan menempelkan handphone-nya di telinga. Ia sedang menyambungkan telepon dengan seseorang.

"Halo, Mek. Gulf malam ini nggak bisa kerja di klub lo dulu. Ada kerjaan. Ok, thanks..."

Gulf dengan wajah tidak percaya memandang bos-nya itu.

"Darimana kamu tau, saya akan pergi bekerja ke klub Mek?"

"Kamu bercanda ya? Kamu lupa siapa saya?"

Gulf hanya terdiam sambil menelan ludahnya. Iya. Ia melupakan hal yang sangat amat penting. Mew adalah salah satu orang yang bisa mengontrol kehidupan seseorang di negeri ini karena ketenaran dan uang yang ia miliki. Gulf melupakan itu. Mencari informasi seseorang bukan sesuatu yang sulit untuk seorang Mew Suppasit.

"Ayo, kita dinner..." ajak Mew sambil menarik lengan Gulf menuju mobilnya yang terparkir tidak jauh dari kafe.

Setelah percakapannya bersama Alexa pagi ini, Mew terpaksa meminta supirnya menjemputnya dari luar kota lalu langsung pergi menemui Gulf. Entah mengapa, pikirannya langsung sepenuhnya memikirkan anak itu. Ia merasa ingin selalu dekat dengan Gulf.

Gulf duduk di kursi penumpang di samping Mew dengan wajah tegangnya. Ia bingung harus bersikap seperti apa. Bahkan ia tidak tahu saat ini mereka menuju ke mana. Sedangkan Mew terlihat begitu rileks dan menikmati waktu bersamanya dengan Gulf.

Kesadaran Gulf kembali setelah melihat gerbang tinggi milik mansion Mew. Ia membelalakan matanya. Mereka akan makan malam di rumah Mew? Gulf terdiam sambil menatap lurus ke arah pria yang sedang menyetir mobilnya menuju halaman rumahnya.

Mew memarkirkan mobilnya tepat di halaman depan rumahnya. Ada seorang penjaga yang menghampiri mobil Mew lalu membukakan pintu mobil. Gulf tanpa sadar menahan Mew untuk keluar dari mobilnya.

"Anda bilang akan makan malam untuk pekerjaan..." ujar Gulf terdengar nada panik di sana.

"Oh.. cara bicaramu sudah berbeda. Kamu benar-benar profesional. Atau kamu memang punya kepribadian ganda, Gulf?"

Gulf tidak merespon ucapan Mew. Ia hanya menatap lurus ke arahnya sambil menunggu jawaban yang ia inginkan.

"Haa... iya, kita akan makan malam di sini."

ENCOUNTER 1 (Editing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang