Author POV
"Mew, mau ke mana?" ujar Tay dari balik meja makan saat melihat Mew sudah rapi dan terlihat lebih fresh setelah mandi.
"Gue udah nyiapin makan siang buat lo. Makan dulu. Tadi lo skip sarapan," tambah Tay.
"Gue masih ada urusan lagi. Thank you, bro! Sampai nanti..." jawab Mew lalu berjalan keluar dari rumah Tay.
"Aaahh... dasar Mew. Susah kalau orang lagi jatuh cinta..." gumam Tay pada dirinya sendiri.
Ia teringat kejadian semalam di mana Mew menangis tersedu-sedu lalu meraung-raung nama Gulf saat di perjalanan menuju rumah Tay. Setelah itu, ia juga menyaksikan Mew mimpi buruk dengan episode Type secara berulang-ulang. Tay menghela napas panjang lalu menghembuskannya. Ia tahu betul, mengapa Mew masih seperti ini. Sahabatnya itu masih merasa bersalah dengan apa yang terjadi dengan Type. Mew begitu marah dan sedih namun tidak mampu menunjukkannya kepada siapapun dalam keadaan sadar. Hingga akhirnya ia terus-menerus menderita tiap malam.
"Udah dekat waktunya, ya? Bulan depan? Waktu berjalan begitu cepat, Type..." guman Tay lagi lalu melahap makanannya.
...
Mew mengendarai mobilnya menuju kafe tempat Gulf bekerja. Karena hari ini sang kekasih bekerja di sana. Ia ingin melihat wajah Gulf sebentar saja. Ia membutuhkan pengisi ulang baterai kebahagiaannya. Mew terlihat jauh lebih baik siang ini. Ia memutuskan akan terlihat lebih baik di depan Gulf. Anak itu tidak boleh tahu apa yang telah dilalui Mew semalam. Setidaknya sampai Mew benar-benar siap melepas Gulf. Namun untuk saat ini, ia sangat membutuhkan Gulf lebih dari apapun.
Ia sampai di kafe tempat bekerja kekasihnya itu. Namun ia tidak menemukan sosok yang ia cari-cari.
Di mana dia? Guman Mew lalu menyusuri ruangan menuju counter kasir dimana Gulf biasanya berdiri. Semua mata tertuju padanya.
Tentu saja.
Seorang top star Thailand, Mew Suppasit datang ke kafe kecil. Beberapa orang nampak histeris seperti sudah menebaknya akan datang ke kafe ini. Sementara beberapa orang lainnya nampak bingung mengapa seorang Mew Suppasit datang ke kafe kecil seperti ini?
Suara klik kamera handphone mulai terdengar. Sayangnya Mew tidak memedulikan. Ia terus berjalan menghampiri counter.
"Hai," sapa Mew kepada barista, rekan kerja Gulf yang biasa ia lihat di kafe.
"Gulf tadi lagi keluar sebentar..." balas barista tersebut seperti sudah tahu tujuan kedatangan Mew ke sana.
Persekian detik kemudian Gulf muncul dari balik pintu belakang kafe. Ia terlihat terkejut, namun Mew membalasnya dengan senyuman lebar. Anehnya anak itu hanya melengos menghampiri Yossie.
"Yos, sorry. Gue kayaknya balik cepat. Nggak enak badan. Lo nggak apa kan sendirian dulu? Gun katanya bisa dateng buat shift malam ini," ujar Gulf kepada Yossie sang barista. Lalu dibalas dengan anggukan.
Di sisi lain ada Mew yang berdiri menegang. Raut wajahnya memperlihatkan ia mengkhawatirkan Gulf ketika anak itu bilang ia tidak enak badan. Gulf muncul lagi dengan pakaian bebasnya. Anehnya lagi, Gulf hanya berjalan melewati Mew begitu saja tanpa menyapanya.
Mew yang melihat pemandangan aneh itu kemudian mengejar Gulf dengan langkah cepat. Karena Gulf berjalan begitu cepat tanpa menoleh ke arah Mew.
"Gulf!" Panggil Mew namun tidak diindahkan Gulf.
Gulf menghilang di balik gang kecil. Mew tetap mengikutinya. Sebuah tangan menariknya masuk ke dalam mini market. Gulf menarik Mew lalu mencoba menunduk.
"Gulf? Ada apa?" tanya Mew lalu dengan cepat Gulf memberikan isyarat untuk berhenti berbicara.
Gulf nampak memperhatikan jendela di sana. Memperhatikan keadaan jalanan. Beberapa lama kemudian ada seseorang berbaju hitam-hitam dengan topi dan mengenakan masker di wajahnya juga membawa kamera tele melewati mini market.
Mew dan Gulf saling bertukar pandangan. Mew mengerti apa yang terjadi sekarang. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk membawa Gulf ke rumahnya.
"Sejak kapan orang itu mengikutimu, Gulf?" tanya Mew sambil mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi.
"Sejak beberapa hari yang lalu. Aku tidak begitu ingat. Tapi orang itu selalu ada di depan kafe, gang rumahku, dan parkiran bar milik Mek..." jawab Gulf.
Wajah Mew mengeras. Ia sedang berpikir keras siapa orang itu? Mata-mata? Apa tujuannya?
"Mew, kamu tau siapa dia?" tanya Gulf ragu-ragu. Tapi, ia yakin orang itu mengincar Mew. Karena siapa Gulf? Ia hanya anak laki-laki biasa yang selalu kerja serabutan. Sedangkan Mew? Top star dan seorang CEO. Tidak diragukan lagi orang itu mengincar Mew.
"Aku pun tidak tau, Gulf. Tenang saja, aku akan mencari tau..."
Siapa orang dibalik ini? Apa yang mereka incar? Aku? Gumam Mew lalu menoleh ke arah Gulf yang sedang memperhatikan jalanan lewat jendela.
Gulf, aku berjanji tidak akan membiarkanmu celaka. Ucap Mew sekuat tenaga di kepalanya.
...
Last chapter for tonigh's update.
Gimana gaes?? Rumit banget ya? Drama banget ya? Hahaha
Kira-kira siapa orang dibalik aksi memata-matai Gulf? Any guess? Boleh main tebak-tebak di kolom komentar ya😋
Trus soal Type gimana thor? Tenang... semua ini akan saling berkaitan kok. Author Cha kasih spoiler nih, pokoknya konfliknya makin complicated, makin seru, dan makin pelik. Akan makin banyak karakter baru. Kalian pas baca bakalan jadi keong deh, hehehe...
Tapi harus sabar ya! Semoga kalian suka dan tetap mau baca ya.
Dukung terus AU ini dengan kasih feedback (author nungguin banget lho!), follow author, dan vote au tiap chapter nya, hihihi...😆😆😆
Pokoknya peace, love, and in mewgulf we trust!💙🤟

KAMU SEDANG MEMBACA
ENCOUNTER 1 (Editing)
Fanfiction[END/ COMPLETE] - Bahasa Indonesia, English Pertemuan singkat antara Mew Suppasit yang dikenal sebagai aktor sekaligus CEO dari perusahaan keluarganya dengan seorang mahasiswa dan part timer di sebuah bar, Gulf Kanawut tidak disangka menjadi turning...