018

5.9K 649 13
                                        

Author POV.

Beberapa orang di sana terlihat sudah mabuk. Hanya menyisakan Mew, Gulf, dan Alexa. Mew memang seorang yang mempunyai toleransi alkohol yang tinggi. Sedangkan Gulf, ia selalu bersikap profesional ketika bekerja. Ia tau ia tidak bisa minum dan tidak boleh mabuk saat bekerja. Jadi ia memutuskan untuk menenggak air mineral saja.

Mew dan Alexa masih terlihat berbincang panjang lebar. Membuat Gulf semakin tidak nyaman. Karena ia tahu, perempuan itu sudah setengah sadar. Ia bersandar di pundak Mew. Wajah mereka begitu dekat hingga nyaris bersentuhan.

Yang membuat Gulf tidak nyaman adalah melihat respon Mew yang tidak terganggu. Semuanya begitu natural. Seolah hal seperti ini selalu terjadi dengan mereka.

"Gulf... kamu boleh ke kamar duluan. Pekerjaanmu hari ini sampai sini saja. Saya titip bereskan barang-barang saya di kamar sebelum kamu tidur. Saya akan ke sana setelah mengantar Alexa," ujar Mew yang membuat Gulf tertegun menatap lurus ke arah Mew lalu melihat nanar ke arah Alexa.

"Gulf? Kamu mendengar apa yang saya katakan?"

"Ya. Saya mendengarkan..."

"Sampai kapan kamu akan membuat tangan saya menunggu?" tanya Mew yang sedang menyodorkan dua kartu akses kamar hotel kepada Gulf.

"Tidak bisakah Anda juga ikut kembali ke kamar untuk istirahat?" jawab Gulf dengan nada sinis. Mew mengerutkan keningnya.

"Sepertinya kamu tidak mendengarkan. Saya akan mengantarkan Alexa ke kamarnya terlebih dahulu," ucap Mew terdengar begitu lembut hingga bisa meluluhkan hati siapapun.

Namun Gulf terpaku melihat Alexa yang tertidur pulas di pelukan Mew. Apa-apaan dia? Gumam Gulf kesal.

Dengan berat hati, Gulf mengambil dua kartu akses kamar hotel itu lalu pergi meninggalkan Mew yang masih kebingungan dengan sikap anak magangnya itu.

...

Gulf, author Cha ikutan merasakan ada gejolak panas menyambar dada saat menulis ini kok🤧

ENCOUNTER 1 (Editing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang