009

6.6K 718 33
                                        

Mew POV

Fakta menarik yang mengejutkanku semalam membuatku sangat bersemangat datang ke kantor hari ini. Bocah kesayangan Mek bekerja denganku sekarang. HAHAHA aku tidak sabar untuk melatihnya agar ia paham posisi teratas di sana itu siapa.

"Saya tidak tahu bahwa mulai sekarang Anda akan berangkat lebih pagi," ujar Podd dengan nada kesal karena mulai hari ini ia akan menjemputku pukul 8 pagi.

"Saya pikir akan lebih efektif jika saya berangkat bersama kamu ke kantor. Selain saya bisa pulang lebih awal, saya juga tidak memerlukan supir..."

Podd menghela napas panjang. Ia tahu betul tempat tinggalnya dengan masionku itu searah. Namun aku tidak pernah memintanya menjemputku karena aku selalu mempunyai supir pribadi. Tetapi setelah aku mencari tahu tentang bocah bernama Gulf itu, aku tahu segalanya. I mean, Podd sudah mengenalnya lebih dahulu. Jadi tidak ada salahnya aku mengorek informasi tentang Gulf padanya.

"Anda terlihat sangat senang pagi ini...dan juga terlihat seperti sedang merencanakan sesuatu," ujar Podd lagi sambil memeriksaku dari kaca spion mobil.

"Ada yang ingin saya bicarakan dengan kamu dan dua anak magang di kantor. Oh, ya. Mulai hari ini kamu pakai salah satu mobil yang ada di mansion saya. Jadi ketika kamu jemput, saya tidak perlu naik mobil tua kamu ini..."

Podd hanya membalas dengan decakan sebal. Aku memang sengaja baru memberitahunya tadi pagi. Selain ingin berangkat bersama, aku juga ingin membuatnya kesal pagi ini. Entah mengapa suasana hatiku hari ini sangat bagus. Aku tak sabar sampai ke kantor.

Sesampainya di kantor, aku menyeting ulang raut wajahku menjadi super dingin dan annoying. Podd memandangiku aneh. Ia pasti bingung karena lima menit yang lalu aku terlihat sumringah. Sedangkan sekarang aku bahkan tidak menyapa balik staff yang beramah-tamah padaku pagi ini.

"Segera atur morning meeting pukul 8.30 bersama dua anak magang..." ujarku lalu duduk di kursiku dan memeriksa dokumen di atas mejaku. Podd hanya menganggukan kepala lalu pergi ke ruangannya karena waktu hampir menunjukkan pukul 8.30.

Tokk..tokk..

Beberapa saat kemudian terdengar suara ketukan dari pintu ruang kerjaku.

"Masuk..."

Podd masuk ke dalam ruangan bersama dua anak magang. Aku menoleh ke arah mereka. Mataku langsung bertabrakan dengan matanya Gulf. Ia terlihat sangat rapi dengan kemeja putihnya. Kedua maniknya masih punya makna yang sama ketika aku melihatnya pertama kali. Wajahnya punya pesona bak magnet yang menarik penuh perhatianku.

Aku berdiri lalu berjalan ke depan meja kerjaku. Aku berdiri sambil bersandar di meja dengan dua tangan terlipat di dada.

"Ok. Saya akan menjelaskan ini sekali saja. Jadi saya harap, Caskey dan... maaf siapa nama kamu?" Ucapku lalu membuat Gulf tersentak karena aku secara random menunjuk ke arahnya.

"Eum, Kanawut. Gulf Kanawut krub," jawabnya dengan nada ragu-ragu. Ia mulai terlihat gelisah dan terintimidasi olehku. Ha! Memang seharusnya begitu. Seharusnya orang lain merasakan seperti itu. Bukan bocah arogan yang berani mempermalukanku waktu itu.

"Ok, Kanawut.."

"Langsung saja. Saya ingin sampaikan bahwa mulai hari ini saya ingin Kanawut menangani jadwal saya dan harus ikut ke mana pun saya pergi. Ini sebagai metode agar dia cepat belajar Podd. Saya ingin kamu cepat mengambil cuti..." jelasku menimbulkan kerutan di kening Podd. Ia pasti kebingungan sekarang. Tapi ia tidak berkomentar apapun. Begitupun dua anak magang di depanku. Meski Gulf terlihat ragu ingin mendebatku.

"Ya, saya ingin kamu cepat mengambil cuti. Jadi bisa kembali bekerja dengan kondisi yang lebih baik. Saya juga ingin mengajarkan anak magang di sini bagaimana cara saya bekerja," jelasku lagi.

"Baik, pak. Saya mengerti..." jawab Podd lalu mengetik sesuatu di iPad-nya. Tak lama kemudian, Gulf terlihat ikut mencatat sesuatu di buku catatannya. Ia terlihat mengikuti cara kerja Podd dalam menghadapiku. Good movement!

"Untuk Caskey, saya percayakan kinerja kamu dalam menangani dokumen-dokumen penting. Sejauh ini alur masuk dokumen ke saya jadi lebih cepat dan terperinci. Keep it up!" Ujarku lagi.

"Kalian boleh pergi, kecuali Kanawut."

Podd memandangiku aneh. Begitupun dengan dua anak magang di sana.

"Masih ada hal lain yang ingin saya sampaikan dengannya," tambahku lalu terlihat Podd meminta Caskey keluar dari ruangan.

"Saya ada di ruangan saya jika Anda membutuhkan sesuatu," ucap Podd sebelum menghilang dari ruangan.

Aku tidak melepaskan tatapanku ke arah Gulf sedetikpun. Ia terlihat semakin gelisah ketika hanya ada kami berdua di sini.

Suasana hening membunuhnya perlahan. Ia terlihat sangat gugup.

"Seperti yang kamu dengar. Saya ingin kamu ikut ke manapun saya pergi sesuai jadwal yang kamu buat," ujarku yang membuat Gulf menatapku.

Tatapannya penuh misteri. Aku tidak bisa menebak apa yang sedang ia pikirkan saat ini. Apakah ia ketakutan? Apakah ia sedang mengumpat di dalam kepalanya? Aku tidak tahu.

"Ini..." ucapku sambil menyodorkan sebuah smartphone dan iPad kepadanya.

"Kamu memerlukan itu semua ketika menemani saya. Saya ingin kamu merekam dan memotret semua pertemuan dan event yang saya datangi. Lalu laporkan pada saya beserta ringkasan hasil event-event tersebut secara rinci. Paham?"

Gulf hanya menganggukan kepalanya lalu mengambil barang-barang yang kuberikan padanya.

"Oh, ya. Kamu harus menerima panggilan saya tiap saat. Jika saya memintamu datang, saya berharap kamu datang paling lambat 20 menit setelah saya minta. Jika saya minta kamu datang saat saya di kantor, saya hanya akan menunggu sampai hitungan kesepuluh. Jika tidak, kamu akan saya hukum..."

Gulf hanya memandangiku tajam dengan ekspresi aneh. Ia seperti sedang memproses apa yang kukatakan.

"Ke mari!" Seruku tiba-tiba yang membuatnya mengubah raut wajahnya.

"Satu... dua... tiga... emp--"

Gulf terlihat berlari ke arahku dengan cepat. Sekarang ia berdiri di depanku yang hanya berjarak 30 sentimeter saja.

Aku tersenyum melihatnya. "Good boy!" Ujarku sambil terus menatapnya. Begitupun dengannya.

Ia terlihat kebingungan tapi tetap melakukan yang kuminta. Anak ini tidak lebih dari seorang bocah pemberontak yang perlu kulatih saja. Dalam satu bulan, ia bahkan tidak akan sanggup pergi tanpaku.

...

Yoo... I know what are you thinking, guys. Yep. Mew Suppasit is annoying af. Itulah bagaimana seorang Mew di hadapan Gulf Kanawut hanya demi mendapatkan pengakuan.

So, bagaimana dengan chapter ini? 😌

Hangin' there, my friends😋

ENCOUNTER 1 (Editing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang