Mew POV
Pagi ini benar-benar berjalan kacau. Aku terbawa suasana karena Gulf marah padaku sejak perbincangan semalam. Aku meminta Podd memanggil Gulf, tetapi anak itu bahkan belum muncul setengah jam. Aku terus mencoba meneleponnya, berulang kali pun tidak dijawab. Gulf memang akan sangat sensitif jika aku ikut campur kehidupannya. Namun aku tidak menyangka ia akan semarah ini. Aahh.. aku tidak mood bekerja. Padahal ada banyak hal yang harus kuselesaikan secepatnya.
Ketukan pintu membuyarkan pikiranku. "Masuk..."
Terlihat Podd masuk bersama Gulf dan anak perempuan di sampingnya. Mataku langsung tertuju pada Gulf. Namun aku menyadari bahwa anak perempuan itu terus curi pandang ke arah Gulf. Aku mengepalkan tanganku. Lalu beralih menatap Gulf lagi. Ia tidak melihat ke arahku. Seberapa marah dia sampai tidak ingin melihatku?
"Pak, ini Claire. Anak magang baru yang akan menggantikan Gawin..." ucap Podd. Masa magang Gawin akan berakhir minggu ini. Ia memang masuk berbarengan dengan Gulf, tapi karena kejadian di London, Gulf menghabiskan banyak waktu di sana daripada bekerja. Jadi, to be fair, Podd membiarkan Gawin selesai lebih cepat. Karena Gawin banyak mengcover pekerjaan Gulf juga untuk beberapa hari.
"Selamat datang, Claire. Semoga MS Corp bisa membantumu belajar. Podd adalah mentor yang baik. Kamu akan belajar banyak darinya," ujarku sambil terus menatap Gulf.
Gulf menyadari tatapan lurusku yang tertuju padanya. Namun ia mencoba tidak menggubrisnya.
"Terima kasih, pak Mew. Saya akan belajar banyak dari p'Podd, juga.... dari Gulf," balasnya lalu menatap malu ke arah Gulf. Anak laki-laki itu membalas dengan senyuman. Pemandangan yang tidak begitu menyenangkan. Aku berdecak sebal.
"Jika tidak ada lagi yang ingin disampaikan, kalian boleh kembali ke ruangan masing-masing lagi. Kecuali Kanawut," ucapku dengan mata yang sudah melihat ke kertas-kertas di atas meja.
Podd melirik ke arah Gulf yang hanya memberikan tatapan nanar ke arahku. Podd pasti menyadari saat ini ada perang dingin di antaraku dan Gulf. Podd berdeham lalu meminta Claire keluar bersamanya. Meninggalkan Gulf berdua bersamaku di ruangan.
"Saya menelepon kamu lebih dari sepuluh kali, tapi kamu tidak menjawab..." ujarku kesal dengan suara solid dan dominan.
"Saya pikir panggilan personal tidak boleh mengganggu kegiatan di kantor. Tadi saya sedang menemani Claire office tour." Gulf terdengar sangat ketus. Mendengar nama Claire di sana membuatku marah sekarang.
"Apa kamu tertarik dengan Claire sampai kamu mengabaikan panggilan dari bos?" Aku benar-benar marah sekarang. Aku bangkit dari kursi lalu menghampiri bagian depan meja kerjaku. Menatap intens ke arah Gulf. Seolah aku akan menerjang anak itu kapanpun.
Gulf terkekeh sinis tidak percaya di sana. "Saya pikir kita jangan mengaitkan masalah personal di kantor. Saya tertarik dengan Claire atau tidak, bukan urusan Anda."
Aku mengatupkan rahangku keras. Gulf masih menatapku dingin dan sinis. Seolah sedang menantangku. Atmosfer di ruangan ini pun menjadi lebih dingin dari biasanya.
"Apa kamu sadar kalau Claire tertarik padamu? Ia selalu tersipu malu saat melihatmu..." ujarku mencoba menahan amarahku.
Lagi, Gulf terkekeh tidak percaya mendengarku. "Itu bukan urusan Anda, pak. Jika tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, saya pamit kembali ke ruangan saya. Saya permisi."
Gulf langsung membalikan badan dan keluar dari ruanganku. Membuatku naik pitam. Anak itu benar-benar sedang menguji kesabaranku. Ahh, membuatku gila.
...
Gulf POV
Aku berjalan keluar dari ruangannya. Jantungku berdegup sangat cepat. Aku tidak bisa melupakan ucapanku tadi kepada Mew. Kurasa aku sudah keterlaluan. Aku memang marah padanya, tetapi tidak seharusnya aku seperti itu. Ahh, aku tidak tahu lagi. Setelah pulang dari Inggris, aku merasa selalu meluap-meluap tiap beragumen dengannya. Aku merasa asing dengan hubungan ini? Kenapa? Apa karena aku sudah tahu tentang Type? Atau aku memang hanya kesal karena sikapnya yang selalu bossy dan ingin mengontrol itu? Aku tidak tahu...
KAMU SEDANG MEMBACA
ENCOUNTER 1 (Editing)
Hayran Kurgu[END/ COMPLETE] - Bahasa Indonesia, English Pertemuan singkat antara Mew Suppasit yang dikenal sebagai aktor sekaligus CEO dari perusahaan keluarganya dengan seorang mahasiswa dan part timer di sebuah bar, Gulf Kanawut tidak disangka menjadi turning...