004 (edited ver.)

7.8K 712 5
                                    

Author POV

Sejak kejadian malam itu, Gulf belum datang lagi ke bar untuk bekerja. Sahabatnya yang juga bekerja di bar, Joss mampir ke kontrakan untuk mengantarkan barang-barang Gulf yang tertinggal di loker. Joss sama sekali tidak mengerti mengapa Gulf bisa pergi begitu saja ketika sedang bekerja dan meninggalkan barang-barangnya. Meski bersahabat, Gulf tidak selalu menceritakan kejadian yang terjadi setiap hari. Begitupun Joss yang tidak pernah bertanya padanya. Joss ingin Gulf bercerita tanpa paksaan.

Gulf sudah menghubungi Mek kalau ia butuh waktu membenarkan etos kerjanya. Apa yang ia lakukan malam itu, sama sekali tidak menerapkan prinsip pelanggan adalah raja. Meskipun Mek tidak pernah menekankan prinsip tersebut kepada para pegawainya di Bar, namun Gulf merasa sangat malu dan tidak pantas saja.

Mengejutkannya, Mek mengerti perasaan dan perlakuan Gulf malam itu. Lalu ia meminta Gulf untuk istirahat sementara. Menurut Mek, selama satu tahun bekerja, ia belum pernah mengambil libur. Mek juga meminta maaf mewakili sahabatnya yang brengsek itu atas kejadian malam sebelumnya. Ia sangat mengerti jika harga diri Gulf sudah terluka. Dengan rasa takjub dan penuh hormat, Gulf menerima permintaan Mek itu. Semata karena Mek memintanya, bukan berarti Gulf tulus memaafkan pria brengsek itu.

Minggu ini Gulf tengah disibukkan kuliah dan bekerja part time di sebuah kafe saat pagi hari, lalu mengajar les di sore hari. Berkat jatah libur yang diberikan Mek, ia bisa beristirahat sementara waktu di malam hari. Biasanya ia akan bekerja di bar pada hari Senin-Kamis malam.

Pagi ini Gulf sudah berangkat kerja ke kafe dekat dari gang kontrakannya. Kafe ini buka 24 jam. Oleh karena itu, ada banyak mahasiswa yang bekerja part timer di sini. Termasuk Gulf.

Uangnya lumayan menambah untuk kebutuhan makannya sehari-hari. Sang pemilik kafe juga merupakan seorang ibu rumah tangga yang masih muda dan wanita karir yang bekerja di rumah. Gaya bekerjanya mengikuti western. Santai, kooperatif, dan transparan. Gulf nyaman bekerja di sini. Di kafe ini pun Gulf bisa belajar membuat kopi sendiri. Jadi Gulf bisa mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan skill lainnya.

Hari itu, tidak ada yang berbeda dari hari-hari biasanya. Seorang pelanggan pria berpenampilan rapi dengan setelan jas hitam akan masuk ke dalam kafe setiap pukul 6 pagi. Kebetulannya pagi ini Gulf berjaga sendirian, berhubung rekan kerjanya akan datang telat hari ini. Pria ini merupakan pelanggan tetap di sini. Gulf sudah mengenalnya karena beberapa kali sempat mengobrol singkat tiap kali bertransaksi.

"P'Podd.. selamat pagi!" sapa Gulf dengan nada yang sangat ramah.

Podd membalas dengan senyuman lalu menyodorkan kartu kreditnya pada Gulf, "Pagi, Gulf. Saya pesan seperti biasa, ya."

Gulf hanya mengangguk lalu memproses pesanan Podd.

"Gulf, seingat saya kamu pernah cerita tahun ini tahun terakhir kuliah. Benar bukan?" ujar Podd berdiri di depan bilik counter bertanda 'pick up here'.

"Oh, iya benar Phi."

"Apa kamu sedang mencari tempat magang?" tanya Podd.

"Eumm, iya Phi. Tapi aku masih mencari yang sesuai..."

Gulf terlihat sibuk membuat pesanan Podd. Beberapa lama kemudian ia menghampiri bilik tersebut sambil membawa pesanan Podd.

"Satu Ice Cafe Americano, dan satu takeaway Hot Long Black," ucap Gulf sambil menaruh dua cup pesanan Podd.

"Correct!" jawab Podd lalu menyesap Ice Cafe Americano miliknya.

"Kantor tempat saya bekerja sedang membuka program magang. Jika kamu tertarik, boleh langsung apply saja ke e-mail saya," lanjut Podd sambil menyodorkan kartu namanya.

ENCOUNTER 1 (Editing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang