038

4.3K 435 13
                                    

Author POV

Gulf tidak bergeming setelah mendengar announcement dari flight attendant adanya turbulance karena pergesekan dengan kabut tebal. Ia mengerang kecil merasakan kantuk di matanya dan badan yang mulai pegal-pegal.

"Hey, sleepyhead..." ujar Mew kepada Gulf yang melihat ke arahnya dengan mata sembab.

"Jam berapa sekarang?"

"Jam 3..."

"Jam 3 sore!?" seru Gulf terkesiap mendengar perkataan Mew.

"No... jam 3 pagi. Kamu baru tidur sekitar 4 jam," sahut Mew menenangkan Gulf. Anak itu terlihat menghembuskan napas lega.

"Terus kenapa kamu nggak tidur?"

"I can't sleep. Tidur bukan hobiku. Lagi pula pekerjaanku masih banyak..." jawab Mew.

Gulf hanya menganggukan kepala. Padahal di satu sisi ia tahu kebenarannya. Selama menginap dua hari kemarin, Gulf menemukan banyak hal yang menjadi rahasia Mew. Mungkin lebih tepatnya, Mew belum siap bercerita padanya.

Flashback

Dua hari sebelum penerbangan ke London, Mew memohon Gulf agar menginap di rumahnya. Alasannya agar ia merasa lebih tenang dan Gulf juga aman dalam pengawasannya. Meski Gulf tidak mengerti mengapa Mew sangat mengkhawatirkannya padahal selama ini ia sudah tinggal sendiri.

Gulf membereskan pakaian yang ia bawa. Namun lagi-lagi Mew mengejutkan anak itu dengan memberikan koper baru dan dugaan berisikan beberapa pakaian baru juga.

"Apa ini?" tanya Gulf sambil mendongakkan kepala melihat ke arah Mew yang masih berdiri memegang koper itu.

"Koper baru buat kamu..."

Gulf membuka koper itu. Benar saja. Di sana sudah ada lima pasang pakaian yang terlihat mahal.

"Mew, aku punya pakaianku sendiri," ujar Gulf terdengar menahan kekesalannya. Melihat itu Mew berjongkok lalu menunjukkan pakaian-pakaian di sana.

"Ada lima pasang pakaian. Meskipun di sana nanti sedang musim panas, aku udah siapin summer outfit, autumn, spring, winter, dan... bed outfit... tadaaamm!"

Mew menunjukkan bed outfit yang membuat Gulf terkejut. Sepasang piyama satin transparan berwarna merah. Atasan dan celana pendek yang benar-benar transparan.

"Oh my god, Mew!" teriak Gulf lalu mencubit lengan kekasihnya itu kuat-kuat.

"Awww! Gulf sakiitt!"

"Mew, kita tuh mau perjalanan bisnis. Bukan mau honeymoon!"

"I know... Tapi kan jalannya sama kamu, pacarku. Mana bisa tahan nggak horny. Lagi pula aku pesan ini di desainer, lho. Bawa aja ya? Ya?"

"Hah? Masa piyama gini doang sampai pesan di desainer?" Gulf tidak percaya lalu melihat price tag di sana.

Matanya membelalak saat melihat harga piyama itu.

"Seriously? 4800 baht buat piyama gini doang!? Kamu udah gila ya!?"

"Makanya kamu bawa ya? Hmm??" Mew masih membujuk Gulf.

Gulf memicingkan matanya dengan curiga. Lalu memeriksa semua price tag pakaian yang diberikan Mew kepadanya. Semuanya mempunyai harga yang tidak masuk akal.

"Mew, stop spending money for these unnecessary things," ucap Gulf dengan tegas.

"Unnecessary? Ini semua buat kamu..."

"Karena ini semua buat aku, kamu mengeluarkan uang buat sesuatu yang nggak penting."

"That's my money. And you're a matter. You're important for me, Gulf. Aku akan kasih kamu apapun..."

Gulf hanya terdiam. Kemudian menghela napas panjang. Ia berdiri lalu beranjak ingin pergi sambil membawa tumpukan pakainnya.

"Kamu mau ke mana?" tanya Mew terlihat panik. Takut kekasihnya itu marah.

"Aku mau taruh ini di lemari kamu. Nggak akan cukup masuk koper bareng baju-baju yang kamu beliin," balas Gulf lalu berjalan ke arah lemari.

Mew mengembangkan senyuman di sana. Ia merasa lega karena Gulf perlahan mulai menerima perlakuan dan perhatian darinya. Ia tahu, Gulf masih belum terbiasa diperhatikan karena selalu mandiri serta tidak pernah melalui hal seperti ini sebelumnya. Mew ingin Gulf merasakan perhatiannya daripada pemikiran tentang gengsi.

Gulf selesai membereskan pakaian untuk dibawa ke London nanti. Ia mencari keberadaan Mew yang sudah tidak terlihat di kamar tidur. Ia bisa menebak Mew berada di ruang kerjanya. Lalu anak itu berjalan menuju ruang kerja. Ketika sampai di depan pintu yang tidak tertutup rapat dan ingin mengetuknya, Gulf tidak sengaja mendengar percakapan Mew bersama seseorang di telepon.

"Yes, I barely sleep these days..." ucap Mew dengan seseorang di seberang koneksi di ujung benua lainnya karena ia berbicara menggunakan bahasa Inggris.

Gulf berdiri di depan pintu sambil mendengarkan.

"I would like to make appointment for this Friday. Yes. I'll be in London at that time. Sure, sure. No worries. Okay. Thank you, Sir..."

Mew mengakhiri percakapan di telepon lalu kembali duduk dan memeriksa beberapa dokumen.

Gulf masih terdiam lalu mencoba memproses percakapan Mew bersama orang itu.

Appointment? Janji apa? Batin Gulf.

Ia sangat tahu rangkaian jadwal Mew selama di London nanti. Janji apalagi yang Mew sepakati untuk dipenuhi nanti di London?

Gulf mengurungkan niat untuk masuk ke ruangan kerja dan kembali ke kamar tidur. Ia duduk di pinggir kasur sambil terus memikirkan itu. Tiba-tiba tanpa berpikir panjang Gulf sudah membuka laci-laci di kedua nakas samping tempat tidur.

Mata Gulf terkejut ketika melihat ada banyak botol obat-obatan di laci bawah salah satu nakas. Ia mencoba melihat satu per satu obat-obatan di sana.

Anxiety suppression? Zolpidem? Antidepresan? Bisik Gulf bingung.

Apa yang terjadi dengan Mew?

Isi kepala Gulf dipenuhi berbagai macam pertanyaan. Mengenai Type, obatan-obatan yang Mew gunakan, lalu keluarganya. Namun semua itu hanya di dalam kepalanya. Ia bahkan tidak berani bertanya ketika pria itu tidur di sampingnya sambil memeluknya.

Mew mempunyai jadwal tidur selalu di atas pukul dua pagi. Bahkan terkadang ia hanya tidur satu jam sebelum bangun kembali pada pukul enam pagi.

Sekarang semuanya terlihat lebih jelas. Apa yang terjadi pada Mew, pasti berkaitan dengan Type. Gulf bertekad akan bertanya tentang hal ini kepada Mew. Cepat atau lambat, Gulf akan mengetahuinya juga.

...

There are a lot of things happened, right?

Gimana chapter ini??? Coba komennya dongss hehehe....

Btw, jangan khawatir, akan ada lebih banyak lagi hal lainnya yang masuk sebagai konflik. Semua itu akan saling terkait.

Kira-kira Mew akan cerita atau nggak nih??

All I can say is t's gonna be so complicated. Tapi, lagi-lagi harus bersabar karena author suka alur yang lambat dan detil. Nggak suka yang grasak-grusuk, hehe... dan tenang aja, AU ini akan panjang banget😁

Well, jangan lupa kasih komen, follow author, dan vote AU ini, ya!💙🤟

ENCOUNTER 1 (Editing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang