058

4K 381 17
                                        

Author POV

Suara kicauan burung dan sinar matahari yang menerobos masuk dari balik jendela membangunkan Gulf yang tertidur nyenyak sejak semalam. Gulf mengerjapkan matanya lalu ia melihat ke arah pria yang sangat ia cintai tertidur meringkuk di sofa karena kakinya terlalu panjang untuk muat di sana. Ia terkekeh lalu turun dari tempat tidur menghampiri pria itu. Ia tidur begitu lelap hingga tidak menyadari keberadaan Gulf yang menusuk-nusuk pipinya dengan jari berulang kali.

Rasanya seperti mimpi. Gumam Gulf dalam hati.

Ya, Gulf merasa semuanya masih seperti mimpi. Kemarin ia terbangun dengan perasaan ketakutan juga sedih memikirkan ia tidak akan pernah bertemu dengan Mew lagi. Tapi hari ini ia bisa melihat Mew tertidur. Sungguh. Rasanya seperti mimpi.

"Mew..." panggil Gulf berbisik di telinga pria yang belum merespon itu.

"Mew..." panggil Gulf lagi.

Mew beringsut ketika jari Gulf menyentuh hidungnya. Anak itu terkekeh geli. "Mew... bangun..."

Mew tidak merespon lagi. Ia masih tertidur. Tiba-tiba Gulf terbesit ide untuk membangunkannya. Ia mengambil botol minum lalu melemparnya ke lantai. Suara botol jatuh yang keras itu membuat Mew terbangun panik. Ia pun langsung bangkit dari sofa. Melihat itu Gulf tertawa puas.

"Gulf, don't do this again. Ok? Aku panik banget. Kirain kamu jatuh dari tempat tidur..." protes Mew dengan suara seraknya. Ia menjatuhkan diri ke atas sofa lagi lalu menghela napas.

"Hehe... maafin aku. Abisnya kamu nggak mau bangun. Padahal aku bangunin berulang kali..." jawab Gulf yang masih berdiri di hadapan Mew.

"C'me here..." ujar Mew lagi sambil menepuk pahanya. Ia meminta Gulf duduk di sana.

Anak itu tentu saja langsung melakukannya tanpa diminta dua kali. Ia duduk di atas paha Mew. Sedangkan sang kekasih merangkul pinggangnya.

"Give me a morning kiss, babe..." ucap Mew manja ke Gulf.

Anak itu menggelengkan kepala tidak percaya. "Kamu tuh ya. Masih pagi udah mesum..."

"Mana mesum sih. Aku kan cuma minta cium ke pacarku. Masa dibilang mesum sih..."

Gulf memutar bola matanya. Kemudian memegang dagu Mew dan mengecup bibir pria itu berulang kali. Membuat Mew tersenyum lebar. "Aku maunya dicium. Bukan dikecup..."

"Nggak ah. Nanti kamu minta lebih." Gulf ingin beranjak dari pangkuan Mew. Namun berhasil ditahan.

"Nggak... aku nggak akan minta lebih. Janji," ujar Mew mengeratkan rangkulannya di pinggang Gulf.

"Dasar..." Lalu Gulf menarik dagu Mew dan menciumnya dalam. Tentu saja Mew membalas ciuman itu. Mereka saling menghisap, melumatkan, bahkan bertukar saliva lewat lidah yang bertemu.

Gulf memutuskan kaitan ciuman itu dan mengambil napas. "Wow!"

Gulf tidak percaya ia hampir terlena dan meminta lebih dari ciuman tadi. Mew terkekeh geli. Gulf sadar bahwa mereka berdua saling merindukan sentuhan satu sama lain.

"Kamu yakin nggak mau lebih?" tanya Mew menggoda Gulf. Anak itu menggelengkan kepala dengan cepat.

"Nggak. Aku mau pulang dulu..." jawab Gulf.

"Kamu pengin banget pulang, ya?" Gulf menganggukan kepala.

"Aku kangen makan Pork Basil dan Pad Thai," ucap Gulf polos. Mew hanya tertawa mendengar itu.

Gulf memang anak yang sangat sederhana dan itu yang membuat Mew jatuh hati tiap saat. Membuatnya tidak ingin melepaskannya. Apapun yang terjadi.

"Nanti aku beliin yang banyak banget. Sampai kamu kenyang makan dan jadi gendut..."

ENCOUNTER 1 (Editing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang