Gulf POV
Aku terbangun saat mendengar suara Mew berbincang di telepon. Aku mengerjapkan mata mencoba melihat lebih jelas sosok yang sedang berdiri tanpa mengenakan atasan di balkon luar sana. Angin pagi berhembus sendu masuk ke dalam kamar. Deburan ombak terdengar jelas di sini. Mengembalikan ingatanku akan kejadian semalam. Aku membulatkan mata dan terduduk di kasur.
Apa!!?? Aku dan Mew bercumbu semalam? Ingatan apa ini??? Apa aku hanya bermimpi atau aku minum terlalu banyak?
Aku memeriksa tubuhku. Aku masih mengenakan kaus dan celana piyama panjangku semalam. Aku berpakaian lengkap. Tidak ada sehelai pun terlepas. Aku menghela napas lalu menghembuskannya keras-keras membuat Mew melihat ke arahku. Ia terlihat mengakhiri percakapannya di telepon lalu berjalan menghampiriku.
Ia duduk di atas ranjang. Melihat ke arahku dengan tatapan penuh makna. Tubuhku membeku begitu saja. Aku tidak bisa melupakan kejadian semalam. Aku pun tidak akan bisa mengelak pertanyaan-pertanyaannya nanti.
"Bagaimana perasaanmu? Sudah lebih baik?" tanya Mew dengan suara yang sangat lembut. Membuat hatiku terasa sangat hangat.
Aku menganggukan kepala. Mew duduk mendekat ke arahku lalu kurasa jemarinya menyentuh dan mengusap perlahan bibirku. "Maaf aku tidak bisa mengontrol diri. Bibirmu telihat bengkak sekarang..."
Ucapan Mew membuatku menegang. Aku bingung harus merespon apa. Tetapi aku juga merasa lega karena Mew tidak melemparkan pertanyaan interogasi padaku.
"Maaf, pak. Tapi saya..."
"Tidak ingat?"
"Bukan itu!! Saya..."
Tanpa sadar aku membenamkan wajahku di bantal. Menutupi rona merah yang menyeruak dari pipiku hingga ke telinga. Mew hanya tertawa melihat respon dariku. Lalu mengelus rambutku perlahan.
"Beristirahatlah... aku akan pergi sebentar bertemu sutradara dan Alexa..." ujar Mew yang membuatku lupa dengan sentuhan barusan.
Aahh.. Alexa...
Aku lupa bahwa perempuan itu yang bisa menarik perhatian Mew. Sekarang aku jadi mempertanyakan apa yang Mew pikirkan tentang make out session kita semalam? Apakah itu hanya angin lalu baginya? Bagaimana denganku? Ini kali pertamaku berciuman dengan seorang pria. Apakah Mew menganggap enteng hal itu dengan pergi bersama Alexa? Meninggalkanku di sini?
Aku hanya terdiam. Tidak menjawab. Entah mengapa aku menjadi sangat marah sekarang.
Ya. Lagi-lagi harus kuingat. Aku hanya seorang anak magang yang bekerja bersama Mew Suppasit, bos-ku. Tidak seharusnya aku melakukan sesuatu hal seperti ini.
Kau sangat memalukan, Gulf.
...
Author POV
Benar saja. Tidak lama kemudian, Alexa datang ke kamar Mew lalu menyapa Gulf dengan begitu santainya. Ia bahkan tersenyum lebar lalu menggandeng lengan Mew. Apa-apaan ini? Gumam Gulf sedikit kesal.
Apa Alexa tidak berpikiran macam-macam tentang keberadaan Gulf di kamar Mew? Padahal ia tahu, Gulf hanya asisten pengganti. Harusnya ia terkejut atau bertanya-tanya. Tapi justru sebaliknya.
Hal itu membuat Gulf kesal lalu memutuskan menelepon Joss untuk menjemputnya. Ia tidak ingin berlama-lama di sini. Karena tugasnya sudah selesai dan ini weekend. Gulf ada tawaran shift bekerja di klub. Mek memintanya datang jika anak itu sempat. Awalnya Gulf ingin menolaknya karena ia berpikir akan bekerja juga sampai weekend. Namun sepertinya Mew tidak membutuhkannya lagi.
Gulf membereskan barang-barangnya setelah mandi dan menghubungi Joss. Ia semakin kesal ketika melihat satu spot merah di dekat tulang selangkanya. Gulf ingat sekali ia telah memperingkatkan Mew untuk tidak meninggalkan bekas. Tapi bos itu tidak mengindahkan.
Satu jam kemudian Joss datang dengan penampilan santainya. Ia bahkan tidak memerlukan pakaian bagus untuk terlihat tampan.
"Gulf, hubungan lo dengan Mew Suppasit apa?" tanya Joss ketika di lift hotel sambil membantu membawa barang-barang milik Gulf.
"Maksud lo apa? Gue cuma anak magang di kantornya..."
Joss tidak membalas. Ia bisa merasakan mood Gulf sedang buruk sekali. Jadi ia memutuskan tidak bertanya lagi.
Mereka keluar dari lift hotel lalu berjalan menuju pintu keluar. Sebuah kebetulan, mereka bertemu dengan Mew dan Alexa di lobby. Mereka tengah asyik berbincang. Namun mata Gulf bertabrakan dengan mata Mew. Yang membuat sang bos menghentikan obrolannya lalu menghampiri bocah itu.
"Kamu mau ke mana?" tanya Mew kepada Gulf. Keadaan hening beberapa saat.
"Saya ada pekerjaan lain, pak. Jadi saya harus pulang duluan. Maaf tidak bisa lembur di weekend ini. Kami permisi..." ucap Gulf sambil berpamitan lalu melontarkan senyuman kepada Alexa ketika melewatinya.
Mew hanya berdiri memandangi anak itu dengan tatapan sedih. Iya, ia merasa sedih karena Gulf tidak bisa menemaninya sampai hari minggu. Tapi yang membuatnya sedih sekaligus kesal, teman laki-laki yang bersamanya, sangat mengganggu pikiran Mew.
Siapa dia? Gumam Mew kesal dalam hati.
...
Haalooowww sawadeeee~~
Maafin author Cha ya karena baru update. Sejujurnya gue lupa kalau kemarin janji mau update lagi malam ini. Untungnya ingat sebelum ketiduran. Yawis gue update dulu.
Malam ini mungkin akan update dua chapter doang berhubung sudah mendekati part yang sama seperti di Twitter. So, mohon sabar menunggu yaa, hehe...
Jangan lupa follow dan vote, ya!👄

KAMU SEDANG MEMBACA
ENCOUNTER 1 (Editing)
Fanfiction[END/ COMPLETE] - Bahasa Indonesia, English Pertemuan singkat antara Mew Suppasit yang dikenal sebagai aktor sekaligus CEO dari perusahaan keluarganya dengan seorang mahasiswa dan part timer di sebuah bar, Gulf Kanawut tidak disangka menjadi turning...