021

6.2K 694 11
                                    

Mew POV

Aku benar-benar menghabiskan weekend bersama Alexa. Sungguh menyenangkan. Alexa tipikal yang easy going. Semua orang bisa berteman dengannya. Namun ada sedikit perasaan yang membuatku kesal. Gulf.

Aku memikirkannya sejak sabtu pagi. Aku masih belum bisa melupakan malam di mana aku menyentuh bibir lembut itu. Wajahnya malam itu terus mengusik pikiranku. Aku menjadi memikirkannya terus.

"Apa yang lo pikirkan, Mew?" tanya Alexa sambil memandangi hamparan pantai saat selesai brunch.

"Gulf..." bisikku mencoba menutupi, tapi aku pun penasaran dengan perasaanku padanya.

"Asisten pengganti Podd? Ada apa dengannya?" tanya Alexa lagi.

"Dia selalu mengusik pikiran gue..."

"How so?"

"Entahlah... rasanya ada yang aneh saja sejak bertemu dengannya..."

"Lo suka anak itu?"

Aku terdiam tidak menjawab pertanyaan Alexa. Perempuan di sampingku ini menatapku dalam.

"Lo suka sama dia, Mew. Gue sangat tahu bagaimana lo jatuh cinta. Ini kali pertamanya lo dilema memikirkan perasaan lo ke dia. Lo suka sama, Gulf!" Ujar Alexa padaku.

Apa benar aku menyukai bocah itu?? Gumamku dalam hati.

Kemudian handphone-ku berbunyi. Tertera nama Mek di sana.

"Halo.."

"Mew, gue pikir lo pergi ke luar kota sampai weekend ini. Kenapa Gulf bisa bekerja di klub gue?"

"Gulf lagi kerja di klub lo?"

"Iya.. dia ambil shift sabtu-minggu ini. Hari ini dia akan datang kerja lagi. Pagi ini kayaknya Gulf kerja dulu di kafe," ujar Mek menjelaskan situasi Gulf kembali mengambil kerja part time di klub-nya.

Aku memijat keningku. Entah mengapa aku jadi pusing memikirkan Gulf. Mungkin Alexa benar. Jika aku tidak memiliki perasaan apapun, aku pasti tidak akan sepeduli ini. Aku tidak akan peduli seberapa keras Gulf bekerja di luar sana. Aku sangat tidak menyukainya yang bekerja begitu keras. Aku ingin ia berada di sini sekarang bersamaku. Memerhatikanku. Hanya aku.

"Mek, gue akan ke klub lo malam ini," ujarku lalu memutuskan sambungan.

Alexa menghela napas panjang lalu memandangiku tidak percaya. Tipikal.

...

Gulf POV

Tidak kusangka terbangun di pagi hari tanpa memikirkan pekerjaanku di kantor rasanya sungguh menyenangkan. Meskipun aku harus pergi bekerja part time di kafe pagi ini dan di klub malam hari. Aku benar-benar membutuhkan uang. Karena sebentar lagi akan ada ujian praktikum dan ujian akhir yang pasti membutuhkan banyak biaya. Belum lagi biaya hidupku sehari-hari. Seperti kost-an ini.

Besok sudah waktu membayar dan aku belum ada sisa uang untuk membayar. Semoga bayaranku hari ini bisa melengkapi sisanya.

Tiba-tiba kepalaku sakit setiap memikirkan itu. Padahal Joss sudah mengajakku untuk tinggal bersamanya. Tapi sungguh. Aku lebih memilih tinggal sendiri dibandingkan harus bersamanya. Hobinya yang sering membawa "cewe tidur", membuatku menolaknya mentah-mentah.

Aku bangkit lalu bersiap-siap berangkat kerja di kafe. Untungnya kafe tempatku bekerja letaknya tidak jauh. Sebelum meninggalkan kost-an, aku memeriksa handphone-ku. Aku memang terbiasa tidak membawa handphone ketika bekerja di kafe karena tempatnya benar-benar dekat.

Tidak ada pesan dari Mew atau lainnya. Aku menaruh handphone-ku di laci lalu keluar meninggalkan kost-an. Waktunya bekerja di kafe.

Seperti biasa, weekend kafe selalu ramai. Meskipun masih pagi, tapi sudah banyak yang memesan untuk takeaway. Kafe tempatku bekerja memang punya menu makanan breakfast, seperti french toast, cake, and sandwich. Jadi tidak heran ada banyak pesanan makanan.

ENCOUNTER 1 (Editing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang