049

4.4K 369 15
                                        

Mew POV

Hari ke- 8 sejak Gulf diculik. Aku enggan berhenti mencarinya juga mengerjakan tanggung jawabku sebagai pemilik perusahaan. Aku masih tinggal di London bersama Tay dan Mek. Mereka berjanji akan membantuku sampai menemukan Gulf. Mek sudah menghubungi Joss untuk incharge di bar selama Mek membantuku di London. Untungnya Joss memberiku sebuah informasi yang mungkin akan membuka jalan menemukan Gulf.

Hari ini aku akan bertemu dengan tim kepolisian yang mencari Gulf. Aku sudah siap mendengar keputusan mereka. Apakah akan tetap melakukan pencarian atau menghentikannya. Namun bukan berarti aku akan berhenti juga. Aku akan mencari segala cara untuk membawa Gulf pulang. Apapun itu. Seberapa pun harganya.
Aku, Tay, dan Mek duduk di dalam ruangan kepala polisi bagian London.

Wajahnya memperlihatkan ia tidak berhasil bekerjasama dengan kepolisian daerah lain ataupun Interpol. Mengingat Gulf hanya seorang anak biasa yang tidak berarti apapun di negara ini. Aku mengerti. Namun bagaimana jika pelakunya adalah warga negara Inggris? Seharusnya mereka berusaha lebih keras.

"We're apologize for not finding him yet, Sir."

Aku menghela napas seketika mendengar itu. Tay meremas pundakku. Mencoba menghiburku

"But we'll try to continue the investigation and search him again for a week more. We've got an information that one of the suspect is Britain's citizen. We looked up the further connection, she might has Britain citizenship. However we still couldn't decide she's one of the kidnapper or not..."

"She?" Mek menyahut. Kami bertiga tidak ada yang menyangka mereka merujuk ke seorang wanita sebagai salah satu pelaku.

"Yes. We tracked Sir Kanawut timeline before and after kidnapping. He disappeared when he was at the bar last Tuesday. Nevertheless we never found the clip of him took off of the bar from the CCTV...

So, we made research about the bar. That night, two ladies witnessed him talking with a woman for short time. But after that they never seen neither him nor the woman again."

"So, what are you trying to say, this woman kidnapped him?" Tay mencoba mengonfirmasi lebih lanjut.

"Probably, yes. We assume that she one of the suspect..."

"Well, Sir. Do you have names in your mind that probably targetting him or you?" Kepala polisi itu bertanya kepadaku.

Tentu. Sejak kemarin hanya ada satu nama di kepalaku. Namun dengan informasi dari Joss, memungkinkan pencarian akan lebih cepat dari dugaanku. Sayangnya, aku tidak bisa membaginya dengan kepolisian. Mereka bergerak terlalu lambat. Jadi, aku perlu melakukan dengan caraku.

"Yes. I have one name. Lucas Hardy. The CEO of Netro Corp. We've been in a bad term since a long time  ago as we are rivals in this industry..."

"That's very helpful, Sir. We're gonna looking out more about Lucas. If you have more information that could be useful for the investigation, please let us know..."

"Sure. I'll keep you in contact, Sergeant. Thank you..."

Pertemuan dengan kepala kepolisian akhirnya ditutup dengan aku memberikan nama kepada mereka. Lucas Hardy, satu-satunya kandidat terkuat yang menculik Gulf.

Tay menghela napas. Aku tahu ia akan berbicara apa. Tapi, ia tidak mengatakannya. Begitu pun Mek. Seharusnya aku memberitahu lebih awal tentang Lucas. Seharusnya aku tidak mempertimbangkan lebih lama tentang Lucas. Namun, lagi, aku tidak bisa mengorbankan keselamatan Gulf. Itu hal terpenting.

"Podd, tolong bantu saya mencari tahu tentang nama yang saya sudah email lewat private investigator. Saya ingin memastikan sesuatu. And please keep it for yourself, don't tell anyone besides me..." ujarku disambungan telepon dengan Podd ketika Tay dan Mek mengambil pesanan kopi di kafe.

"Alright. Saya mengerti, Pak." Lalu aku memutuskan sambungan ketika melihat dua sahabatku menerima pesanan mereka di counter depan sana.

Tay dan Mek menghampiri meja dimana aku duduk sambil menelepon Podd.

"Siapa?" tanya Tay seraya duduk sambil menyesap kopinya.

"Podd. Dia laporan beberapa hal soal kantor."

Mek menganggukan kepala lalu menyodorkanku Hot Long Black kepadaku. Tay masih memerhatikanku. Ia memang sangat mengenalku. Tanpa harus mengatakan sepatah katapun, ia mengerti apa yang sedang kupikirkan.

"Sekarang rencana lo apa, Mew? Apa menunggu sampai ada kabar dari kepolisian lagi?" tanya Mek.

Tay masih memerhatikanku. Entah mengapa membuatku merasa sedikit gugup. Aku belum pernah menyembunyikan sesuatu darinya. Meskipun hubunganku dengan Gulf juga tidak secara gamblang kubeberkan padanya. Namun, ia selalu punya cara untuk membaca pikiranku.

"Sementara waktu gue akan ikutin mereka, Mek. Gue nggak mau membahayakan Gulf. Karena kita nggak tau kondisi dia sekarang bagaimana."

"Ya, lo ada benarnya sih. Tapi kita harus cari jalan alternatif buat mencari lebih cepat. Seperti yang lo bilang, kita nggak tau kondisi Gulf sekarang bagaimana..."

"Gue setuju sama Mek."

Aku memijat pelipisku. Aku tidak ingin gegabah, tapi aku pun tidak ingin membahayakan Gulf. Bagaimana jika Gulf ternyata diculik orang yang lebih kejam dari Lucas? Meskipun aku sangat yakin Lucas pelakunya. Tapi, tetap saja aku harus ekstra hati-hati.

"Mew, gue tau, lo takut kejadian Type terulang lagi. Tapi, kita harus bergerak lebih cepat lagi..."

Aahh.. iya, Tay benar. Aku takut kejadian Type terulang lagi. Setidaknya aku ingin ia selamat walau ada kepastian ia akan sangat membenciku. Aku hanya ingin Gulf segera diselamatkan terlepas bagaimana perasaannya padaku nanti. Jika ia akan membenciku suatu saat nanti, aku rela melepasnya.

...

HALOOOOWWWW~!!!

Ada yang kangen author Cha nggak??? Nggak ada ya?? Haha gapapa...

Kalau yang nungguin kelanjutan AU ini ada nggak??

Kabar gembira! Author Cha akan update beberapa chapter karena rasanya kayaknya udah lama nggak update. Jadi semoga menghilangkan rasa penasaran kalian.

Tapi... mohon tetap bersabar. Cerita AU ini masih panjang banget. Mungkin akan membuat kalian gregetan. Jadi mohon bersabar. Author Cha juga penginnya ini cepat selesai. Tapi, author Cha suka menyiksa diri sendiri dengan menulis cerita yang complicated. Sampai author pun bingung kenapa memulai semua ini? Kenapa nggak nulis AU yang simple, unyu2 gemas gitu, dan alurnya lempeng cuma ada manisnya doang?? Nggak tau, author mungkin sudah kehilangan akal dan memang suka menyiksa diri wkwkwkkk

Intinya tetap bersabar dan setia ikuti AU ini, ya. Walaupun ceritanya alot, nggak seru gini🥺🥺

Pokoknya sayang banget sama kalian!💙🤟

ENCOUNTER 1 (Editing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang