028

7.2K 589 27
                                    

Gulf POV

Aku terbangun di kasur besar yang lembut dengan aroma bunga bercampur vanilla milik seseorang yang sangat kukenal. Aku mengerjapkan mata untuk memastikan aku melihat definisi sosok pria sempurna di sampingku. Terbaring tidur pulas tanpa mengenakan pakaian.

Kujelajahi tiap sudut wajahnya lalu lekukan tubuhnya. Matanya yang terpejam tertutup oleh rambutnya. Aku mencoba menyingkirkan rambut itu agar bisa melihat jelas wajah tampannya.

Mew Suppasit.

Ia merupakan pria sempurna. Ia punya segalanya. Begitu sempurna hingga aku pun merasa iri.

Aku memandangi wajahnya cukup lama hingga ketika keningnya mengerut lalu ia bergumam sesuatu. Sepertinya ia mimpi buruk.

"Type... jangan... maafkan aku..." gumamnya dengan mata masih terpejam.

Type? Siapa Type?

"Mew..." panggilku mencoba membangunkannya. Tubuhnya mulai mengeluarkan keringat, tangannya mencengkram sprei di sana, dan keningnya terus mengerut.

"Type..." gumamnya lagi lalu terbangun tersentak kaget ketika aku mengguncangkan tubuhnya.

Mew menyebut nama Type lagi. Siapa sebenarnya Type ini?

"Gulf..." ucapnya saat melihat ke arahku. Ia terlihat sangat terkejut hingga napasnya terengah-engah.

"Kamu nggak apa-apa?" Tanyaku lembut mencoba menenangkannya agar tidak panik lagi. Meskipun aku ingin sekali bertanya siapa Type.

Namun aku tidak ingin mengacaukan paginya.

"Ya, aku baik-baik saja. Maaf aku membangunkanmu, ya?" Ujarnya lalu mengusap keningnya yang penuh dengan peluh.

Aku menggelengkan kepalaku.

Ia terlihat mencoba mengatur napasnya. Lalu meraih kedua tanganku. "Bagaimana keadaanmu setelah kejadian semalam?"

Oh iya... semalam. Wow! Aku hampir melupakan kejadian luar biasa semalam.

...

Untuk kali pertamanya aku merasakan di puncak kenikmatan. Aku sangat menikmatinya sampai rasanya aku melayang. Tapi sungguh, sekarang aku bisa merasakan tubuhku hancur. Sakit teramat sakit di bagian pantat dan pinggulku. Namun lagi-lagi itu semua bisa langsung terlupakan berkat kenikmatan yang luar biasa itu.

Aku bisa melihat Mew menantikan jawabanku. Bagaimana aku menjelaskannya? Padahal di kepalaku terngiang nama Type.

"Mew..." ucapku ragu-ragu. Mew menatapku dengan penuh antisipasi. Aku ingin sekali bertanya siapa Type. Tetapi Mew seperti menunggu jawabanku tentang semalam.

"Eumm... tubuhku sakit---"

"Gulf, maafkan aku..." ujarnya lalu menarikku ke pelukannya.

"Aku tau aku terlalu kasar padamu semalam. Aku tidak bisa menahannya..." lanjutnya.

"Mew, dengarkan aku. Iya, tubuhku sakit semua. Aku tidak menyangka kamu begitu kuat semalam. Ini kali pertamaku melakukannya bersama pria. Tapi, jangan bilang maaf padaku. Karena aku sangat menikmatinya, Mew. Aku harap kamu juga begitu..." ujarku yang membuatnya terdiam.

"Gulf, semalam adalah hal terbaik yang pernah terjadi di hidupku sekarang. Semua karena itu kamu, Gulf."

Mew memelukku. Aku bergeming. Mencoba untuk merasakan pelukan hangatnya dibandingkan aku harus memikirkan siapa Type.

"Apa kamu lapar?" Tanya Mew tanpa melepaskan pelukannya. Aku menganggukan kepala.

"Ayo, aku akan mengajakmu makan di restoran favoritku!" Ajaknya penuh antusias.

"Mew... sepertinya aku tidak akan bisa berjalan dengan benar hari ini. Bisakah kita tinggal di rumah saja?" Balasku lalu merasakan ada sengatan hangat menyeruak di pipiku.

Mew tersenyum lebar. Seolah ia bangga dengan apa yang terjadi padaku saat ini. Seolah ia merasa berhasil membuatku seperti ini.

"Anything you want, babe..." ucapnya kemudian mengecup keningku.

...

Haloooo!! Author Cha balik lagi. Gimana chapter ini?? Kentang ya? Nggak penting ya? Atau ada yang kaget kok tiba-tiba muncul karakter baru? Nih, author Cha jelasin dikit ya, hehehe...

Kalau kalian ada yang menganggap chapter ini kurang penting. Gapapa... author Cha mengerti. Tapi author menulis chapter ini mau menunjukkan bahwa di antara pasangan having small talk setelah melakukan hubungan intim, seperti bertanya dan saling sharing merupakan cara menjaga hubungan tetap sehat. Itu juga membuat kita saling mengerti apa yang dipikirkan dan dirasakan pasangan. Mungkin kesannya aneh dan kenapa sih? Emang harus dan perlu ada komunikasi after having sex? Perlu banget dan sangat dianjurkan. Lagi, itu untuk bisa saling mengerti. Karena nggak semua orang punya experience yang sama dengan kita. So, semoga membantu atau silakan koreksi kalau author Cha sotoy. Author cuma sharing personal thought aja, hehe...

Lalu kok tiba-tiba ada karakter baru, yaitu Type? Well, seperti yang tadi author spoilerin di Twitter, AU ini akan makin seru dan complicated. Alur AU ini memang lambat, sengaja, karena dari awal author udah bilang mau lebih menunjukkan character development dan konflik yang unexpected. Dengan adanya karakter baru, dua karakter utama akan lebih bisa berkembang.

Semoga membantu menjelaskan ya... malam ini akan update 2 chapter. Jadi, stay tuned!😊😊😊

Jangan lupa komen, follow, dan vote AU ini, ya! Tunggu kelanjutannya ya gaess...

Wuv you all💙🤟

ENCOUNTER 1 (Editing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang