Rena melenguh pelan dalam tidurnya, mengerjapkan matanya sejenak. Rena mengeryitkan dahinya ketika merasa ada beban dipinggangnya, ia melirik bawahnya yang ternyata ada sebuah tangan memeluk dirinya. Ah pantas saja terasa berat.
Ia menoleh sebentar kearah belakang, tanpa sadar Rena terpaku pada wajah polos Rexy yang tengah tertidur pulas, tanpa terganggu sedikit pun. Tanpa sadar Rena menjauhkan dirinya, ia merasakan perih punggungnya dan bagian bawahnya terutama kaki.
Mendudukan badannya dengan perlahan agar tidak terasa sesak. Menyingkirkan tangan Rexy yang masih memeluk dirinya. Sesekali meringis pelan, ketika kaki Rexy tidak sengaja menyentuh kakinya.
Ia memperhatikan wajah tenang Rexy saat tertidur. Rasanya tenang dan damai jika tertidur, tapi berbeda jika dia terbangun, tatapannya tajam, Aura dinginnya muncul. Rena terkekeh sambil mengelus kaku pipi Rexy.
Tampan, tapi sayang sifatnya tak setampan wajahnya.
"Andai saja kamu baik, ramah. Mungkin aku sudah jatuh Cinta saat pertama kali kita bertemu. "Bisiknya pelan.
"Tapi sayang sekali, wajah dan sifat mu bertolak belakang, Alan." Rena terkekeh menerawang ingatannya dulu.
Ia menghela napas berat. "Seandainya sifat psychopath kamu nggak muncul, mungkin aku memilih bertahan dengan mu. Dan tidak akan membangkang lagi. "Kekeh Rena sambil menoel hidung Rexy pelan
Rexy perlahan membuka matanya ketika merasakan sentuhan diwajahnya, ternyata gadis kecilnya ini tengah menatap dirinya.
"Puas memandang ku, hm?"ucap Rexy serak basah.
Rena menggigit bibir nya pelan, lalu memalingkan wajahnya kearah lain.
"Ingin menyentuh wajahku lagi, hm? "
Rena terdiam. Apakah Rexy mendengar merasakan sentuhan pada garis wajahnya. Spontan ia menutup matanya, jujur ia malu sekali jika Rexy bisa merasakan sentuhannya, dan apakah Rexy mendengar ucapannya tadi? Semoga saja tidak.
"Oh t-tadi ada nyamuk. "
"Benarkah? "Rexy menaik-turunkan alisnya.
Rena mengangguk cepat.
Diam-diam Rexy terkekeh sinis. Gadis itu berbohong karna hampir saja tertangkap basah. Dasar nakal!
"Hm. "Gumamnya dengan menarik sedikit pinggang Rena dan menyembunyikan wajah nya disana, sesekali mendusel-dusel sehingga Rena merasa geli.
"Ish Alan... Geli!"
"Em, Alan boleh jalan-jalan nggak?" tanya Rena ragu.
Posisi Rexy tidak berubah, ia kembali mendusel-dusel lalu menjawab. "Kemana?"
"Bioskop yuk, aku udah lama nggak kesana!"
"Nanti. "
Rena berdecak lalu mendorong sedikit kepala Rexy. "Ish! Sekarang aja! "
Rexy menarik napasnya berat. Rasanya ia malas untuk bangun, lebih baik berduaan saja bersama Rena. "Ck. Aku mandi dulu. "
Baru saja ingin bangun dari ranjang, tetapi Rena malah mendorong tubuh Rexy tanpa rasa kasihan sehingga Rexy kembali berbaring diatas ranjang.
"Aku duluan, laki-laki harus ngalah!" Pekik nya lalu berlari kekamar mandi
Rexy terkekeh, matanya terpejam sebentar ternyata karna masih mengantuk. Tubuhnya sangat malas untuk bangun tetapi ia harus menuruti permintaan gadis kecilnya dulu.
Beberapa detik ia memejamkan matanya, tiba-tiba suara ponselnya berdering. Rexy berdecak kesal, tangannya meraba-raba nakas lalu ia mengambil ponselnya dan melihat siapa yang menelponnya pagi-pagi begini.
Gavin is calling...
"Hm?"
"Masih ngantuk lo Rex? Begandang sampe jam berapa sih? Udah pagi juga masih ngantuk aja. "
"To the point. "
"Dia kembali Rex. "
"Siapa?"
"Alex, astaga! "
Degh!
Seketika tubuh Rexy menegang lalu ia berubah posisinya menjadi duduk tegak.
"Lo tahu dari mana?"
"Kemaren pas gua pulang dari basecamp, dia nyamperin gua sambil ngasih kertas gitu ke gue. Awalnya gue nggak tau siapa dia, karna dia nutupin mukanya. Eh pas gua tarik maskernya, ternyata emang dia. "
"Kertasnya lo simpen?"
"Iyelah, itukan amanat, Bro. "
"Jadi kapan lo mau ke basecamp?"
"Sekarang. "
Hening.
"Dia ngasih apa aja sama lo Vin?"
"Itu doang. "
"Abis ini gua kesana, lo kebasecamp langsung Vin, jangan ngaret!"
"Iye iye. Lo kira gua Reza."
"Alan! Mandi sana. Aku udah selesai. "Teriak Rena yang baru saja keluar dari kamar mandi menggunakan pakaiaan yang sudah disiapkan.
"Anjir! Itu suara cewe?! Wah-wah lo lagi ngap—
Tutt.
"Abis ngapain?" Ucap Rena yang tengah menggosok-gosok rambutnya yang basah.
"Ren, kayaknya kita nggak jadi ke bioskopnya. Lain kali aja. "
Seketika bahu Rena melemas dengan mengerucutkan bibir nya. "Emangnya kenapa?"
"Aku ada urusan, sorry."
"It's okey, no problem. "
"Makasih. "
"Udah sana mandi, nanti telat lagi. "
Rexy mengecup pipi Rena sekilas. "Babay cantik"
"Ish Alan kamu belum mandi. " Pekik Rena sambil mengelap pipi nya yang sedikit basah karna kecupan.
"Morning kiss, sayang. "
Rexy langsung berlari kekamar mandi dengan gelakan tawa senang karna bisa menjahili Rena, setidaknya itu membuat Rena senang dan tidak cemberut lagi karna ia tidak menuruti keinginannya.
"Belum mandi udah main morning kiss morning kiss-an! Alan jorok!"
"Aku selalu wangi, sayang! "
◆◆◆
sorry bnyk typo nya. 🙈
Voment ya, xixixi !
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is Psychopath [END]
Mystery / Thriller[DILARANG PLAGIAT!!!] [Warning!! Mengandung unsur kekerasan dan kata-kata kasar] Kisah seorang gadis yang terjebak dengan seorang psychopath, bahkan diri nya diklaim sebagai pacar nya, miliknya dan selamanya akan menjadi miliknya. Possessive bukan...